PART 46 : Pesta Juna

130 8 0
                                    

Yeay, fast update kan? Happy reading!

"Arshall, aku berangkat lima menitan lagi, kamu siap-siap ya," ucap Radit.

"Iya, iya," jawab Arshalla lantas mematikan sambungan teleponnya. "Bun, ini masih lama nggak?" tanya Arshalla sambil mengipasi wajahnya yang baru diberikan foundation.

"Udah, tinggal pake bedak abis itu pake lip ice," jawab Nina sambil mulai membedaki wajah Arshalla. Kemudian mengoleskan lip ice pada bibir putrinya itu agar tidak kering.

"Udah selesai," sahut Nina sambil tersenyum menatap pantulan bayangan Arshalla di cermin. Riasan yang tipis hasil karya tangannya sangat cocok di wajah Arshalla.

"Ribet banget ya Bun," ungkap Arshalla kemudian mengerucutkan bibirnya.

Nina terkekeh. "Nggak pa-pa sekali-kali. Sekarang tinggal pake kerudungnya, bisa sendiri kan?" tanya Nina yang langsung membuat Arshalla mengangguk.

Tangan Arshalla sibuk memasangkan kerudung berwarna silver tua itu. Tidak butuh waktu lama, kerudung tersebut sudah terpasang manis di kepala Arshalla.

Nina tersenyum. "Eh janji dulu sama Bunda," pinta Nina yang menyita perhatian Arshalla.

Mata Arshalla menatap Nina fokus. "Janji apa?"

Sebuah senyuman tersungging di bibir Nina. "Di pesta nanti, jangan cemberut ya? Kamu tahu apa yang seharusnya dilakukan?"

Arshalla mengangguk. "Senyum," ucapnya seraya menyunggingkan senyum.

Tangan Nina bergerak untuk mengusap kepala sang putri. "Anak Bunda," gumamnya pelan namun masih dapat didengar oleh Arshalla.

Suara Reno yang mengatakan bahwa Radit sudah tiba memecah keheningan yang sempat tercipta. Dengan segera Arshalla menyampirkan sling bag hitam di pundaknya. Kemudian menenteng sepasang sepatu hitam di tangan kirinya. Setelah itu, ia mengajak Nina untuk turun ke lantai bawah.

Di ruang tamu, sudah ada Radit dan Reno sedang berbincang, sesekali mereka tertawa. Namun pembicaraan mereka terhenti ketika Arshalla dan Nina menghampiri mereka. Radit terdiam memperhatikan Arshalla, sudut bibirnya terangkat.

Merasa diperhatikan Arshalla jadi risi sendiri. "Ada yang salah ya?" Arshalla memindai setiap inchi dalam dirinya yang masih terjangkau penglihatannya. "Apa harus ganti baju? Aku nggak salah kostum kan, Dit?" tanya Arshalla.

Radit tersadar. "Hah? Enggak kok, kamu cantik," Radit tersenyum. "Eh." Kemudian membekap mulutnya sendiri membuat Nina dan Reno tertawa. "Maksudnya, nggak usah ganti kostum lagi." Radit menyengir.

Arshalla tidak menyadari kalimat Radit sebelumnya, jadi ia berkata, "Oh ya udah, kita berangkat sekarang aja," Arshalla melirik jam tangan yang melingkar di lengan kirinya. "Lima menit lagi setengah delapan," peringatnya.

Radit mengangguk. "Ya udah, Om, Tante, kami berangkat dulu ya," pamitnya. Radit beranjak dari duduknya kemudian menyalimi tangan Reno dan Nina.

Disusul dengan Arshalla yang melakukan hal serupa. "Aku berangkat ya. Dadah! Assalamu'alaikum," sahutnya.

"Wa'alaikumsalam, hati-hati ya, jangan lupa," Nina melebarkan bibirnya dengan kedua jari telunjuknya.

Arshalla terkekeh, kemudian mengangkat kedua jempolnya. Bundanya ini ada-ada saja, pikir Arshalla. Selanjutnya, ia melangkahkan kaki ke luar rumah untuk menuju mobil Radit. Malam ini Radit menyetir sendiri mobilnya. Jadi Arshalla duduk di sebelah jok kemudi. Sesaat kemudian mobil yang mereka tumpangi melaju perlahan membelah jalanan kota Bandung.

Senyumin Aja! [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang