PART 43 : Seseorang

139 8 0
                                    

Assalamu'alaikum, part ini belum aku baca ulang. Habis ngetik, terus update. So, maaf kalau ada typo ya!!! Happy reading!

"Nggak mau tahu Arshall, pokoknya kamu harus cover bareng aku juga!" Radit berjalan dengan tergesa untuk menyamai langkahnya dengan Arshalla.

Arshalla terus melangkah tanpa menggubris perkataan Radit. Saat tadi Arshalla memutuskan untuk pulang, begitu ia keluar dari kelasnya ia langsung disambut oleh Radit yang sudah berdiri di depan pintu kelasnya. Arshalla tidak habis pikir, setelah dari semalam Radit terus saja mengirimi Arshalla pesan yang berisikan protesnya karena tidak diajak untuk meng-cover lagu bareng Niken, Radit masih belum menyerah juga untuk mengajak Arshalla membicarakan hal ini.

Padahal kata Niken, sebelumnya ia juga sudah mengajak Radit, namun ditolak mentah-mentah dengan alasan sedang tidak mood. Hal inilah yang membuat Arshalla malas meladeni aksi protes Radit. Sudah diajak, tetapi dia malah protes tidak terima bahwa dirinya tidak diajak padahal jelas-jelas dia yang menolak.

"Arshall, aku marah, nih!" ancam Radit.

Ancaman Radit ini ampuh membuat Arshalla menghentikan langkahnya lantas dengan ogah-ogahan ia berbalik menghadap Radit.

Terdengar suara dengusan kesal dari Arshalla. "Radit, kamu nggak perlu marah-marah. Jelas-jelas ini kesalahan kamu sendiri-"

"Aku salah apa?" Radit bertanya dengan wajah tanpa dosanya.

Kedua bola mata Arshalla memutar dengan bosan. "Kamu yang nolak ajakan Niken, kan?" Radit mengangguk ragu. "Nah itu udah tahu, sekarang kamu mau marah karena nggak diajak? Mau marah sama siapa?" tanya Arshalla yang membuat Radit bungkam sejenak.

Melihat kebungkaman cowok dihadapannya ini membuat Arshalla tersenyum samar. Jarang-jarang Radit mengalah saat berdebat dengannya.

Tetapi ternyata dugaan Arshalla salah besar! Radit terdiam bukan karena ia mengalah debat dengan Arshalla, bukan Radit namanya kalau menyerah begitu saja. Radit terdiam karena ia sedang berpikir.

"Tapi kan Niken nggak bilang kalau mau cover bareng kamu!" sanggah Radit.

Kedua alis Arshalla terangkat. "Apa pengaruhnya?"

"Ya kan..." Radit mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia bingung harus menjawab apa lagi. "Kalau tahu ada kamu, aku ikut pasti," lanjutnya dengan raut wajah kecewa.

Arshalla terkekeh. "Ada-ada aja. Ya udah deh, aku minta maaf karena nggak ngajak kamu, ya?" Arshalla tersenyum. "Jangan marah," cicit Arshalla.

"Hm," gumam Radit.

Arshalla salah tangkap dengan gumaman Radit sehingga ia berkata, "Ya udah, aku pulang ya," pamit Arshalla.

Radit yang sejak beberapa detik tadi menunduk pun mendongakkan kepalanya mendengar Arshalla yang akan pulang. "Jangan," cegahnya.

Kernyitan di dahi Arshalla tampak menghiasi wajahnya. Seolah menyiratkan tanda tanya besar yang sedang ada dipikirannya saat ini.

Radit paham akan ekspresi itu. "Kamu harus cover juga bareng aku, nggak mau tahu! Pokoknya harus!" Arshalla membelalakkan matanya, Radit masih belum menyerah juga rupanya. "Permintaan aku yang ini jangan ditolak," peringat Radit.

Arshalla diam, tidak habis pikir dengan kelakuan Radit.

"Ayo Arshall, itu mobil aku udah kepanasan diparkiran, kamu nggak kasihan?"

Mendengar pertanyaan Radit yang menurut Arshalla konyol itu membuatnya terkekeh geli apalagi saat melihat ekspresi wajah Radit yang benar-benar khawatir dengan keadaan mobilnya itu.

Senyumin Aja! [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang