dua delapan

22.7K 1.7K 21
                                    

Setelah mengatakan perkataan yang membuat Shyok dan panik kepada Daniel serta pak Erick lantas Dokter kembali masuk ke Ruangan Rawat Joe, guna untuk terus memantau jantung Joe yang semakin melemah tersebut.

" Bagaimana ini " cemas Erick sambil terus mondar mandir memikirkan cara apa agar Joe bisa selamat.

Dan jujur meskipun Joe kerap kali bertentangan dengan nya, tapi Joe adalah pewaris tunggal atas semua harta orang tuanya, dan ini banyak sekali, dan jika Joe meninggal, mau di wariskan ke siapa semua ini, tidak mungkin sekali ia berikan kepada orang lain yang bukan siapa-siapa dari keluarga mereka.

Begitupun Daniel, ia sekarang pun menjadi kepikiran, ya meskipun ia juga telah menyuruh suruhan mereka untuk mencari jantung tapi ia pun masih khawatir, 5 jam bukanlah waktu yang lama untuk sekarang.

Aisyah, Aisyah tidak dapat dihubungi, kemana gadis itu disaat Joe seperti ini, Dan ini pun membuat Daniel menjadi bertambah resah.

Paman Erick menghela nafasnya, ia menatap Daniel " Bagaimana jika saya saja yang mendonorkan jantung saya untuk Joe " cetusnya dan itu membuat Daniel terkejut.

" Tapi pak... "

" Saya sudah tua, dan sudah waktunya saya pergi, lagian saya pun tidak bisa melihat Joe dalam kondisi yang seperti ini " ungkapnya yang memang terlihat sedih.

Dan ketika Daniel mau menyampaikan ucapanya lagi, tiba-tiba Dokter kembali keluar dengan wajah yang semakin cemas.

" Bagaimana ini, jantungnya semakin melemah, dan waktu lima jam tidak cukup lagi untuk menunggu, kita hanya butuh waktu 2 jam dari sekarang " ungkap Dokter itu lagi yang menambah suasana semakin menegang disini.

Paman Erick mendekat, ia mencengkram kerah baju Dokter itu " Anda tidak bercanda kan, kenapa waktunya semakin menyempit " cemasnya.

" Karena memang itu kenyataannya pak " jawab sang Dokter

" Yasudah, ambil jantung saya "

" Permisi Dokter " ucap seseorang yang meleburkan suasana dan memusatkan perhatian nya kepada orang itu.

Paman Erick melepaskan cengkramanya, itu adalah salah satu perawat dirumah sakit ini.

" Kenapa " tanyanya tegas.

" Ada kabar baik pak, lima menit yang lalu ada pemuda berumur 29 tahun kecelakaan parah, dan sekarang dia telah meninggal, Jantungnya bisa kita Ambil pak " ujarnya dengan nada Cepat.

Dan seketika semua orang yang ada disana lantas senang atas mendengar kabar ini, dengan Artian Joe masih bisa diselamatkan.

" Tapi masalahnya disini apakah jantung itu cocok untuk Joe " Keadaan semakin menegang ketika Dokter kembali berucap.

" LAKUKAN SAJA " bentak pak Erick yang telah habis kesabaranya " Ambil jantungnya, Saya akan bayar keluarga mereka, katakan itu " tegasnya.

Perawat itu menunduk cepat dan lantas segera pergi.

30 menit berlalu.......

" Kemana Bajingan itu, Arghhhh lama sekali " ujar Paman Erick yang terdengar begitu sangat marah.

" Sabar pak, semua butuh proses dan ada prosedurnya juga " ujar Daniel menenangkan.

Derap lari yang ramai dari sisi samping kiri mereka lantas membuat mereka segera menoleh, dan itu adalah segenap tim Operasi medis yang salah satunya tengah membawa satu Box silver di tangan mereka dan biasanya itu berisi organ dalam manusia.

Tanpa kata apa-apa tim Medis itu langsung berlari melewati Daniel dan paman Erick yang kemudian langsung masuk ke Ruang Operasi dimana Joe berada.

Tak perlu waktu lama akhirnya lampu papan yang ada di atas pintu ruangan itu menyala yang menandakan kalau mereka tengah melakukan tugasnya.

Assalamualaikum Aisyah ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang