Tiga Sembilan

19.9K 1.3K 66
                                    

" Gampang, mau saya cuma satu " ujar Diego dengan tampang Misterius.

" Apa "

" Cuma tanda tangan aja "

" Tandatangan apa " ujar Joe dengan suara nada yang meninggi, dikarenakan ia paling tidak suka bertele-tele.

Diego tertawa jahat sebelum akhirnya ia kembali serius " Tanda tangan surat pengalihan Nama SEMUA perusahaan kamu yang ada Disini " Cetusnya.

Joe mengerenyit kaget, tatapan nya kembali menjadi tatapan emosi, bagaimana bisa lelaki itu meminta hal yang begitu besar dari dirinya. " Jangan Gila, saya tidak akan memberikan itu " Tolak Joe.

" Ohhh, Ok. Kalau gitu kamu lebih memilih Istri tercinta kamu itu " Diego menggantungkan ucapanya, ia membentuk suatu gerakan dilehernya " MATI " lanjutnya mengancam.

" Sial " geram Joe emosi yang kemudian langsung maju dan mencengkram kerah baju Diego.

" Big Boss, kau harus memilih sekarang " ujar Diego santai.

Joe terdiam, benar-benar pilihan yang sulit untuknya, ia mendapatkan semua hartanya tidaklah mudah dan juga butuh waktu yang lama, terutama lagi perusahaan Papa nya, ini benar-benar pilihan yang sulit, Antara Aisyah atau mengorbankan semua harta miliknya.

Daniel mendekat kearah , Joe, ia membisikan sesuatu " Joe, ini pilihan memang sulit, tapi kamu harus memilih. Dan ingat, harta bisa dicari , tapi nyawa tidak bisa kembali. Dan ingat juga, Allah akan memberikan jalan atas semua masalah yang tengah hambanya hadapi, jadi kamu tenang aja saya akan membantu kamu disini "

Benar, ucapan Daniel memanglah benar, ia tidak boleh egois dalam situasi yang seperti ini. Joe menarik nafasnya dalam, melepaskan cengkraman nya " Astagfirullah, Ya Allah maafkan hamba " sesal lelaki itu begitu mengingat keegoisan nya tadi.

Joe menatap " Ok " cetusnya yang terdengar amat berat sekali.

***

Joe membuka pintu ruang rawat Aisyah dengan sangat perlahan sekali, dan perasaannya hancur ketika melihat kondisi Aisyah yang seperti itu, ia merasa menjadi pria yang paling Jahat dan Buruk di Bumi ini, ia tidak bisa menjaga Aisyah, membahagiakan Aisyah seperti apa janjinya, dan ini membawa sebuah penyesalan yang teramat besar untuknya.

Joe duduk dikursi sebelah ranjang Aisyah, lelaki itu menatap tak tega dan prihatin, dan jujur, jika posisinya bisa digantikan, lebih baik dirinya saja yang berada disitu, tergeletak lemas dengan menahan sebuah rasa sakit di tubuhnya.

Joe meraih tangan Istrinya itu, menggenggam nya, menempelkan punggung tangannya ke pipinya " Cepat sembuh ya, jangan sakit seperti ini " Joe berucap sedih, hatinya terasa teriris, ia mengusap lembut kepalanya Aisyah " Aku sayang banget sama kamu syah, kamu udah janji kan enggak akan ninggalin aku. Jadi Please buka mata kamu sekarang, Syah " dan tanpa sadar lelaki itu telah berlinang air mata.

" Aku Benar-benar lemah disaat situasi yang seperti ini, aku sekarang tidak bisa apa-apa layaknya Joe yang berkuasa seperti dulu, aku sekarang hanya lelaki lemah, yang tidak memiliki harta, aku Bangkrut, dan aku tidak bisa bahagia'in kamu lagi syah " Joe menghela nafasnya.

" Jadi, jika suatu saat nanti kamu lelah hidup bersama ku, kamu boleh kapan pun itu meninggalkan aku syah, dan memang lebih baik seperti itu " Joe tersenyum miris, ia mencium punggung tangan Aisyah lama sekali, dan disana Juga ia menumpahkan Air matanya.

Joe melepaskan tangan Aisyah, meletakannya ditempatnya tadi, lelaki itu mengusap air matanya, memberikan sebuah senyuman manis kepada Istrinya itu.

" Oh iya syah, aku sekarang udah bisa ngaji, ya meskipun terbata-bata setidaknya aku bisa. dan kamu tau, Daniel yang bawel itu yang ngajarin aku ngaji " Joe terkekeh pelan, ia mengusap kepala Aisyah " dan sekarang kamu dengerin ya, aku akan ngaji surah Ar-Rahman, ayat Al-Qur'an yang jadi Favorit aku " Joe tersenyum, ia mengambil Al-Qur'an pemberian Aisyah untuknya waktu mereka pertama kali berteman.

Assalamualaikum Aisyah ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang