doublefour.

24.2K 1.5K 21
                                    

Joe menghela nafas sedih, ia mengambil ponselnya yang tak lagi berbentuk itu, dan sekarang karena ula nya sendiri ia tidak bisa menelepon sorum mobil untuk menyewa nya, bahkan menyuruh orang pun ia tidak bisa, sehingga ia sekarang harus berjuang sendirian menujuh apartemen nya yang berjarak sekitar 10 kilo meter dari sini.

Joe memejamkan matanya, mencoba untuk menguatkan dirinya akan cobaan ini, dan sepertinya hari ini adalah hari tersial yang ia jalani.

Dan dengan berat hati lelaki itu pun lantas mulai melangkahkan kakinya.

Joe terus berjalan, mendongak keatas melihat bintang-bintang yang menerangi langkahnya.

" Syahhh, kamu dimana sihh. Maafin aku ya, aku belum bisa menjadi suami yang baik buat kamu, yang bisa menjaga dan melindungi kamu " joe menghela nafas sedih, ia menundukan kepalanya, dan sialnya karena ia yang tak Fokus berjalan lelaki itu lantas tersangkut kakinya sendiri yang membuatnya hampir saja terjatuh jika ia tak bisa menyeimbangkan dirinya.

Joe menatap kesal dengan debar jantung yang memompa cepat, ia mengusap wajahnya Frustasi " Ya Allah, Ya Allah, apalagi sih ini. Ck " Joe berkecak pinggang, matanya terarah kedepan dan siapa sangkah ternyata lelaki itu sudah berada tepat di sebrang jalan dimana didepan nya ada kliniknya Aisyah.

Joe memperhatikan kelinik itu lekat-lekat, hingga ia merasakan kakinya dengan sendirinya berjalan melintasi jalanan seperti ada yang menuntunnya disana.

Joe semakin mendekat kearah pintu, dan seketika matanya melebar begitu ia menyadari kalau pintu itu tak terkunci dengan hanya menyisakan sedikit cela disana. Joe menatap bingung, keliniknya terlihat sepi, lampunya juga mati, tapi kenapa ini pintu malah terbuka.

Karena rasa penasaran yang begitu akut, lelaki itu pun lantas masuk kedalam, mencari tombol lampu yang ada di belakang pintu hingga lampu itu hidup dan langsung saja ia melihat suatu pemandangan yang mengejutkan dirinya.

Joe menghela nafas sebal, ia berkecak pinggang dengan mata yang menatap tajam kearah seseorang yang tengah melipatkan kedua tangannya diatas meja dan menenggelamkan kepalanya disana.

Ya, dia adalah Aisyah, perempuan yang tengah tertidur dengan sangat pulas nya tanpa terusik dengan kehadiran Joe.

Dan jujur, Joe kesal melihat ini, ia mencari Aisyah kemana saja, menghubungi semua temannya, tapi orang yang dicari malah disini, tidur dengan lampu yang mati dan yang lebih mengesalkan nya lagi pintu tidak terkunci, dan bagaiman jika yang masuk tadi bukan Joe, melainkan orang yang ingin berniat jahat dengan Aisyah, ahh, benar-benar ceroboh.

Joe mendekatinya, duduk dikursi yang berada didepannya, dan lelaki itu lebih memilih diam dari pada membangunkan Aisyah.

Joe menatapnya dengan rasa bersalah, ia sadar ia sudah keterlaluan kepada nya, dan sekarang ia harus meminta maaf kepada Wanita ini.

Joe memberanikan dirinya untuk memegang tangan Aisyah, tapi ketika sudah bersentuhan, Aisyah langsung bereaksi, wanita itu mengangkat kepalanya, menampilkan wajah keterkejutan nya atas apa yang ia lihat dihadapan nya.

" Joe " Aisyah memegang ban kursi Rodanya, dan menariknya kebelakang, menjaga jarak dengan lelaki itu. Aisyah heran, bagaimana Joe bisa ada disini dan bagaimana juga ia bisa masuk, atau jangan-jangan ini halusinasi nya saja akibat dirinya yang selalu memikirkan lelaki ini, tapi sepertinya ini tidak mungkin.

" Syah, kamu kenapa ? " panik Joe.

Aisyah menggeleng, ia menunduk menjauhkan pandangannya dari lelaki ini " saya tidak apa-apa. Kamu ngapain kesini " gumamnya dan hampir tidak terdengar.

Lagi-lagi kata saya yang Joe dengar dari bibir itu, dan jujur Joe tidak menyukainya, ia merasa sakit jika setiap kali mendengar Aisyah berkata saya, tapi ia juga sadar jika semua itu karenanya.

" Aku kesini karena aku mau minta maaf.. "

" Buat apa " Aisyah memotong cepat, matanya menatap manik mata Joe, dan terlihat sekali jika mata wanita itu telah berkaca-kaca " Kamu sekarang butuh saya ? Iya ? Makanya kamu kesini kan ? " Aisyah menggeleng kecewa " Kamu jahat banget, Joe "

" enggak, enggak gitu syah. Please dengerin aku dulu ya " bujuk Joe dengan perasaan yang mulai cemas dan panik, ia mencoba untuk meraih tangan Istrinya itu, tapi sayangnya Aisyah menyingkir dan tidak mau.

" Terus apa ? Apa Joe, jangan buat saya bingung " ujar Aisyah tampak frustasi.

Joe mendesah sesal, ia menatapnya dalam " Syah, sekarang aku udah bebas, perusahaan aku juga udah balik lagi. Dan sekarang aku menyesal atas apa yang aku katakan sama kamu, tapi jujur syah, itu bohong, itu bukan dari hati aku. Aku cuma enggak mau melibatkan kamu aja, enggak mau lihat kamu susah karena aku. Aku nyuruh kamu ke Indonesia itu bukan karena tanpa sebab, tapi itu karena aku ingin ngelindungi kamu, tapi kamu enggak mau denger, kamu masih mau stay nemenin aku "

" Jadi aku bingung harus berbuat apa waktu itu, sedangkan posisi aku dalam keadaan bahaya termasuk kamu " Joe mengehela nafasnya " aku cuma tidak mau kamu kenapa-napa lagi syah, aku Sayang sama kamu bukan karena aku butuh, tapi aku sayang kamu karena Allah, seperti apa yang kamu katakan sama aku " Joe menatap " Kamu Cinta aku karena Allah juga kan ?? " ujarnya sambil terus menunggu jawaban.

Aisyah menatap, ia tertegun mendengar semua yang Joe katakan, dan seperti yang ia duga sebelumnya, jika lelaki itu tidak serius dalam ucapannya, lelaki itu hanya tidak ingin ia terlibat lagi dalam masalahnya, tapi meskipun begitu seharusnya Joe tidak perlu berkata apa yang membuatnya sakit hati, ya meskipun ia tau kalau dirinya keras kepala.

Dan sekarang Aisyah tidak tau mau berkata apa, ia bingung mau merespon apa, yang bisa ia lakukan hanya diam sekarang.

" Syahh " Joe berdiri dari duduknya, ia berpindah mendekati istrinya itu. Joe berlutut disana, menghadapkan kursi roda Aisyah kearah nya, Joe meraih tangannya Aisyah, menatapnya dalam perasaan nya.

" Syah, maafin aku ya, aku janji ini yang terakhir kalinya. Aku tulus syah sama kamu, dan aku mau pernikahan ini berakhir untuk selamanya " ucap Joe memohon lalu ia mengangkat tangannya, menunjukan jari kelingking nya kepada Aisyah " Kita baikan ya, demi anak kita juga " cetusnya yang seketika membuat Aisyah langsung menatap kearah nya.

Aisyah terkaget mendengar itu, bagaimana Joe bisa tau jika ia lagi hamil " Kamu tau kalau aku Hamil ? " Joe langsung mengangguk sebagai jawabannya.

" Iya, Daniel yang ngasih tau. Dan yang aku heran kenapa kamu enggak ngasih tau aku, Kenapa ? " Joe menatap, menunggu jawaban.

" aku mau bilang waktu itu " Aisyah menunduk sedih " tapi kamunya malah bilang kayak gitu, jadi mending aku simpan sendiri aja " ungkapnya.

Joe menghela nafasnya, ia tersenyum yang seketika tangan itu langsung memegang perut Aisyah, dan tentu saja sentuhan itu membuat Aisyah kaget.

" Yaudah lupain aja, yang penting sekarang aku sudah tau, kalau didalam sini " Joe mengusapnya " Ada dedek Bayi nya " lelaki itu berucap bahagia, dan itu tentu saja membuat Aisyah tersenyum melihatnya.

" Ehh, tunggu dulu " stop Aisyah, dan Joe menoleh, Aisyah menyingkirkan tangan Joe dari perutnya " pegang-pegang, emang kamu udah aku maafin ? " ketusnya.

Joe mengangguk PD " udah kok, bahkan dedek bayi nya juga ngomong, gini katanya " Joe bersikap layaknya anak kecil " Mama maafin papa dong, please ya maaa, kasihan tu papa " Joe menangkupkan tangannya, mengedipkan matanya beberapa kali.

" Ihhh " Aisyah terkekeh geli, dan itu benar-benar aneh untuk dilihat, dan sepertinya wanita itu juga telah kembali normal.

" Ya udah aku maafin, tapi janji ya jangan ngulangin lagi " Aisyah menampilkan jari kelingking nya.

Joe menatap jari itu dengan perasaan lega nya dan akhirnya kata itu pun keluar dari bibir Aisyah, dan ini sangatlah membuatnya bahagia.

Joe tersenyum, ia mengaitkan jarinya itu ke jari Aisyah " I'm Promise " ucapnya lalu beralih menggenggam tangan itu " Sekarang, izinin aku untuk mengulang semuanya ya, kita buka lembaran baru. Disini aku akan memperbaiki semuanya, aku akan jadi suami yang baik untuk kamu dan aku juga akan membayar seseorang untuk " Joe beralih memegang kedua lutut Aisyah " Membantu kamu agar kamu bisa berjalan lagi " lanjutnya.

Aisyah tersenyum haru, ia menganggukan kepalanya " Iya "

***

Ok, see you, dan terimakasih.

Assalamualaikum..

Assalamualaikum Aisyah ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang