Dua sembilan

23.6K 1.8K 36
                                    

Dengan wajah paniknya Daniel masuk kedalam ruang Oprasi dan tentunya ia telah mengenakan baju khusus.

Ia melihat Joe yang tengah terbaring lemas dengan wajah yang memucat dengan bagian badan yang terbuka sehingga dapat terlihatlah sudah bekas jahitan operasi disana.

Tak dapat dibendung, air mata lelaki itu seketika terjatuh, ia mendekat kearah Bos sekaligus sahabatnya ini, memegang tangan lelaki itu yang mulai terasa dingin.

" Ya Allah, Masih banyak janji yang harus dia tepati di Dunia ini, bahkan dia pun belum mengucapkan dua kalimat Syahadat yang telah ia niatkan dalam hatinya " Daniel menarik nafasnya ia mendekat kearah telinganya Joe lalu kemudian berbisik dengan mata yang terpejam.

" Asyhadu an laa ilaaha illallāh
wa asyhadu anna Muhammad Rasuulullāh. " ujar Daniel penuh perasaan.

Tittttt, Tittttt, Titttttt.

Suara yang menggema dari alat pendeteksian Jantung tiba-tiba menggema di ruangan Operasi.

Daniel terkejut, ia membuka matanya yang kemudian matanya langsung tertuju kearah alat pendeteksian Jantung yang berada tepat disebelah sisi kiri dimana Joe terbaring.

Alat itu berbunyi, berbunyi dengan jelas yang menandakan bahwa ada sebuah jantung yang berdetak. Dan itu adalah jantungnya Joe.

Daniel tersenyum tak menyangkah " Terimakasih ya Allah " karena tak mau meninggalkan kesempatan, Daniel lantas segera pergi keluar.

Daniel langsung menarik lengan Dokter yang mengoperasi Joe tadi " Dokter, jantungnya berdetak " ujar lelaki itu antusias dan tentunya itu membuat Paman Erick beserta Dokter dengan terburu-burunya masuk keruangan Operasi untuk melihat keadaan Joe.

Setelah dicek keadaan Joe, dan ternyata semuanya kembali berfungsi dengan Normal, Dokter yang sedari tadi menegang akhirnya ia pun bisa menghembuskan nafas lega.

Ia menatap Daniel dan paman Erick " Ini sebuah keajaiban, dan jarang sekali ini terjadi "ujar sang Dokter dan itu lantas membuat kedua orang itu tersenyum bahagia.

" Syukurlah "

***

" Maafin aku ya syah, soalnya aku diancem sih sama Sih Achmad " sesal Rania.

Aisyah mengangguk pelan " Iya, enggak apa-apa, lagian udah terjadi juga kan " sela nya.

Ya meskipun Aisyah bilang enggak apa-apa tapi Rania masih saja merasa tak enak akan semua kejadian ini, bukan nya bertambah membaik, ini malah sebaliknya. Dan apakah sanggup jika Rania mengatakan kalau Joe tengah menjalani operasi jantung, dan sepertinya ini bukanlah waktu yang tepat, dan lebih baik Aisyah tau dengan sendirinya nanti.

Tapi kalau soal masalah ini lebih baik ia beritahukan kepada seseorang yang bisa menyampaikan kepada Joe jika Aisyah dalam waktu kurang lebih enam hari lagi ia akan menikah dengan Dokter Achmad jika Joe tidak datang ke Indonesia.

" kalau gitu aku pulang dulu ya " Rania tersenyum " soalnya bentar lagi suami aku pulang " cengirnya.

Aisyah mengangguk " Iya, hati-hati ya "

" Sippp. Assalamualaikum.. "

" Wa'alaikumsallam "

***

Alis Rania menaut begitu melihat pintu Rumahnya yang terbuka sedikit, ia segera mendekatinya lalu masuk.

" Kok enggak Sms kalau udah pulang " tegur wanita itu kepada suaminya yang sekarang tengah duduk di Ruang keluarga dengan Tv yang menyala.

Riko menoleh " Ini aja baru pulang, dan baru aja mau Sms kamu " jawabnya.

" Ohhh " Rania tersenyum ia duduk disebelah suaminya itu.

Assalamualaikum Aisyah ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang