Tujuh.

30.8K 2.6K 68
                                    

Lelaki 24 tahun itu kini tengah duduk dimeja kerjanya, ia memandang Kartu Undangan pernikahan dari salah satu Pegawainya itu.

" Kenapa susah sekali " Joe meletakan undangan itu diatas meja, ia memandang sembarang arah " susah sekali mendapatkan dia " lelaki itu menghela nafas lelah " Jangankan mendapatkan, mendekatinya saja susah "

Joe membuka ponselnya, dibukanya lagi foto Aisyah yang tengah tertidur dengan wajah cantiknya " Aisyah, ketakwaan mu akan Agama, sangatlah menyusahkan ku
. Tapi aku tidak akan menyerah sampai Disini, justru kamu yang seperti itu yang menambahkan kekaguman ku, bahkan kini aku mulai mempelajari Agama mu itu, agar aku bisa lebih tau tentang Agama suci itu dan Menghargai Mu " Joe mematikan ponselnya, ia beranjak dari tempat itu dan pergi.

***

Joe lagi-lagi lebih memilih berjalan keluar dari Apartement nya untuk mencari makan ketimbang naik Mobil, tak lupa juga lelaki itu selalu membawa benda kesayangannya Aisyah yang selalu ia gandeng dan sesekali membacanya.

Dan Joe sekarang memutuskan untuk makan dirumah makan saja, ia yang sedari tadi membaca benda suci itu tak akan ia sudahi, ia membaca sambil makan, ya meskipun begitu ia biasa melakukan nya.

Tapi sepertinya tidak baik melakukan itu, lelaki itu meletakan benda suci itu diatas meja, dan lebih baik ia beralih membaca artikel saja.

Tapi begitu ia membaca Kalau seorang lelaki yang memandang lama seorang Wanita bahkan ia sampai Menghayalkannya, Maka Berdosa lah Wanita itu. Dan Joe langsung tersedak seketika, Ia segera meminum minuman nya.

Joe terdiam sejenak, ia menepuk-nepuk pelan kepala depannya sambil memejamkan matanya " jangan mikirin Aisyah, Jangan mikirin Aisyah " sugestinya pada diri sendiri, jujur setelah membaca artikel itu, Joe tidak mau sekali kalau wanita yang sedang ia Cintai itu mendapat Dosa karenanya.

***

Sepanjang perjalanan pulang, Joe tak lepas dari sugesti nya itu, hingga terjatuh lah sudah kunci Apartement nya ke tanah, yang memaksa dirinya untuk mengambil benda itu.

Ia menoleh kesamping kirinya tanpa sadar begitu ia telah mengambil kunci nya itu, Joe menyipitkan matanya begitu ia melihat suatu tulisan.

Pesantren Al-Ikhlas dan sedikit tulisan arab dibawahnya, yang Joe tak tau apa itu Artinya.

Joe yang penasaran tempat apa itu, lantas menyetopkan orang yang akan melewatinya.

" Permisi pak " ujar Joe menahan langkah orang itu.

" Ehh, iya. Kenapa "

Joe menoleh kearah yang bertuliskan Pesantren itu " Ini tempat apa ya pak " tanyanya yang membuat bapak-bapak itu menatapnya heran, heran karena lelaki ini tak tau tempat apa ini.

" Ohh itu, itu tempat yang ingin memperdalam ilmu Agama "

" Agama apa pak "

" Islam lah " ngotot bapak itu " sudah tau ada tulisan arab nya " sewotnya.

" dihh, biasa aja kali pak, saya kan enggak tau. Lihat tu uratnya sampai kelihatan " canda Joe

" ini mah urat Tua " dan Joe tertawa mendengarnya.

" hehe yaudah, makasih ya pak. Awas nyasar " ujar lelaki itu yang membuat bapak itu menggeleng takjub lalu pergi.

Setelah bapak itu pergi, Joe kembali menatap yang dibilang Pesantren ini, tempat dimana memperdalam ilmu Agama Islam.

Joe berpikir, apa Boleh dia masuk kesana, yang jelas-jelas statusnya bukan lah orang yang beragama Islam dan kalau dipikir-pikir, sebaiknya ia butuh seseorang untuk membimbing dirinya agar ia tak salah kapra.

Assalamualaikum Aisyah ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang