4. Ada Apa?

117 6 0
                                    

5.40 WIB
Gue udah mandi. Gue lagi sarapan di meja makan bareng Reyna dan mama gue.

"Kak, kata Reyna kamu sakit kemaren?" tanya mama.

"Iya. Gara gara lupa makan ma, pas istirahat," jawab gue.

"Sekarang mau sekolah?" tanya mama gue lagi.

"Iyes," jawab gue dengan yakin.

"Mau mama anter pake mobil?" tanyanya lagi.

"Reyhan mau jemput ma katanya," gue membalasnya.

"Waduhh.. Jadi Reyhan udah mau jemput jemput gitu. Emang udah pacaran sama kamu?" tanya mama gue.

Haduh capek gue melayani mak mak kepo kayak gini.

"Gak sih, ma. Yaudahlah gapapa yang penting dia mau anter. Ikhlas juga dia," timpal gue.

"Ooo"

Mama hanya senyam senyum denger jawaban gue. Setelah selesai sarapan, gue mengecek pesan Line.

Reyhan: Sha, 5 menit lagi sampe nih didepan rumah

Reysha: Okee

Gue pun bersiap membereskan barang barang gue, lalu pamit ke mama.

Setelah itu gue nunggu di sofa deket pintu rumah.

Kurang dari 5 menit, ada klakson mobil dari depan rumah gue. Gue pun segera keluar. Benar saja, itu Reyhan. Gue masuk dan duduk disebelahnya.

"Udah sehat kamu?" sapanya sambil tersenyum.

"Udah," gue balas dengan senyuman.

"Beneran sehat kan ini?" tanyanya.

"Iyaa, Rey. Gak percaya banget sih sama gue" jawab gue.

"Inget ya, kalo lo ada apa apa nanti disekolah kasih tau gue ya. Jangan kasih tau yang lain."

Reyhan memperingatkan. Gue hanya tersenyum kecil. 15 menit kemudian mobil Reyhan udah terparkir di parkiran sekolah. Reyhan turun dan membukakan pintu mobil buat gue.

"Inget, Sha. Kasih tau gue kalo ada apa apa." ia kembali memperingati gue. Gue mengangguk. Gue jalan ke kelas gue dan dia jalan ke kelasnya.

Sampe dikelas gue ngeliat Viana lagi dengerin lagu sambil komat kamit.

"Woy, mulut lo kayak mbah dukun," ujar gue sambil menyenggol bahu Viana.

"Ah, Reysha si anak dihukum kemaren. Lo diapain sama Reyhan tuh kemaren? Diceramahin, ya?" tanyanya bertubi tubi.

"Ah, apa sih lo. Diceramahin apa coba," balas gue.

"Pasti dia minta lo buat selalu kasih tau keadaan lo gara gara kemaren? Pasti dia kesel gara gara lo dipeluk Devon ganteng kemaren, kan?" Viana kembali bertanya.

"Ah, lebay lo. Reyhan gak se over protective gitu kali. Peluk peluk. Dipeluk Devon apa coba gue," gue mendengus ke Viana.

Tiba tiba dari belakang, punggung gue dipeluk seseorang. Viana cuma bisa menunjuk nunjuk punggung gue dan megap megap kayak orang keabisan nafas.

"Maksud lo dipeluk tuh, kayak gini?"

Devon ternyata denger percakapan Viana sama gue dari tadi. Dia meluk gue dari belakang. Gue diam mematung. Gak bisa gerak. Serius. Gue kaget, seneng, heran, bingung. Gangerti deh. Intinya gue gak tau harus ngapain. Dan dia gak langsung lepas pelukan itu. Dia malah tetep meluk gue.

"WOYYY DEVON MELUK REYSHA ANJIRRR!!!" teriak Viana.

Seketika itu juga semua anak yang ada dikelas menengok kearah gue dan Devon. Mereka semua megap megap sama kayak reaksi Viana pas awal ngeliat hal ini. Gue langsung malu.

Antara Mantan dan PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang