Hari ini gue kembali masuk ke neraka. Eh salah, sekolah. Karena ini hari Senin gue memutuskan untuk memesan uber. Gue sampe 15 menit sebelum gerbang ditutup. Gue menaruh tas disebelah Viana. Viana yang sedang memakai earphone tiba tiba langsung menarik tangan gue dan membuat gue duduk dengan terpaksa.
"Woy gila lo tau gak sih bakal ada murid baru dikelas kita. Gantiin Dimas yang mutasi ke SMAN 100," oceh Viana.
"Oya? Dikelas kita? Siapa namanya?" tanya gue.
"Ada De De siapa gitu," kata Viana.
"Dede?" tanya gue.
"Deon Deon gitu lah pokoknya," jawab Viana sambil berpikir keras siapa nama anak mutasi itu.
"Ah udahlah ngelantur aja lo bisanya, Vi," kata gue sambil merebahkan kepala gue ke meja. Gue ngantuk banget abisnya.
"Awas aja lo sampe jadi naksir. Katanya sih, ganteng, anak basket," kata Viana.
Gue hanya menghiraukannya karena kalo pagi Viana suka salah makan, jadi ngelantur.
Teet... Teet
Bel masuk berbunyi. Pelajaran pertama, bahasa Indonesia, guru wali kelas gue yang ngajar, Bu Rissa."Anak anak sekarang kita kedatangan murid baru, ya. Ayo sini, masuk. Perkenalkan diri," kata Bu Rissa seraya menyuruh seseorang dari balik pintu kelas.
Semua kepala menghadap ke pintu kelas. Gue yang lagi enak enak rebahan jadi ikutan ngeliat ke pintu kelas.
Anak itu melangkahkan kakinya kedalam kelas, berdiri disamping Bu Rissa. Rambutnya ada jambul, agak bule, lumayan cakep, lumayan berotot pula. Ahay. Santapan nikmat.
"Halo, saya Andrew Devon. Dari SMA swasta Pelita Kami. Suka basket," ucapnya seraya tersenyum kepada anak sekelas.
Semua anak terbengong bengong melihat senyum manisnya. Dan gue, mulut gue nganga.
Gue berbisik kepada Viana.
"Vi,vi sumpah ya ini mantan gue."
Gue berbisik dan menepuk pundak Viana berkali kali supaya dia sadar.
Dia terbuai oleh senyum manis Devon, sama seperti anak lain."Gila lo, mantan lo cakep banget pengen gue cium," balas Viana tanpa menoleh sedikit pun dari senyuman Devon.
"Vi,mesum lo. Sadar, dong," kata gue.
Oke, bisa lo bayangkan hari pertama di semester kedua adalah awal dimana kehidupan gue mulai terganggu oleh bayang bayang mantan.
"Devon, terima kasih perkenalannya. Kamu bisa duduk di bangku itu," tunjuk bu Rissa.
Telunjuknya menunjuk bangku dibelakang gue. Ya, harusnya Dimas disitu duduk bareng Andri. Tapi karena Dimas mutasi ke SMAN 100, jadilah Devon menggantikannya.
Mau mati gue rasanya. Bayangin aja. Dia mantan terakhir gue sampe sekarang. Gue masih mencoba untuk move on. Udah setengah malah. Setelah putus dia kayak lenyap ditelan bumi dan sekarang dia jalan disamping meja gue layaknya dimuntahkan kembali oleh bumi. Gue berusaha untuk move on.
Sekarang gue lagi dideketin ketua OSIS gue, Reyhan. Yaudahlah ya itung itung bikin gue move on. Kali aja gue jatuh cinta beneran sama ketua OSIS gue.
Btw ketos gue itu anak kelas 11. Jadi si Reyhan ini ya anak kelas 11, 1 tahun lebih tua dari gue. Gue sama Reyhan udah deket selama 4 bulanan tapi ya HTS an gitu deh jatohnya. Reyhan termasuk cowo cool yang banyak disukain cewe. Tapi dia milih gue *kepedean, ditembak aja engga*
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Mantan dan Pacar
Teen Fiction***** Reysha, tipe cewe yang susah jatuh cinta tapi sekalinya suka dan cinta sama seseorang bakal setia dan susah move on. Ketika Reysha udah mulai move on dan menyukai kakak kelasnya, bayang bayang mantan mengikutinya. Apa yang akan terjadi selanj...