13. Berubah

109 0 0
                                    

Aku tau aku egois. Menginginkanmu untukku selamanya. Tapi cobalah berikan aku kesempatan kedua untuk memperbaiki semua ini
------------------

Devon yang masih menggenggam tangan gue, sekarang menarik gue.

"Ayo," ajaknya.

"Kemana?" tanya gue bingung.

"Toko buku," jawabnya.

"Buat apa?" tanya gue.

"Ah, banyak nanya lo, Sha. Kan gue bilang gue mau berubah dan buktiin ke lo. Sekarang gue mau buktiin. Gue mau belajar ekonomi sama geografi. Gue masih gak ngerti materinya, makanya gue mau beli buku buku tentang ekonomi sama geografi. Lo bantuin gue milihin buku yang bagus yang mana. Oke?" pintanya.

"Seriusan lo?" tanya gue tidak yakin.

"Iyalah, gue sungguh sungguh sama apa yang gue ucapin ke lo dari kemarin kemarin," ujarnya.

Kami pun berjalan kearah toko buku di mall tersebut.

"Yang bagus yang mana ya, Sha kalo buat buku ekonomi gitu. Yang banyak penjelasannya," katanya.

Ia memegang beberapa buku ekonomi dan mencoba membandingkannya.

"Coba yang buku ekonomi kelas 10 dari penerbit Erliangga. Kayaknya penjelasannya lengkap, deh," gue menyarankan.

Kami pun mencari buku ekonomi yang dimaksud gue. Setelah ketemu, ada 1 buku ekonomi yang telah terbuka plastiknya. Devon membuka. Gue ikut melihat isi didalamnya.

"Kayaknya iya, deh, bagus," ujarnya. Devon pun mengambil buku tersebut.

"Sha, kalo buku geografi yang bagus apa?" tanyanya lagi.

"Viana waktu itu beli buku dari penerbit Bukundo, kurang bagus menurutnya. Coba kita liat liat aja," jawab gue.

Kami pun mencari beberapa buku geografi kelas 10. Setelah berdiskusi tentang beberapa buku akhirnya Devon memilih untuk membeli buku Geografi kelas 10 dari penerbit Sumber Kita.

"Oiya, gue juga mau beli tip-x biar gak minta minta lo lagi. Hehe," Devon tertawa kecil.

"Ini aja nih, tip-x nya isinya banyak dan gak gampang rusak," saran gue sambil menunjuk sebuah tip-x yang isinya cukup banyak. Devon pun mengambil tip-x tersebut.

Setelah itu, kami berjalan kearah kasir untuk membayar.

"Sha, lo udah makan?" tanya Devon. Gue mengangguk.

"Temenin gue makan dulu, dong," pintanya. Gue pun menurutinya. Kami berjalan ke sebuah restoran di mall tersebut. Kami memilih untuk duduk di ujung.

"Gue mesen dulu, ya. Tunggu sini," perintahnya.

"Oke."

Devon pun pergi memesan. Gue membuka handphone gue yang sedari tadi gue taruh di tas. Ada pesan Line dari Viana.

Viana: asyique

Viana: ada yang mau balikan nih

Viana: ehm

Antara Mantan dan PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang