Gue masih setia menunggu Reyhan yang masih tertidur. Terkadang, ia meringis kesakitan memegangi perutnya.
Gue terus-terusan mengelus lengannya sampai gue merasa ada yang aneh. Tangannya mengeluarkan keringat dingin. Begitu juga mukanya.
"Reyhan," panggil gue halus.
"Rey, bangun."
"Rey," panggil gue dengan sedikit mengguncang bahunya.
Ia membuka kedua kelopak matanya perlahan.
"Gue tidur daritadi?" tanyanya ketika terbangun.
Gue mengangguk.
"Rey, lo keringet dingin," ucap gue.
"Lo ngerasa sakit?" tanya gue lagi.
"Gue gapapa," jawabnya. Ia tersenyum melihat gue yang setia menunggu.
"Berapa lama gue tidur?" tanyanya.
"Bentar doang."
"Muka sama tangan lo keringet dingin, lo kenapa?" tanya gue yang sudah gak bisa menyembunyikan kekhawatiran.
"Gak kenapa kenapa."
"Ayo, gue anter pulang," ajak gue.
"Gue yang nyetir mobil lo," tambah gue.
"Gak usah. Ayo, gue anter lo pulang," ia membalikkan kata-kata gue.
"Rey, sadar. Lo lagi sakit."
Ia pun menuruti.
Gue membantu Reyhan berjalan. Ia berusaha menahan sakit diperutnya. Gue udah terlalu panik melihat keringat dingin yang terus muncul di wajah dan tangannya.
"Rey, apa yang lo rasain sekarang?" tanya gue sambil berjalan kearah parkiran.
"Gak ngerasain apa-apa," ucapnya berbohong.
Sampai didepan mobil, gue menyuruh Reyhan tiduran di jok belakang. Ia bersikeras untuk menemani gue dengan duduk dijok depan. Gue pun menyerah akan sikap keras kepalanya.
"Rey, itu badan lo keringet dingin," ucap gue ketika diperjalanan menuju rumah Reyhan.
"Gapapa."
Reyhan mengarahkan rute kerumahnya.
Setibanya gue didepan rumah Reyhan, gue turun dan membuka pagar rumahnya. Reyhan yang masih lemah hanya duduk diam dimobil.
Gue memasukkan mobil Rayhan ke halaman rumahnya. Setelah itu, gue turun dan membuka pintu bagian Reyhan untuk membantunya berjalan.
"Harusnya gue yang lindungin lo, bukan lo yang kayak gini," kata Reyhan.
Gue mengetuk rumah Reyhan beberapa kali. Pintu pun dibuka oleh seorang wanita paruh baya. Rambutnya pendek dicat coklat.
"Yaampun, Reyhan. Kamu kenapa, nak?"
Itu adalah mama Reyhan, tebak gue.
"Assalamualaikum tante, maaf Reyhannya baru pulang. Dia abis berantem, tan," ujar gue.
"Iya, waalaikumsalam. Kamu Reysha, kah?" tanya mamanya.
Gue mengangguk walaupun bingung kenapa mama Reyhan bisa tahu. Padahal gue belum pernah bertemu.
"Ayo, masuk dulu."
Mama Reyhan mengambil alih Reyhan. Ia yang membantu Reyhan berjalan. Gue membuntuti dari belakang.
"Kenapa kamu bisa begini, yaampun, nak."
"Gak sengaja doang, ma," jawab Reyhan.
Mama Reyhan mengantarkan Reyhan ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Mantan dan Pacar
Novela Juvenil***** Reysha, tipe cewe yang susah jatuh cinta tapi sekalinya suka dan cinta sama seseorang bakal setia dan susah move on. Ketika Reysha udah mulai move on dan menyukai kakak kelasnya, bayang bayang mantan mengikutinya. Apa yang akan terjadi selanj...