"Jadi, kamu pilih Reyhan atau Devon?" tanya mama ketika gue sampai didepan rumah.
Aduh, ma, anaknya ini baru pulang dan seharian nyetir mobil kesana kemari, gak ada rasa kasihan apa, ya... Malah ditanyain begituan.
"Apaan, deh, ma."
"Jawab dulu kalo mau masuk rumah."
"Hah?"
Gue dihadang didepan pintu rumah sama mama sendiri. Bingung gak tuh.
"Mama kenapa sih?" tanya gue heran.
"Kepo nih mama kamu, ayo dong jawab. Abisnya kamu deket sama dua duanya. Mama tau Devon mantanmu, Reyhan juga lagi deketin kamu. Mama lihat-lihat Devon kayaknya jatuh cinta lagi sama kamu, eh tapi kan ada Reyhan. Mama bingung tau. Makanya mama nanya. Ayo, ah, cepet jawab. Pegel ini kaki mama berdiri depan pintu."
"Astaga, mamanya siapa sih ini," gerutu gue.
"Mama kamu, lah," balasnya sewot.
"Ih, yaudah kan kita bisa omongin didalem. Harus banget apa aku dihadang didepan pintu rumah begini? Lagian itu kan privacy aku."
"Ih, mainnya rahasia-rahasiaan sama mama sendiri," balas mama.
"Ih, mama jangan kayak anak kecil. Aku capek nih abis nyetir mobil. Mau duduk, pegel."
Reyna datang kearah pintu depan.
"Ada apa sih kok mama sama kakak gak masuk-masuk?" tanya Reyna.
"Ini kakak kamu main rahasia-rahasiaan," tukas mama.
"Rahasia apa ma?" tanya Reyna.
"Ih, anak kecil ikutan aja, makin lama ini aku berdirinya," protes gue.
"Itu kamu tau, kan, Devon mantan kakak kamu? Kayaknya dia deketin balik kakakmu ini. Terus kan sekarang udah ada Reyhan. Tapi mama liat-liat kok kakakmu ini deket sama dua-duanya. Mama heran."
"Yaampun, ma, emang salah apa deket sama mantan? Kan belum tentu balikan. Lagian aku sama Reyhan juga bukan apa-apa. Gak ada status."
"Mungkin kak Reysha mau pacaran sama dua-duanya," jawab Reyna.
"Heh, enak aja asal asalan kamu ngomong," balas mama.
Pandangan mama teralih ke Reyna dan saat itu juga gue berlari memasuki rumah, kearah tangga, dan sampailah dikamar. Gue gak memedulikan suara ocehan mama didepan pintu rumah.
**
Perut gue berbunyi bertepatan dengan masuknya Reyna kekamar gue.
"Kak, makan malem."
Gue pun turun kearah meja makan.
"Kamu belum jawab loh pertanyaan mama," ucap mama.
"Ma, astaga. Aku gak pacaran sama siapa-siapa, gak Devon ataupun Reyhan."
"Terus kok kamu deket sama mereka berdua?"
"Emang gak boleh? Mama gak suka?"
"Boleh-boleh aja, sih. Cuma kan mereka suka kamu. Keliatan."
"Mama sok tau."
"Mama juga pernah muda."
Gue hanya bisa menghela napas. Berdebat dengan mama bukanlah hal mudah.
"Anak mama yang tersayang, denger, ya. Mama nanya kayak gitu karena takut kamu nyakitin salah satu dari mereka kalo emang beneran dua-duanya suka kamu. Mama juga takut mereka saling nyakitin satu sama lain buat dapetin kamu. Atau kamu yang malah tersakiti karena salah satu dari mereka. Jadi tolong mulai sekarang kamu tetapin hati buat salah satu dari mereka atau gak sama sekali. Kasih tau dan tunjukin ke orang-orang pilihan kamu."
"Tumben mama bijak banget. Jadi mama nyuruh aku pacaran gitu? Masalahnya gak ada yang nembak," ucap gue dengan tawaan diakhir.
"Ya, gak juga. Yang jelas tetapin hati buat satu orang," ujar mama.
Setelah itu, suasana menjadi hening karena kami menikmati hidangan makan yang dimasak oleh mama dan asisten rumah tangga.
***
Gue sedang menikmati kerlap kerlip bintang-bintang dikamar sampai bunyi notifikasi handphone gue mengalihkan pandangan.
Reyhan: hai
Reysha: ada apa?
Reyhan: belum tidur?
Ketika ingin menjawab lagi, notifikasi handphone gue kembali berbunyi dari chat yang berbeda.
Fariz: reysha
Gue pun mengurungkan niat untuk menjawab Reyhan dan membuka chat Fariz.
Reysha: ya?
Fariz: lo lg apa
Gue mengernyitkan dahi dengan pertanyaan di chat Fariz. "Ketemu aja baru sekali, udah sksd aja," batin gue.
Reysha: tiduran
Fariz: lo sekolah dianter jemput devon?
Reysha: bukan urusan lo. Lo tau line gue darimana?
Fariz: bukan urusan lo juga😛
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Mantan dan Pacar
Jugendliteratur***** Reysha, tipe cewe yang susah jatuh cinta tapi sekalinya suka dan cinta sama seseorang bakal setia dan susah move on. Ketika Reysha udah mulai move on dan menyukai kakak kelasnya, bayang bayang mantan mengikutinya. Apa yang akan terjadi selanj...