36. Sabtu Bersama Devon

23 0 0
                                    

Sinar mentari menembus jendela kamar. Mama sudah membuka tirai-tirainya sejak beberapa jam lalu.

Gue mengerjap beberapa saat sampai pandangan gue normal.

Gue segera mengecek handphone. Semalaman Reyhan tidak mengirimkan pesan.

Reysha: rey bisa ga nonton hari ini:(

Satu menit. Lima menit. Sepuluh menit. Lima belas menit.

Tidak ada balasan pesan. Gue pun turun kebawah untuk sarapan.

"Reyna, pada kemana? Mama mana?" tanya gue pada adik gue yang sedang memakan sandwich di ruang makan.

"Arisan."

"Pagi-pagi gini udah arisan? Buset, dah."

"Kak ajarin aku, dong, entar. Kakak dirumah doang, kan?"

"Kayaknya. Ajarin apa?"

"Matematika."

Gue pun menyetujui permintaannya.

"Yeay, tumben kakak baik langsung nurutin aja."

"Ye, yaudah gak jadi. Minta aja sana pacar kamu buat ngajarin."

"Ih, bercanda. Sama kakak aja yang lebih pinter."

**

Sekarang pukul 1 siang. Gue sedang merebahkan diri dikamar setelah menjadi tutor matematika untuk Reyna. Gue sangat ingin menonton spiderman tapi Reyhan mengirimkan pesan bahwa ia ada rapat OSIS dan tidak bisa menemani menonton spiderman.

Notifikasi handphone gue berbunyi.

Devon: mau latihan kpn?

Gue mengernyitkan dahi dan berpikir sejenak. Ahh, iyaa.. Gue baru ingat kalo kemarin gue menyetujui untuk tampil menyanyi bersama Devon.

Reysha: gue bisa kpn aja

Devon: skrng?

Reysha: boleh

Devon: gue otw rumah lo

Setelah itu gue segera bersiap.

Tak lama, deru motor Devon berhenti didepan rumah gue. Dia menelepon dan gue segera keluar.

"Dek, bilang mama aku latihan musik dirumah Devon."

"Widi sama kak Devon lagi, nih, ye," ledeknya.

"Eh, titip salam buat Devan, kak!"

Gue pun keluar dan mendapati Devon diatas motornya.

**

"Ma, nih ada Reysha," ucap Devon.

Mamanya keluar dari dapur.

"Eh, si cantik dateng lagi! Maaf tangan mama kotor lagi masak kue. Kamu langsung naik aja sama Devon."

Gue pun mengangguk, "naik dulu ya, tante."

Gue dan Devon menaiki satu persatu anak tangga dan masuk ke kamarnya.

"Mau lagu apa?" tanya Devon to the point.

"Sabar kali, Dev. Baru juga gue sampe."

Gue segera mencuci kaki dan tangan di kamar mandi Devon, lalu merebahkan diri di kasur. Dia berada disamping gue.

"Pegel nih badan gue. Sepuluh menit gue tiduran bentar," pinta gue.

"Yaudah."

Devon sibuk berkutik dengan handphonenya. Gue memukulnya dengan bantal.

Antara Mantan dan PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang