Gue bergegas mandi. Devon akan menjemput gue dirumah pukul 5 sore.
Selesai mandi, gue memasukkan buku cetak geografi, buku tulis geografi, dan tempat pensil kedalam tas ransel kecil berwarna hitam.
Gue melirik kearah jam dinding yang terpampang dikamar.
Masih pukul 4.20, gue pun turun kebawah untuk makan sore.
Ayam goreng menjadi lauk gue di sore itu.
Setelah itu, gue ke kamar untuk merebahkan diri sebentar. Gue juga membuka handphone dan mencari beberapa lagu yang bisa dijadikan bahan latihan nanti.
Tak terasa, sekarang sudah pukul 4.55, klakson motor Devon terdengar.
Gue bergegas turun dengan membawa tas ransel hitam.
Gue menaiki jok belakang motornya. Berangkatlah kami ke Jalan Taliwang, rumah Devon.
Oya, sebelumnya gue udah izin ke mama via whatsapp. Berhubung mama belum pulang kerja.
**
Sekarang gue udah berada dirumah mewah Devon. Tante Hillaria menyambut gue dengan senyum hangat.Gue dan Devon bergegas ke kamarnya.
"Kerjain soal geografi dulu aja, kali, ya?" tanya Devon.
Gue mengangguk.
Kami pun sama - sama membuka buku cetak geografi.
Kami mulai mengerjakannya.
Tugasnya ada 2 halaman. 20 pilihan ganda, 20 isian singkat, dan 5 essay.
"Sha, nomer lima gak ngerti," ujar Devon.
"Itu pake rumus yang dihalaman 40, Dev. Dibagi dulu, terus dikali seratus persen," jawab gue santai.
Beberapa menit kemudian, Devon kembali bertanya, dan terus bertanya.
Gue dengan sabar menjelaskan. Berhubung gue cukup mahir dalam geografi, gue bisa menjawab pertanyaan Devon.
"Sha, essay bantuin, susah nulis kata - kata panjang," pintanya.
Gue pun membantu Devon.
Kurang lebih 45 menit kita mengerjakan soal - soal geografi itu.
"Yey, thanks, Sha. Gue jadi lebih paham Geografi," kata Devon. Ia tersenyum manis.
"Yaudah, yuk, latihan musik," kata gue.
"Eh, iya, udah azan maghrib. Sholat dulu, yuk," ajak gue.
Devon pun mengimami gue. Selesai sholat dan berdoa, kami memulai latihan musik.
"Kita tampil mau lagu apa?" tanya Devon.
"Gue sih nyari-nyari beberapa lagu yang gue afal dan suka. Just the way you are, Terjebak Nostalgia, Clarity, Titanium, Grenade, Let Her Go, Perfect, Dive. Menurut lo mending yang mana?" gue balik bertanya.
"Hmm.. Gimana kalo Dive?" usul Devon.
"Nanti ada bagian yang gue nyanyi juga, deh. Biar lebih beda dari penampilan lain," timpal Devon lagi.
Gue pun mengangguk setuju.
Gue mengambil bagian di awal lagu.
Devon mengambil bagian di lirik ini.
You're a mystery
I have travelled the world, there's no other girl like you
No one, what's your history?
Do you have a tendency to lead some people on?
'Cause I heard you do, mmKami juga menyanyikan lirik secara bersamaan di beberapa bagian.
"Mending gitar atau keyboard ya?" tanya Devon.
"Coba, deh, sekarang keyboard. Tadi kan, udah gitar," saran gue.
Cukup lama kami berlatih musik, jarum jam menunjukkan angka 7.20.
"Eh, gue balik ya. Udah malem. Udah cukup kan, kita latihan hari ini?"
"Yaampun, sampe lupa waktu. Yaudah, yuk gue anter balik."
Kami pun bergegas ke garasi rumah Devon. Gue udah sempat berpamitan ke mama dan papa Devon.
"Hati - hati bawa Reysha, ya, Dev!" teriak mamanya ketika motor Devon melaju keluar pagar rumah.
**
"Sha, suara lo bagus. Gue suka dengernya," ujar Devon ketika gue turun dari motornya."Thanks. Bisa aja lo muji, dasar tukang gorengan," ledek gue.
"Ye, beneran tau. Gue rekam tadi suara lo di hp gue, hehe."
Gue melotot. Bagaimana bisa otaknya mengeluarkan ide aneh lagi??
"Awas lo aneh - aneh."
Gue mengepalkan tangan seperti ingin menonjok.
"Udah, ya, gue balik. Udah malem. Thanks tadi udah ngajarin geografi dan udah mau latihan bareng gue."
Motor Devon pun pergi.
Gue masuk kedalam rumah. Bersalaman dengan mama yang sedang turun dari tangga.
Setelah mencuci kaki dan tangan, gue merebahkan diri di kasur.
15 menit kemudian, gue bangkit dan mempersiapkan isi tas untuk pelajaran besok.
Setelah itu, gue sholat isya.
Gue mengantuk dan terlelap dengan masih menggunakan mukena.
**
Tin.. Tin
Hufft.. Lagi - lagi Devon menjemput."Kak, Devon tuh, udah datang," kata mama sambil tersenyum.
"Diemin aja, ma. Bentar lagi aku kelar makan, kok," balas gue.
10 menit kemudian, gue selesai makan. Gue berpamitan ke mama. Mama mengantar ke depan pintu. Melambaikan tangan ke Devon.
Gue duduk di jok belakang.
"Kok lo lama, sih keluarnya?" keluh Devon.
"Salah siapa jemput gak bilang - bilang. Besok gue sendiri aja, ah," ucap gue.
"Gue kan cuma mau jagain lo. Reyhan lagi gak bisa jagain lo sampe kamis. Ini kesempatan gue supaya bisa sama lo," balasnya.
Gue terdiam. Ia pun melajukan motornya.
MINTA VOTENYA YAA TEMAN - TEMAN YANG CANTIK DAN GANTENG! KALO ADA KRITIK DAN SARAN BOLEH TULIS DI KOLOM COMMENT❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Mantan dan Pacar
Teen Fiction***** Reysha, tipe cewe yang susah jatuh cinta tapi sekalinya suka dan cinta sama seseorang bakal setia dan susah move on. Ketika Reysha udah mulai move on dan menyukai kakak kelasnya, bayang bayang mantan mengikutinya. Apa yang akan terjadi selanj...