12. "Gue disini"

107 3 0
                                    

Asal kamu tahu saja, semakin kamu memberiku perhatian, semakin sakit hatiku untuk melupakanmu. Rasanya dunia ini keras dan tidak adil. Biarkan aku melepasmu sepenuh hati
-----------------

Menit demi menit berjalan. Tiba tiba ada scene The Conjuring yang mengagetkan. Sontak seisi ruangan kaget, begitu juga dengan gue dan Viana. Viana memeluk erat Kak Adam. Gue hanya seorang diri maka gue hanya bisa memeluk diri gue sendiri. Tapi, orang yang disebelah gue justru mengalungkan tangannya ke gue. Saat setannya muncul lagi, ia langsung memeluk gue. Gue kaget dengan perlakuannya. Gue menepis tangannya dan menoleh. Ternyata itu Devon. Orang yang disebelah gue dan memeluk gue saat ini adalah Devon.

"Gue disini, Sha," bisiknya saat gue menoleh ke dia. Dia memeluk gue dan menggenggam tangan gue dengan erat.

"Kok lo ada disini?" bisik gue.

"Karena lo. Gapapa nya cewe itu artinya ada apa apa kan?" balasnya.

Gue hanya tersenyum.

'Sekali aja Dev jangan bikin gue bahagia dan mikir buat balik ke lo lagi'

Ucap gue dalam hati.

Gue berbalik menghadap Viana.

"Vi," bisik gue. Dia menoleh.

"Devon disebelah gue," bisik gue lagi.

"Bagus, berarti ada yang meluk lo," kata Viana. Dia langsung menghadap Kak Adam lagi. Gue hanya bisa menghela napas.

Scene horror di The Conjuring semakin banyak, gue selalu menghadap ke Devon jika ketakutan dan dia selalu memegang tangan gue.

"Ssst.. Tenang aja gue disini kok," ujar Devon dengan lembut seraya mengelus rambut gue. Gue merasa lebih tenang.

Beberapa jam kemudian film pun habis, lampu dinyalakan. Kita berempat berdiri, Devon menghadap Kak Adam dan Viana.

"Hai, Vi, Dam," sapanya.

"Halo, Devon," Viana balik menyapa.

"Hai," jawab Kak Adam santai.

Kak Adam dan Devon satu tim dalam basket jadi mereka sudah layaknya teman dekat.

Kita berempat berjalan keluar bioskop.

"Dam, mamaku nge whatsapp katanya disuruh cepet pulang. Kakakku baru sampe dari Australia," ujar Viana.

"Kamu mau pulang sekarang?" tanya Kak Adam. Viana mengangguk dengan muka memelas.

"Terus Reysha gimana?" tanya Kak Adam.

Viana menoleh ke gue.

"Gak apa apa, nanti gue yang nemenin Reysha. Lagian gue mau ke toko buku dulu. Ayo, Sha," tangan Devon menggenggam gue.

"Eh?" gue bingung.

"Ooh, gitu. Oke, deh. Ati ati ya," kata Kak Adam. Viana hanya senyam senyum melihat Devon menggenggam tangan gue.

"Dev, awas lo nyakitin Reysha," ancam Viana. Devon hanya mengacungkan jempol sambil tersenyum.

"Gue sama Adam duluan ya," pamit Viana.

"Hati hati ya, Vi, Kak," kata gue. Kita pun berpisah disitu.

Antara Mantan dan PacarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang