Ketika Bu Iis mulai mengajar, kukira tak akan ada siswa di kelas kami yang akan bercanda. Semua serius memerhatikan. Selain pelajarannya yang kami anggap sulit juga karena Bu Iis termasuk guru yang tegas. Maksudku, dia itu termasuk guru yang jarang senyum, cenderung disebut tak pernah senyum. Walau aku tahu, bahwa beliau adalah sosok guru yang baik hati.
Bu Iis naik ke bagian board yang posisinya berada di atas kami. Suasana kelas sedang baik, ditemani sejuknya udara dari luar jendela. Beliau menjelaskan rumus yang saat itu aku paham tak paham. Kamu mungkin tahu maksudku.
Si Dani kulihat sedang berusaha memerhatikan, dia duduk sebangku dengan Akbar yang sedang mencatat dengan serius. Kelas saat itu cukup untuk disebut hening, hanya suara siswa yang sedang menulis dan juga suara kapur beradu dengan board. Bu Iis melenggokkan tangannya, jilbab abunya bergerak mengikuti gerakan tangan itu. Kemudian ia berbalik arah, hendak menjelaskan. Namun, lisannya belum sempat berucap, sesuatu sudah memotong penjelasannya.
"Nguuuuuk...." suara kentut memanjang dari belakang. Cukup melengking. Aku melihat ke sumber suara, semua siswa juga mengarah ke arah yang sama: Bagus. Dia menatap tanpa dosa. Kemudian tawa kami pecah. Aku juga. Bagus tetap tenang, menggerakkan kepalanya seolah balik bertanya: "Naon?".
"Bagus tah hitut... hahaha" salah satu teman di kelas nyeletuk. Aku tertawa pecah, Akbar juga, si Dani apalagi. Kulihat Bu Iis di depan, kulihat senyum dan tawa di wajahnya.
Aku rasa, semua siswa yang ada di kelas saat itu akan merasakan hal yang sama, saat melihat Bu Iis tertawa tak seperti biasa, mereka juga merasa senang. Pemandangan yang jarang, dan itu menyenangkan.
Kemudian setelah itu, kelas kembali ke normal, Bu Iis melanjutkan penjelasannya. Walau sebagian siswa masih menyisakan tawanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Dilan
RomanceDear Viora, aku tahu, aku bukan Dilan yang bisa mengungkapkan perasaannya dengan terang-terangan. Mungkin tak seberani Dilan, tapi biarlah, setiap orang punya caranya sendiri untuk mencintai, bukan?