Interval

3.7K 183 2
                                        

Malam sudah hampir larut. Aku baru saja pulang dari kampus untuk bimbingan tugas akhirku di jurusan desain. Rasanya ingin segera berlalu dan wisuda. Tapi, ya begitu, wisuda hanya angan saja kalau kita hanya diam saja tak bergerak.

Sekarang aku sedang depan komputer, membuka line di sana. Sambil mendengarkan lagu Pentatonix melalui YouTube. Dan, seperti biasa, bila malam datang, aku ingat banyak hal yang pernah terjadi di masa lalu. Ingat sosokmu yang sekilas namun cukup untuk membuat tidurku tak pulas.

"Aku, hanya tidak ingin engkau jatuh pada lelaki yang salah, itu saja tidak lebih," tulisku dalam suatu status di Line. Entah kenapa aku ingin menulis ini, barangkali terpengaruhi oleh banyak gosip yang berseliweran bahwa sekarang kamu sedang dekat seseorang di kampusmu. Bila status itu seolah bahwa aku adalah lelaki yang benar untukmu, maka biarlah aku beranggapan begitu sebagai sesuatu yang bisa aku pertanggung jawabkan.

Dari sekian banyak status yang kutulis, di sosial media apapun, sejujurnya, sebagian banyak bukan berharap untuk dilike atau dikomentari, melainkan berharap agar kamu bisa membacanya. Dan kemudian aku menulis status di atas, berharap kamu bisa tahu, bagaimana aku padamu. Tapi, ah, sudahlah. Kita lupakan sejenak tentang ini. Aku hanya ingin melamun, meregangkan badan sambil mendengarkan lagu berdendang.

***

Oh ya, dalam novel ini, aku belum melanjutkan cerita mengenai ketika aku ditawari untuk bergabung di grup acapella bersama Akbar, Dani dan kawan-kawan ya? Terus, aku juga belum cerita mengenai organisasi bernama Isimastaka yang aku aktif di dalamnya bersama kawan-kawan SMA. Dan, pertemuanku bersama Dani dan Nita minggu lalu mengenai strategi mendapatkan hati Viora,--yang entah mengapa ketika ada yang menyebut namanya, hatiku berdetak lebih kencang. Dan tentang banyak hal, yang ingin aku ceritakan...

Aku akan melanjutkannya di bab selanjutnya. Sekarang aku hanya ingin diam dan merenung, karena bingung ingin bagaimana bersikap. Anggap saja bab ini menjadi jeda untuk pembaca di wattpad, semacam tarikan nafas panjang sebelum melaju ke depan. Atau semacam istirahat di sekolah, sebelum melanjutkan ke mata pelajaran selanjutnya yang kadang tak dipahami.

Jadi, tunggu saja, kita rehat sejenak. Mudah-mudahan Senin bisa kuposting mengenai acapella itu, dan juga banyak cerita di sini. Tentang banyak hal yang aku berusaha agar menjadi manusia yang bisa "dilihat". Olehmu.

***

Untuk yang mau memberi feedback, komentar, testimoni dsb, saya tunggu di instagram @bukan_dilan, ya, nanti difollow back. 


Salam...

Aku Bukan DilanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang