Itulah penampilanku di atas panggung bersama Sholedat Voice. Memang tak begitu memuaskan, namun begitulah kenyataannya.
Sebenarnya, penampilan acapellaku saat itu bukanlah penampilanku satu-satunya. Sebelum itu, pada 2010, aku pernah tampil dance ala-ala Korea. Ini serius. Dulu, di tahun itu, K-Pop belum menjamur seperti sekarang ini.
Jadi, waktu itu juga ada pensi. Dimana siapapun bisa ikut berpartisipasi dengan terlebih dahulu diseleksi di kelas, yang lolos berhak tampil di panggung utama. Di aula. Ditonton oleh satu sekolah!
Kebetulan dari angkatanku juga ada yang ikut dua perwakilan. Perwakilan pertama yaitu kelasku dengan kelas sebelah yang membuat grup dance. Dikomandoi oleh Cahyo, dia merekrut teman-teman kelas yang ganteng dan aga badboy begitu. Lalu kenapa aku diajak? Yang jelas bukan karena aku tampan—apalagi badboy. Tidak. Aku diajak karena mereka butuh orang yang bisa mengedit audio.
Maka aku gabung, membantu mengedit audio dan ikut latihan. Saat itu sedang booming-boomingnya BoyBand Super Junior dengan lagu Sorry-nya. Saking sukanya dengan Super Junior, grup kami pun diberi nama yang mirip: Rookie Junior! Dan tentu saja, kami tampil dengan referensi itu. Beberapa lagu barat, korea dan beberapa intrument dengan beat yang menghentak aku campur aduk sehingga menjadi musik beberapa menit.
Dengan personil 8 orang, kami latihan setelah selesai sekolah. Rutin. Semua dilakukan demi tampil maksimal di acara pensi nanti. Tentu saja aku semangat, apalagi disandingkan dengan teman-teman yang hits. Sedikit banyak, tentu saja aku berharap, bisa semakin terlihat oleh Vio. Membuatku berlatih lebih semangat.
Usaha kami berbanding lurus dengan hasil yang kami peroleh. Kami berhasil lolos untuk tampil di podium utama kala itu. Bersamaan dengan terpilihnya satu perwakilan dari angkatan kami yaitu Dani dan adik kelas, Idam yang akan tampil beatbox dengan berduet. Menjadi pelopor beatbox di sekolahku.
Aku masih ingat bagaimana rasanya malam itu. Bagaimana degdegannya ketika naik ke atas panggung dengan stelan memakai blazer serba hitam berkaoskan putih. Aku merasa sudah seperti artis Korea. Sementara lampu mati, membuatku tak bisa melihat apa-apa karena topeng menutupi wajah. Topeng yang dibeli Fajrin beberapa hari lalu. Berupa topeng power ranger dan ultramen yang dicat putih. Fajrin membelinya karena tak ada pilihan lain.
Bau cat menyeruak. Lubang di mata terbuka sedikit. Kami sudah berada di posisi masing-masing, membentuk segitiga. Aku di belakang. Aga panik.
Maka ketika lampu menyala, dan musik berdentum. Aku menari sebagaimana latihan selama sebulan, mengikuti dentuman beat. Hingga pada gerakan tertentu, kami membuka topeng dan melemparkannya ke penonton. Musik terus berdetak, badan terus bergerak. Aula riuh oleh jeritan dan tepukan penonton. Kami makin semangat. Malam itu pecah!
Di balik gerakku yang terbatas, konsentrasi yang terpecah dan riuh yang membahana. Mataku mencari-cari, dimana kamu duduk. Kulihat kau di depan, ikut bertepuk tangan.
***
Di akhir acara, ada pengumuman. Grup Rookie Junior masuk ke babak final dan akan tampil kembali bulan depan di aula yang sama dengan peserta pilihan lain. Dani juga lolos saat itu.
Namun sayang, di penampilan selanjutnya aku tak ikut tampil. Bukan tak mau, namun aku sudah tak terpakai lagi. Cahyo sudah tahu bagaimana caranya mengedit dan menggabungkan audio. Dia memintaku mengajarkannya maka aku mengajarinya. Aku dimanfaatkan saat itu. Sakit sih, namun mau bagaimana lagi, aku bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa. Segitu juga sudah uyuhan¸sudah bisa menjadi manusia yang bermanfaat.
***
Dani punya video ketika aku tampil saat itu, dan dulu pernah dia upload ke YouTube. Ya, dia sudah jadi YouTuber sejak dari 2010 namun hanya konsisten hingga lulus SMA. Dan, jangan bayangkan YouTube pada jaman itu sekeren dan sepopuler hari ini. Jauh sekali. Koneksi internet pun masih loyo.Bagi kamu yang ingin nonton videonya, mohon maaf, videonya sudah tidak ada. Hal itu karena di tahun yang sama, beberapa bulan setelah penampilan kami, muncul banyak boyband di Indonesia, termasuk SM*SH, yang konon personilnya ada yang mirip denganku. Saat itu netizen sudah menjadi makhluk yang merasa paling benar, sehingga boyband yang muncul selalu dihujat. Dan, Rookie Junior, belum cukup kuat bila kemudian banyak dikritik. Sehinggha videonya dihapus untuk menghindari hujatan netizen dulu—atau netizen hari ini yang sangat suka dengan K-Pop.
Sejak saat itu, aku tak tampil dance lagi. Satu-satunya hal yang bisa memberikanku waktu untuk menunjukan kemampuan adalah ya di acapella bersama Sholedat. Dan, oh, ya, aku baru ingat: kesempatan lain adalah saat acara Karya Ilmiah remaja dimana aku tampil bersama Dani dan Faisal. Mau aku ceritakan? Kalau mau, akan kutulis di bab khusus ya.
***
"Jadi gimana sama Vio?" Dani menanyaiku tiba-tiba sesaat setelah mengopykan film City Hunter yang diperankan Lee Min Ho itu."Naon ojol-ojol?" aku menanyai balik. Kelas saat itu sedang istirahat.
"Bila waktu yang tepat tiba, ungkapkan! Kita semua manusia, yang gak akan tahu perasaan orang lain kecuali ada yang mengungkapkan...." lanjut Dani. Aku senyum, berpikir.
"Ah dianya juga pacar Fahmi..." aku menyangkal.
"Ya, kan kalau sudah ada waktu yang tepat... Jodoh mah saha nu apal bre..."

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Bukan Dilan
RomansaDear Viora, aku tahu, aku bukan Dilan yang bisa mengungkapkan perasaannya dengan terang-terangan. Mungkin tak seberani Dilan, tapi biarlah, setiap orang punya caranya sendiri untuk mencintai, bukan?