6

611 103 8
                                    

22.45

Tak butuh waktu lama untuk Daniel sampai di kawasan rumah Rose. Nggak terlalu jauh dengan letak apartemen milik calon one night stand nya tadi. Motor sport miliknya diparkir di depan pagar rumahnya. Saat turun pun dia masih melihat seorang cowok berdiri didepan pintu rumah itu.

'Masa itu sih cowo psycho yang dimaksud Rose?'

Daniel melangkah masuk ke pekarangan menuju ke pintu tempat cowok itu berdiri. Dalam hati dia berdoa semoga orang yang katanya gila ini nggak bawa senjata tajam atau sejenisnya. Bisa gawat kan kalau dia ditusuk atau dibunuh.

"Ehem." Daniel berdeham ketika sampai disampingnya.

Junhoe mengernyit, dia nggak salah rumah kan? Jelas-jelas tadi dia melihat Rose masuk ke rumah ini. Lalu siapa cowok ini?

'Masa cowok barunya sih?' Junhoe mulai mengira-ngira.

"Ada yang bisa saya bantu?" Daniel bertanya, tapi cowok itu hanya diam saja menatapnya.

"Ah! Tamunya Rose ya? Duh kok di luar gini sih, si Rose mana lagi bukain pintu lama banget."

Daniel mengetuk pintu rumah Rose sambil memanggil cewek itu.

"Se? Sayang? Bukain pintu dong? Ada tamu kamu nih masa gak dibukain pintu?"

Rose yang sedari tadi dibalik pintu itu ingin mengumpat saat Daniel mengetuk.

'Sayang sayang pala lo gepeng!'

Rose akhirnya memberanikan dirinya membuka pintu rumahnya. Didapatinya dua orang cowok sedang berdiri di sana. Daniel sempat terpaku melihat Rose yang keluar dengan mengenakan baju tidur terusan bergambar babi di bagian perut.

'Unch gemay banget sih sayangku' yang ini Daniel sama Junhoe pikirannya sama.

Belum sempat Rose membuka suara, Daniel sudah menghambur ke arahnya lalu memeluknya.

"Lama amat sih yang buka pintunya. Ada tamu lain juga nih, tamu kamu?" ujar Daniel tanpa rasa bersalah lalu mencium pipi Rose dengan lancang. Bukan maksud apa-apa, niatnya mau bisikin Rose.

'Jangan berontak, biar aja dia pikir gue cowok lo' itulah yang dikatakan Daniel.

Rose yang tadinya mau mendorong cowok itu mengurungkan niatnya. Sadar mereka gak cuma berdua, Rose menoleh ke cowok bermasker itu. Sama seperti dulu pikirnya. Mata cowok itu tetap tajam seperti dulu, hanya kali ini ada guratan kecewa, sedih, atau cemburu? Yang jelas Rose tidak mau tau akan hal itu. Dia takut hatinya akan berpaling lagi.

"Maaf, sepertinya saya salah alamat. Maaf sekali lagi." setelah menundukkan kepalanya beberapa kali, Junhoe meninggalkan tempat tersebut dengan setengah berlari.

Cewek itu menatap kepergian Junhoe. Setelah dirasa cukup jauh, dia  mencubit pinggang Daniel dengan keras. Ya gimana, betah banget peluk-peluk cari kesempatan. Kerdus!

"AW AW SAKIT WOY LEPAS!" Daniel berjengit lalu mengelus pinggangnya yang memerah karena perlakuan Rose tadi.

"Udah sana pulang lo. Makasih by the way udah bantuin gue." Rose hendak masuk kedalam, namun tiba-tiba cowok itu menahan pintunya.

Flirty PhotographerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang