Pagi ini Rose masuk kerja dengan rasa pegal di seluruh badan. Gimana nggak, dia baru tidur pukul tiga dini hari tadi dan sekarang sudah di kantor pukul delapan kurang. Thanks to Daniel yang "menggempur" cewek itu habis-habisan semalam, sekarang dia harus ke pantry dan membuat secangkir kopi supaya nggak ketiduran saat bekerja. By the way, cewek itu tadi pagi berangkat sendiri juga. Tadinya Daniel menawarkan buat bareng, tapi katanya bakal lama nungguin dia dandan sama takutnya menimbulkan kecurigaan. Jadilah cowok itu mandi dulu lalu mengantar Rose pulang dan langsung berangkat ke kantor.
Cewek itu sekarang sudah berjalan ke arah pantry, beneran mau buat kopi. Waktu masuk cuma ada mbak-mbak cleaning service yang lagi santai abis piket pagi. Rose cuma melempar senyum sekilas lalu langsung mencari kopi sachet dan cangkir. Setelah menambahkan air panas di gelasnya, cewek itu ngaduk isi gelas sambil senyum-senyum senang. Teringat gimana sayangnya Daniel sama dia semalaman membuat mood nya membaik sedikit dan melupakan pegal-pegal di tubuhnya.
"Senang amat mbak Rose, lagi jatuh cinta yaa?" mbak cleaning service itu nyeletuk karena melihat Rose senyam-senyum sendiri.
"Ah bisa aja sih mbak." Pipi Rose merona malu.
"Habis dari tadi saya perhatiin mukanya girang amat sambil ngayal-ngayal kayak orang abis jatuh cinta hihihi." Mbak itu ngikik-ngikik genit.
Rose cuma membalasnya dengan tersenyum. Nggak lama kemudian, mbak itu pamit untuk kerja lagi dan tinggal lah Rose sendiri di ruangan tersebut.
Klek.
Ketika pintu terbuka, cewek itu langsung menoleh. Daehwi masuk dan langsung memasang muka datar waktu melihat Rose di sana. Sebelum menghampiri meja Rose, dia mengunci pintu ruangan itu terlebih dahulu.
"Ngapain pake kunci pintu segala sih?" Tanya cewek itu kemudian menyeruput kopinya.
"Biar lo nggak kabur kalo gue tanya-tanyain dan biar orang lain nggak kepo. Sekarang gue tanya, kemana lo semalem? Kantor kayak kiamat tau liat lo dateng telat dan si Daniel udah di kantor sebelum jam sembilan." Cowok itu duduk di depan Rose, persis seperti polisi lagi nanyain pencuri. Langsung aja cewek itu tersedak karena kaget lagi minum malah ditembak pertanyaan kayak gitu.
"Gila lo mau bunuh gue apa nanya gituan pas gue lagi minum?" Rose terbatuk dan menepuk-nepuk dadanya yang sakit.
"Hmm berarti pasti ada apa-apaan nih. Ayo jawab jangan kebanyakan ngeles!" Cowok berbadan kecil itu duduk menyandar ke kursi sambil melipat tangannya di dada.
"Janji nggak bakal ember kalo gue cerita? Nggak akan nyebar ke anak-anak?"
"Sumpah demi kolam lelenya Pak Jaehwan gue nggak akan bocor. Lagian kalo bocor yaudah kolam lelenya si bapak ini." Daewhi mengangkat sebelah tangannya, gesture ala-ala janji beneran padahal Rose juga nggak yakin.
"Gue udah jadian sama Daniel sejak di Busan kemaren."
"TUH KAN GUE NGGAK DIKASIH TAHU!! UDAH CURIGA GUE!!" Rose langsung bangkit dari kursinya dan menutup mulut cowok itu dengan tangannya.
"Buset ya belom apa-apa udah ember banget! Kalo ada yang denger gimana?!"
"Ya abis gue kesel sama lo jadian nggak bilang-bilang. Apaan katanya besties, ampas ih sebel gue!" Cowok itu kembali nyerocos setelah Rose melepaskan tangannya.
"Ya maaf aja, gue masih mau kerja di sini jadi yah mending gue nggak ngomong sekalian."
"Terus itu si Junhoe yang anak iKON itu siapanya lo? Kemarenan di Busan doi sempet ngetokin kamar nyariin lo tapi gue bilang lo keluar sama Daniel."
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirty Photographer
Fiksi Penggemar"Jadi, apakah jatuh cinta sama rekan kerja yang notabene fotografer yang ganjen bakal jadi kesalahan kedua terbodoh gue?" - Roseanne Park "Ngomel mulu sih lo, stylist bawel!" - Kang Daniel