Tok! Tok! Tok!
Daehwi yang tadinya masih berusaha menenangkan Rose beralih ke pintu depan apartemennya. Rose juga sudah menghapus air matanya. Nggak enak kalau dilihat sama tamu cowok itu. Jantungnya juga sebenarnya sedikit berdegup saat ini. Jauh di dasar hatinya, dia berharap yang datang adalah Daniel dan cowok itu akan minta maaf padanya. Namun harapannya tadi harus ditelannya bulat-bulat ketika yang masuk adalah biang dari semua masalah ini, Junhoe. Cowok itu kini berjalan mendekati sofa tempat Rose duduk. Cewek itu bisa melihat sedikit lebam dan darah kering di wajah Junhoe.
"Uhm...hei?" Cowok itu berusaha menyapanya senetral mungkin setelah duduk disamping Rose.
"Hey. Muka lo kenapa?" Tangan Rose terulur ingin memegang wajah cowok itu, tapi Junhoe langsung reflek memundurkan wajahnya.
"Nggak apa, Se. Lo nggak apa-apa?" Dalam hati Junhoe sebenarnya merutuki pertanyaan bodohnya barusan. Tapi dia butuh tau perasaan cewek itu langsung dari mulutnya sendiri.
"I'm okay, don't worry." Rose memaksakan senyumnya, padahal matanya yang sembab nggak bisa bohong.
"Maaf ya, Se. Semua salah gue kita jadi kayak gini sekarang. Kayaknya emang gue selalu bawa masalah ke hidup lo ya sejak dulu? Gue bener-bener minta maaf, Se." Cowok itu menunduk, nggak berani menatap wajah Rose. Dadanya juga sesak sendiri karena perasaannya campur aduk saat ini.
"Don't be sorry, Jun. Gue juga salah. Kalo aja gue nggak meng-iya-kan ajakan lo. Disini yang kena masalah sesungguhnya lo Jun, bukan gue. Lo sampe diberitain dimana-mana, agensi lo juga jadi ribet, fans lo jadi riweh. Nggak sebanding sama gue. Harusnya gue yang minta maaf." Rose memaksakan senyumnya.
Cowok itu mendongak, tangannya terulur ke dahi Rose yang tertempel perban. Ibu jarinya menelusur hingga mata cewek itu yang bengkak. "But you got this, Se. And I'm fully responsible for it."
'And I'm so sorry for Daniel too' cowok itu ngebatin.
Rose sendiri sudah tidak bisa menahan air matanya sekarang. Cewek itu menjatuhkan air matanya yang tertahan sejak tadi. Bukan karena marah atau apa, tapi lebih kecewa. Kenapa cowok di hadapannya ini lebih bisa mengucapkan kalimat yang menenangkan? Kenapa dia terlihat lebih peduli sama Rose? Kenapa dia dan bukan Daniel?
Junhoe menarik cewek dihadapannya ini ke dalam pelukannya. Rose pun memeluk cowok itu erat, perasaannya campur aduk saat ini. Dia menangis sejadinya, sedangkan Junhoe hanya mengusap punggung cewek itu pelan.
"Kenapa lo sih, Jun? Kenapa bukan Daniel yang nyusul gue dan meluk gue kayak gini? Kenapa cowok brengsek itu ngebiarin gue kalut sendirian kayak gini?" Susah payah Rose bicara disela tangisnya.
"Sorry, Se. I'm so sorry." Cowok itu masih mengusap punggung Rose walaupun omongan cewek itu barusan menimbulkan denyut yang nggak enak di dadanya.
Daehwi yang tadi disudut ruangan cuma bisa diem sambil memperhatikan dua orang di ruang tamunya. Sebenarnya masalah temannya itu sepele, asal salah satu dari mereka nggak cepet naik darah ataupun keras kepala. Dulu cuma Rose yang doyan marah-marah, ternyata mulut Daniel lebih jahat lagi. Cowok cantik itu mendesah malas sambil melipat kedua tangannya di depan dada.
'Kalo udah kayak gini, lo mau apa Niel?' Cowok itu ngebatin sendiri lalu pergi ke dapur.
***
Lama banget sampai Rose akhirnya benar-benar berhenti nangis. Daehwi sejak tadi udah duduk dihadapan mereka berdua. Setelah cowok itu selesai membuatkan minum untuk Junhoe tadi, dia langsung bergabung di ruang tamu. Ya biar nggak lama-lama juga Rosenya peluk-peluk Junhoe. Junhoe sendiri saat ini hanya diam menatap permukaan gelas di tangannya.
"Minum aja sih kalo mau minum, nggak gue racunin kok." Daehwi memecah keheningan. Junhoe sendiri mendongak dari gelasnya, menatap cowok itu lalu tersenyum.
"Gue tau kok lo nggak bakal ngeracunin gue, apalagi di apartemen lo sendiri. Susah buang mayatnya ntar." Daehwi memutar bola matanya mendengar jawaban garing cowok itu.
"Jadi, lo kesini cuma mau ketemu Rose doang atau punya maksud lain nih?" Cowok itu mulai mengintrogasi.
"Kalo Rose nya udah tenang, gue mau ngomong sesuatu yang penting. Are you okay now?" Junhoe menatap Rose dan cuma dibalas anggukan oleh cewek itu.
"Setelah beritanya keluar tadi pagi, pihak agensi gue menghubungi semua stasiun TV dan media yang kemungkinan nyebarin berita itu pertama kali. Salah satunya akhirnya bilang kalau mereka yang bikin berita tersebut. Dilansir dari pihak medianya, yang ngirim foto-foto itu bukan paparazzi ataupun wartawan mereka. Ada orang yang ngirim amplop berisi foto kita dulu dan kemarin. Sumber ini ngaku kalau udah lama ngikutin kita dan yakin kalau kita benar pacaran. Waktu ditanya, pihak medianya bilang nggak bisa ngasih tau siapa sumbernya karena ketentuan perusahaan." Cowok itu menjelaskan panjang lebar.
"Lo berdua punya musuh?"
"Nah tadinya itu yang gue pikirin, Wi. Apakah ini salah satu dari fans atau bukan. Tapi kalopun itu fans, mereka nggak akan langsung ngelapor ke media. Mereka bakal nge-post ini di online platform, baru media yang turun tangan. Tapi kayaknya orang ini emang iseng mau ngerjain salah satu dari gue atau Rose."
"Gue heran deh, gue bukan artis tapi kenapa kena masalah begini mulu sih? Nggak sama Daniel, nggak sama lo." Rose mendengus sebal.
"Lo pernah di giniin pas sama Daniel, Se?"
"Pernah. Makanya Daniel keluar dari kantor waktu itu dan ngebiarin gue yang tinggal." Cewek itu menunduk, mengingat kembali saat Daniel yang menenangkannya waktu nangis saat itu. Dadanya kembali berdenyut nyeri.
"Respon agensi lo gimana terhadap berita ini?" Sekarang Daehwi yang nanya.
"Manajer gue bilang besok bakal dikeluarin statement resmi dari agensi kalo beritanya cuma hoax dan gue sama Rose cuma temenan. Agensi bilang juga bakal ngambil tindakan hukum buat yang nyebarin berita nggak bener kayak gini. Sumber yang ngirim foto itu juga lagi dilacak sekarang. Khusus yang terakhir itu permintaan gue karena gue pengen tau orang iseng mana yang tega-teganya ngerjain sampe begini banget."
"Gue harap cepet selesai deh ya masalah lo berdua. Dan lo Se, lo harus tinggal sama gue selama beritanya belom surut. Nggak ada bantahan." Daehwi menunjuk Rose dengan telunjuknya yang lentik.
"Bawel lo kek emak-emak." Cewek itu tertawa kecil.
Dalam benaknya, sebenarnya nggak akan ada yang berubah juga kalaupun masalah ini selesai. Mungkin untuk Junhoe, namanya akan bersih. Begitu berita ini surut pun, nggak akan ada yang mengingat kalo ini pernah terjadi dan siapa Rose. Tapi seenggaknya rasa penasarannya akan terjawab setelah pelakunya ketahuan.
'Siapa sih lo orang iseng?!'

KAMU SEDANG MEMBACA
Flirty Photographer
Fanfiction"Jadi, apakah jatuh cinta sama rekan kerja yang notabene fotografer yang ganjen bakal jadi kesalahan kedua terbodoh gue?" - Roseanne Park "Ngomel mulu sih lo, stylist bawel!" - Kang Daniel