Keluar dari ruangan Pak Seungyoon, Rose nggak langsung turun ke bawah. Cewek itu malah naik ke rooftop lantai paling atas kantornya tempat anak-anak cowok biasa nyebat kalo lagi suntuk. Tentu aja cewek itu masih bersama Junhoe (tapi lagi cari minum di kafetaria lantai 1 katanya). Sekarang cewek itu menimbang-nimbang apa yang harus dia lakukan. Di satu sisi dia pengen nelpon Daniel karena pengen masalah cepet selesai. Di sisi lain dia nggak siap buat nelpon cowok itu.
"Mikirin apa lo hayo?" Daehwi datang dengan dua kaleng soda di tangannya.
"Kok lo kesini? Nggak balik ke ruangan?" cewek itu menyambut sodoran Sprite dari Daehwi.
"Gue ketemu Junhoe tadi di bawah pas mau balik, terus nitipin ini katanya lo disini."
"Junhoe nya mana?" tanya cewek itu lalu meneguk minumannya setelah dibuka.
"Katanya ada telpon dari kantor disuruh balik. Nanti di chat katanya kalo dah sampe."
"Oh."
Cewek itu cuma diem lalu meneguk minumannya lagi sambil menatap lurus ke pemandangan Seoul yang lagi lumayan sepi. Beruntung hari ini cuaca agak mendukung, nggak panas amat nggak mendung amat. Awan di atas lagi banyak jadi teduh dan langit lagi cerah sebiru-birunya.
"Cuaca bagus gini kok lo suram amat sih? Ngerusak suasana banget." Daehwi nyerocos karena hening banget.
"Tau nggak? Tadi gue abis dari ruangan Pak Seungyoon sama Junhoe." cewek itu ngomong sambil tetap menatap lurus. Rose melanjutkan ceritanya soal temuannya kepada cowok cantik disampingnya ini.
"Terus? Lo mau ngapain nih abis ini?" cowok itu meneguk minumannya hingga sisa setengah kaleng.
"Gue bingung Wi. Gue jujur penasaran banget siapa yang tega-teganya bikin ribut gue sama Daniel sampe segininya Junhoe juga keseret. Tapi kalopun kita tau, emang ada yang bakal berubah? Gue dan Daniel toh tetep putus ini. Gue juga belom siap nerima dia balik lagi kalopun semua jadi baik-baik aja. Gue capek sakit hati mulu."
"Terus lo mau diem-diem aja? Gini deh Se, kalo kata gue mah ya seenggaknya masalah diantara kalian clear. Nggak ada lagi salah-salahan soal selingkuh atau apapun. Dari sudut pandang gue kalian berdua sama-sama keras kepala. Heran sama-sama sayang kok ya sama keras." cowok itu menenggak habis minumannya.
"Ya karena sama sayang sama-sama nggak mau nyakitin satu sama lain lagi hahaha." cewek itu tertawa lalu menghabiskan minumannya pula.
"Yuk ah turun, nanti dicariin yang lain." Rose menggandeng cowok itu lalu turun ke lantai tempat ruangannya berada.
***
Malam ini Rose bisa beristirahat dengan tenang di kamarnya. Kerjaannya tadi siang udah beres diselesaikan di kantor, itung-itung mengalihkan perhatian dari penemuan tadi siang sih katanya. Sama sekalian menghindar dari teme-temen kantornya yang keponya setengah mati sama ceritanya. Iya, cewek itu belom jadi ngerumpi di kafetaria tadi karena kelamaan nongkrong di rooftop.
Selesai mandi dan skin-care-an, biar cantik kayak idol, cewek itu rebahan di kamarnya sambil nonton TV. Tipikal leha-leha yang dijalaninya sebelom ketemu Daniel. Sambil mengeringkan rambutnya cewek itu menekan remote TV dengan tangan satunya dan berhenti di channel dokumentasi tentang Busan. Matanya ngehadep TV sih, tapi pikirannya kemana-mana. Bukan ngelamun jorok yak, tapi ke kenangan tentang dia dan cowok Busan itu ketika masih bahagia-bahagianya.
"Kalo begini mulu kapan gue move on nya sih? Kenapa lingkungan tega banget sama gue yang lagi nelangsa kayak gini? Wahai alam, konspirasi macam apa ini..." cewek itu ngedumel sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirty Photographer
Fiksi Penggemar"Jadi, apakah jatuh cinta sama rekan kerja yang notabene fotografer yang ganjen bakal jadi kesalahan kedua terbodoh gue?" - Roseanne Park "Ngomel mulu sih lo, stylist bawel!" - Kang Daniel