2

860 118 7
                                    

10.30

Pemotretan hari itu selesai kurang lebih satu setengah jam. Daniel sedang mengecek foto-fotonya ketika Sung Kyung mendekatinya. Lebih tepatnya mendekati monitor komputer yang tersambung ke kamera sih ya. Dia juga ingin mengecek hasil fotonya hari ini.

"Bagus?" tanya Daniel tiba-tiba, membuat Sung Kyung menoleh.

"Hmm lumayan bagus sih, tinggal edit dikit kayanya."

"Kalo model udah cantik mah gausah pake edit juga udah bagus kok." pujinya dengan senyum menggoda. Yang dipuji malah sudah tersipu-sipu.

'Ngerdus terooos woy terooos kek kang parkir aja lo teros teroos!' yang ini Rose ngebatin sambil ngeliatin dari jauh.

Rose segera menghilang ke ruang rias ketika melihat dua makhluk itu sedang memegang handphone nya masing-masing. Kayaknya tukeran nomer atau id line. Ini perkiraan Rose sih. Daripada kepo dengan urusan orang, lebih baik dia membereskan ruangan tersebut dan outfit yang tadinya dipakai foto agar dapat segera dikembalikan. Iya, bajunya minjem ke butik yang kerja sama dengan majalah biar lebih hemat budget.

Daniel yang sudah selesai pekerjaannya menyusul Rose yang sedang berberes peralatannya. Dia berdiri di ambang pintu sambil mengamati pergerakan cewek itu. 'Cantik sih dari dulu ga berubah, cuma bawelnya lo tuh loh' batin cowok itu. Dia akui Rose memang cantik. Rambutnya yang hitam panjang selalu digerai. Wajahnya yang oval selalu dirias natural sehingga tidak menghilangkan kecantikan aslinya. Badannya pun minus lemak, tetapi berisi di beberapa tempat yang seharusnya.

Pikiran jahil tiba-tiba datang pada Daniel. Dengan berjingkat pelan agar tidak mengeluarkan suara, dia berjalan ke arah cewek itu. Tepat di belakangnya dia berhenti, kemudian dia meniup-niup tengkuk Rose. Yang ditiup refleks menoleh dan mendapati Daniel dibelakangnya.

Rose yang tadinya ingin marah menjadi diam karena melihat jarak mereka sekarang setara dengan segelas susu, nggak ding bercanda. Jaraknya setara dengan radius cium. Kalau saja dia tidak sedikit lebih pendek dari Daniel, mungkin wajah mereka akan sejajar. Daniel pun hanya diam menatapnya tanpa berinisiatif untuk mundur atau apapun.

"Woy mesum di kantor bisa kena sanksi dipecat dengan tidak hormat loh," celetuk Daehwi.

Rose reflek mendorong Daniel kemudian mentoyor kepala lelaki itu. Wajahnya sendiri sudah bersemu merah hingga ke telinga. Daniel yang notabene bercanda hanya mundur dengan senyum miringnya.

"Tau nih Wi temen lo, padahal gue becanda doang tapi gue mau dicium." Daniel langsung menerima cubitan maut di pinggangnya.

"Cium apaan, bego! Yang deketin gue terus tiup-tiup duluan siapa? Mikir make otak jan pake dengkul. Udah sana minggir lo!" Rose segera membawa baju yang akan dikembalikan ke luar.

"Eh Se, makan siang bareng ga nih kitaaa?" Daehwi berteriak dari dalam studio.

"Gue balikin baju dulu, setengah jam lagi balik kantor gamau tau harus udah kelar kerjaan lo kalo mau bareng. Kalo lelet gue tinggal!"

Kali ini dia benar-benar menghilang dari studio setelah menaiki lift menuju lantai dasar untuk mengembalikan properti pemotretan hari ini. Daniel masih berada di studionya, mengecek foto dan membereskan kameranya. Daehwi sendiri sedang merapihkan peralatan make-up nya.

"Niel, lo beneran gak naksir gitu sama Rose?" tanya Daehwi ketika dia selesai dengan pekerjaannya.

"Cantik sih Wi, cuma galak gitu. Asik aja ngerjain dia. Kalo udah mencak-mencak gemesin." Daniel menjawab dengan kekehannya.

"Wah naksir beneran ini lo kayanya."

"Hmm, let's see how it's gonna be later. Lagian cantikan elo Wi, gak galak lagi." alis cowok itu naik turun ketika menggoda Daehwi.

"Ngaco lo, gue gak suka koko-koko macem lo. Doyannya bule yang gede segala-gala."

"Anjir lo hahaha..." Daniel tertawa terbahak-bahak.

***

Rose sudah kembali dari butik tempat dia meminjam property tadi. Walaupun jalanan Seoul cukup padat, dia bisa kembali sampai di kantor sebelum waktu makan siang. Dia berjalan menuju ke ruangannya di lantai 7, satu lantai di bawah letak studio tadi. Setelah sampai di kubikelnya, dia langsung membuka laptopnya untuk mengecek e-mail pekerjaan dan akun sosial medianya. Yah namanya juga anak majalah, masih butuh sosmed sekedar untuk mengecek gosip-gosip yang sedang hot sekarang.

Mata Rose tak sengaja menangkap e-mail dari seseorang saat dia sedang men-scroll halaman tersebut. 'Goo Junhoe' itulah nama yang tertera disana. Tanpa membacanya, dia langsung memilih untuk memasukkan pesan tersebut ke e-mail spam. Selesai mengecek dan membalas e-mail urusan kantor, Rose menutup laman tersebut.

Dia tak habis pikir, kenapa cowok itu masih saja mengganggunya. Padahal dia sendiri yang memutuskan kontak dengan Rose tepat setelah mereka lulus SMA dulu. Dan sekarang, kalau saja Rose tidak memblokir semua kontak cowok itu, mungkin hidupnya tak akan tenang karena akan terus dihubungi olehnya.

'You've got a message!!'

Handphone nya yang tiba-tiba berbunyi membuyarkan pikiran tentang cowok itu tadi.

"Daehwi ternyata." Dia membuka pesan itu lalu mengecek jam digital di ponselnya.

"Sial, keasikan ngelamun gue lupa kalo mau makan siang bareng."

***

Sambil menenteng dompet dan ponselnya, Rose memesan makanan di kafetaria yang terletak di lantai dasar gedung tersebut. Cukup ramai karena ini jam makan siang. Untung Daehwi sudah menempati sebuah meja yang ada disudut ruangan. Tidak sendirian tentunya. Sudah ada Jennie, Jisoo, dan Lisa yang menemaninya disana. Geng biang gosipnya se-Idol Mode sini adalah julukan mereka dari para karyawan lain.

Lisa melambaikan tangan ke arah Rose, membuat cewek itu langsung menuju kesana.

"Eh gue denger dari Daehwi katanya si Daniel flirting lagi sama model?" Jennie bertanya tepat setelah Rose mendaratkan pantatnya di kursi.

"Tau tuh kerdus banget itu laki. Padahal sering ngecengin Rose juga." Daehwi menimpali yang langsung membuat Rose tersedak makanannya.

"Lo gila apa Wi? Darimana ceritanya dia ngecengin gue?!" jawab cewek itu setelah melegakan tenggorokannya dengan air.

"Lah tadi buktinya di studio mau ci-ciuman gituu."

"WOOOW!!" ini yang teriak bareng Jisoo, Lisa sama Jennie.

"Gila lo, ati-ati kena sanksi berbuat tidak senonoh di area kantor ntar." ledek Lisa.

"Eh tapi Se, emang lo gak takut gitu cuma dikerdusin doang sama kudaniel?" Jisoo bertanya sambil mencomot pisang yang ada di nampan Rose.

'Ya itu masalahnya, gue bukannya naksir, tapi gue takut keburu naksir eh ternyata dikerdusin doang. Cukup sekali dah jaman sekolah...'

Flirty PhotographerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang