25

389 69 1
                                    

Seminggu sudah sejak kepindahan Daniel ke Busan. Cowok itu bercerita lewat telepon dua hari setelah kepindahannya bahwa dia diterima di perusahaan tersebut. Rose yang diberi kabar ini senang sekaligus sedih. Yah tahu lah alasannya ya? Senang karena Daniel diterima dan sedih karena fix mereka bakal ldr.

Awal-awal sih Rose masih membiasakan diri. Yah dia juga pernah jomblo lama jadi nggak terlalu heran kalau biasa sendiri hehehe. Tapi makin hari semakin ada yang hilang rasanya. Seharian ini saja Rose bener-bener terlihat seperti orang kehilangan semangat hidup. Dari pagi bangun tidur sampai masuk kantor pun aura yang dipancarkan sekelilingnya suram. Daehwi cuma bisa menatap ngeri ke sahabatnya itu yang sekarang sedang uring-uringan di kubikelnya sambil menatap layar ponsel.

"Udah sih kalo kangen telpon aja." cowok itu nyeletuk sambil menarik kursi disamping Rose.

"Nanti dia keganggu nggak ya Wi kalo gue telpon? Gue juga ragu sih mau telpon, takut kangen banget." Rose menyandarkan dagunya ke meja.

"Alay banget sih lo! Perlu gue yang telpon apa?" Daehwi siap-siap mengeluarkan ponselnya dari dalam kantong.

"Eh jangan, nanti aja gue telponnya kalo udah balik. Masih pagi gini gue takut mood gue rusak terus males kerja hehe."

Daehwi hanya memutar bola matanya malas dan memasukkan kembali ponselnya ke kantong. Memang sih awal-awal long distance relationship begini sulit bagi Rose. Apalagi dia pernah mengalaminya dan berakhir buruk dengan Junhoe dulu. Tapi kali ini dia akan mencoba percaya pada Daniel, karena akhirnya cowok itulah yang berhasil membuka hatinya lagi.

"Tapi Se, lo ngerasa ada yang aneh nggak sih? Tiba-tiba foto lo sama Danielleaked gitu dan Daniel dapet tawaran kerja lagi di Busan. Gue curiga beneran ada orang iseng yang entah dendam ke lo atau Daniel ini." Daehwi menatap cewek itu serius.

"Halah paling juga orang iseng Wi, sirik aja gue pacaran sama cowok ganteng kalo nggak sirik Daniel pacaran sama cewek cantik ahahaha." Muka Rose ngeselin banget dan langsung dapet toyoran di kepalanya dari Daehwi.

"Bodo amat, Se!" Cowok itu langsung bangkit dan meninggalkan Rose di kubikelnya.

***

Rose melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift. Pekerjaannya sudah selesai dan sekarang memang sudah jam pulang kantor. Sekali lagi, dia menghela nafas berat mengingat hari ini dia pulang sendirian lagi tanpa ada yang menjemput. Kakinya yang mengayun-ayun malas berhenti ketika lift tersebut berhenti di lantai 5, menandakan ada orang lain yang mau menumpang entah ke atas atau ke bawah.

"Loh, Se?" suara husky  yang cukup familiar itu membuat Rose yang tadinya menunduk malah mendongak.

"Jun? Ngapain disini?" oke nada bertanya Rose kali ini memang agak nggak bersahabat tapi Junhoe memakluminya.

"Tadi ada urusan, Se. Kamu baru pulang?" tanya cowok itu setelah masuk.

Rose hanya mengangguk. Sampai ke lantai satu, atmosfir didalam lift tersebut benar-benat canggung. Nggak ada satupun dari mereka yang buka suara. Junhoe sebenarnya ingin ngobrol dengan cewek itu, tapi tingkahnya yang cukup defensif (re: Rose benar-benar fokus ke ponselnya seakan nggak ada orang disekitarnya), membuat Junhoe mengurungkan niatnya. Hingga sampai di pintu keluar di lobby, cowok itu akhirnya buka suara.

"Se, tunggu!" cowok itu setengah berlari mengejar Rose yang jalannya cepet banget. Rose sendiri cuma menoleh dan diam.

"Kamu pulang sendiri?"

"Ya emang kamu lihat aku berdua?" Rose memutar bola matanya malas.

"Daniel?" cowok itu tampaknya benar-benar nggak tahu.

Flirty PhotographerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang