So, here they are now. Tempat yang sama sebelum keributan kemarin mulai. Terakhir kali kesini, Rose sama Daniel masih sempet sayang-sayangan sebelum cowok itu bener-bener pindah ke Busan. Sekarang? They're not more than stranger who used to know each other.
Sebenernya Rose bisa aja langsung pulang setelah nge-drop cowok itu di stasiun, tapi nggak. Cewek itu lebih milih nganterin cowok itu sampai ke waiting room penumpang. Daniel? Jangan ditanya, kalo bisa joget juga sekarang cowok itu bakal joget saking senengnya dianterin.
Ada kali sepuluh menitan mereka duduk tapi cuma diem-dieman. Nggak tahu mau ngomong apa. Junhoe jadi penyelamat kali ini karena pesan berisi alamat mantannya Daniel masuk ke ponsel cewek itu.
"Euh alamatnya udah aku kirim ya, Niel." Cewek itu buka suara sambil mem-forward pesan ke Daniel.
"Okay. Thanks ya."
Hening lagi.
"Se" cowok itu ngomong akhirnya.
"Iya?"
"Sorry"
"For what?"
"For everything I've said before I left. If only I could think clearly before I acted. Nyesel banget nggak dengerin omongan eomma. Harusnya gue bisa lebih sabar dan mikir rasional, mungkin aja kita nggak bakal kayak sekarang." Cowok itu berucap. Mukanya sih nyesel beneran.
Rose cukup speechless ketika mendengar pengakuan cowok itu. Jujur sebenernya dia mikir hal yang sama, tapi nasi udah jadi bubur mau diapain?
"I'm sorry too."
Hening lagi setelah cewek itu minta maaf. Daniel bingung mau nanggepinnya gimana lagi. Gitu juga Rose yang nggak tahu lagi mau ngomong apa. Sampe panggilan terakhir keretanya, akhirnya cowok itu bangun dan bawa barang bawaannya. Rose ikut berdiri, mengantar cowok itu ke pintu keberangkatan. Nggak dipungkiri ada rasa sedih ngelihat Daniel akan balik lagi ke Busan walaupun dia sama cowok itu udah nggak ada apa-apa lagi. Ngeliat punggung lebar itu ngejauh bikin dada Rose nyeri.
Setelah pamit-pamit, cowok itu akhirnya beneran masuk. Rose tadinya udah balik badan dan jalan ke arah pintu keluar ketika mendengar suara langkah kaki lari-lari ke arahnya.
"Se!" Cewek itu noleh.
"Kok balik lagi? Ada yang ketinggalan di mobil aku?" Rose bingung.
"Ada." Daniel masih ngos-ngosan ketika dia jalan mendekat.
"And what is that? I can get it for you. No need to run."
"No, this one I have to take it by myself."
Daniel maju selangkah lagi lalu mengecup bibir cewek itu. Cuma kecupan tapi mampu bikin sekujur tubuh cewek itu lemas. Daniel memundurkan kepalanya untuk melihat reaksi cewek itu. Kalau mau ditabok pun dia rela. Heck! Dari tadi waktu ketemu cowok itu udah gemes pengen cium Rose saking rindunya sama cewek itu. Nggak mau kehilangan kesempatan sebelum pulang, akhirnya cowok itu memberanikan diri. Terkesan nekat sebenernya.
"Dan..."
"You can punch me in the face if you want to, but I can't help it, Se. I'm gonna miss you so much and I don't wanna miss a thing since I don't know when will I see you again. Sorry."

KAMU SEDANG MEMBACA
Flirty Photographer
Fanfiction"Jadi, apakah jatuh cinta sama rekan kerja yang notabene fotografer yang ganjen bakal jadi kesalahan kedua terbodoh gue?" - Roseanne Park "Ngomel mulu sih lo, stylist bawel!" - Kang Daniel