20

678 67 10
                                    

You can skip this chapter if you're a minor. Please be a wise reader👌🏻
.
.
.
.
.
.
.

Segera setelah disetujui oleh Rose, mereka meninggalkan tempat tersebut. Mobil yang mereka kendarai mengarah ke apartemen milik Daniel yang tidak terlalu jauh dari kantor. No wonder cowok itu berani banget berangkat ngantor mepet-mepet, deket sih. Setelah memarkirkan mobil di parking lot, cowok itu menggandeng tangan Rose agar cewek itu nggak ketinggalan. Setelah naik lift dan berjalan sedikit di lorong, sampailah mereka di kamar paling ujung di lorong tersebut.

Apartemen Daniel terletak di lantai sepuluh, which is separuh dari tinggi gedung tersebut. Dia bilang dia suka pemandangan dari ketinggiannya cuma nggak suka tinggi-tinggi banget, serem. Waktu masuk, Rose langsung disambut oleh ruang tengah dan dua ekor kucing yang menghampiri Daniel.

"Uh uh uh laper ya nunggu daddy pulang?" Jari-jari lentik cowok itu mengelus kepala kucingnya.

"Kamu pelihara kucing?" Rose ikut jongkok dan menggelitik salah satu dagu kucing itu.

"Hmm. Biar nggak sepi aja rumahnya. Rooney, Peter kenalin ini mommy kalian yang baru. Rose, kenalin ini anak-anak aku di rumaahh," Daniel tersenyum saat menyatukan kedua tangan kucing itu dengan tangan Rose.

"So, I'm their mommy now?" Cewek itu terkekeh melihat kelakuan Daniel.

"Soon, after you marry me, you'll become the mother of these kids and my kids of course." Mata cowok itu menyiratkan keseriusan saat mengatakan hal tersebut.

"Very funny." Rose menanggapi hal tersebut sambil tersenyum.

"No, I'm not joking right now. Aku nggak bawa sembarang perempuan pulang, Se. Okay, maybe you've heard that I used to hook up with several women, but I never take them to my place."

"Biar nggak repot waktu terciduk ya?" Cewek itu ngakak sekarang.

"Salah satu alasannya sih hahaha. Tapi, kamu nggak marah kalo aku bilang dulu suka...hmm...yah gitu deh sama perempuan lain?" Cowok itu sekarang menyingkap anak rambut Rose dan menyelipkannya ke belakang telinganya.

"For what? Semua orang punya masa lalu, Niel, dan aku yang baru dateng sekarang nggak berhak marah kan soal masa lalu kamu. Lagian juga kamu tahu soal aku sama Junhoe dulu dan sekarang. So, yaah nggak masalah, asal nggak kebawa-bawa aja sampe sekarang dan nanti masa lalunya."

"Well, buat apa aku cari perempuan lain kalo aku udah punya perempuan terbaik diseluruh dunia di depan aku?"

Cowok itu langsung menggendong Rose tiba-tiba, membuatnya menjerit kaget dan berpegangan erat pada leher Daniel. Nggak sampai di situ, dia memutar-mutar tubuh Rose di udara lalu menghempaskan tubuh mereka berdua di sofa dengan posisi Rose ada di pangkuannya. Mata cowok itu menatap intens ke mata Rose dengan nafas masih terengah-engah karena hal tadi. Kedua tangannya menangkup pipi Rose dan mengelus-elus pipi mulus itu.

"Se, you're so beautiful, you know? And I'm so happy to be that lucky man who have you."

"Nggak heran kamu dikerubungin cewek-cewek ya? Pinter ngalus sih."

Rose terkikik pelan sebentar karena bibirnya sudah dibungkam oleh bibir lembut cowok itu. Daniel melumat pelan bibirnya yang manis. Samar-samar cowok itu bisa mengecap rasa alkohol dan strawberry dari lip gloss yang dipakai Rose. Tangannya yang tadi ada di pipi Rose kini berpindah ke punggung, mengusap-usap sayang punggung cewek itu. Rose sendiri menumpukan kedua tangannya pada leher kokoh Daniel, menariknya lebih dekat agar bisa menciumnya lebih dalam. Dia memiringkan sedikit kepalanya agar cowok itu lebih mudah mengakses bibirnya.

Kalau mau digambarkan, ciuman Daniel bak alkohol yang dia minum tadi tapi lebih keras efeknya pada dirinya. Sangat memabukkan hingga membuat kepalanya pening dan tubuhnya memanas. Perutnya juga terasa aneh, seperti ada seekor ayam mengepak-ngepak heboh di sana. Jantungnya terasa mau meledak karena detak yang ditimbulkan oleh cowok itu. Belum lagi gelenyar aneh yang dirasakannya di bawah sana. Sudah lama Rose tidak merasakan perasaan seperti ini. Yah tahu lah ya semenjak kapan dan gara-gara siapa dia nggak bisa dekat sama cowok lain.

Daniel juga merasakan hal yang sama. Sejak mantan kekasihnya itu, biasanya dia hanya bercinta dengan perempuan-perempuan di masa lalunya atas dasar kesenangan saja. Hanya karena ketertarikan fisik satu sama lain. Berbeda dengan kali ini, dia benar-benar memiliki perasaan sayang sesungguhnya pada Rose. Dia ingin merasakan tubuhnya menyatu dengan cewek itu sekaligus ingin melindunginya dan tak ingin menyakitinya yang seakan rapuh. Oleh karena itu dia benar-benar melakukannya dengan hati-hati. Ciumannya mungkin sangat passionate tetapi dia juga tidak ingin terlalu kasar pada cewek ini.

Dirasa cukup lama mereka making out seperti itu, Daniel melepaskan pagutannya dari cewek itu. Nafas mereka masih terengah-engah dan bibirnya sama-sama mengkilap juga terlihat penuh. Saat cowok itu akan mendekatkan dirinya lagi, bahunya di tahan oleh Rose, membuat Daniel menatapnya bingung.

"Kayaknya kamu kasih makan anak-anak kamu dulu deh, kasian dari tadi ngeong mulu deket kaki ini." Cewek itu menunduk, menatap ke arah dua ekor kucing yang bermain di sekitar kaki mereka.

"Aku nggak mau di cap mami tiri sama mereka karena mensabotase daddy nya sampe lupa ngasih makan." Lanjut cewek itu yang membuat Daniel tergelak.

***

Rose mendesah di bawah kungkungan Daniel yang tengah mengecup-ngecup lehernya.

Mereka udah pindah ke kamar setelah Daniel ngasih makan kucing-kucingnya tadi. Kata Rose malu kalo di luar tadi nanti diliatin sama kucing meong meong meong. Jadilah cowok itu membopongnya ke kamarnya.

Kamar Daniel nggak terlalu luas tapi rapih. Dindingnya di cat abu-abu muda dan furnitur di dalam kamar di dominasi warna hitam dan putih. Lampunya juga nggak dinyalakan sepenuhnya, cuma lampu kecil-kecil berwarna putih yang bekelip-kelip di headboard kasurnya. Anak tumblr juga doi ternyata.

Tapi walaupun dalam cahaya remang, Daniel masih bisa mengamati wajah Rose yang cantik dengan mata terpejam dan bibir penuh yang meracaukan namanya. Tangannya meraba-raba punggung Rose, mencari risleting gaun tersebut. Seperti peka, cewek itu mengangkat sedikit tubuhnya untuk membantu Daniel menemukan benda itu dan menariknya turun kemudian meloloskannya dari tubuh Rose.

Tangan Rose juga tidak tinggal diam, jari-jari lentiknya membuka satu per satu kancing kemeja cowok itu lalu menariknya dan melemparnya entah kemana. Mata Rose terpaku pada dada bidang dan bahu lebar cowok itu. Otot-otot perut dan lengannya ikut bergerak-gerak liat saat Daniel menunduk untuk menghujani cewek itu dengan ciuman lagi.

"Like what you see, princess?" Cowok itu berbisik ditengah-tengah aktivitasnya mencium Rose. Pipi cewek itu memerah karena malu, tapi bibirnya melengkung.

"Well, glad to know that this body of yours minus lemak dan gelambir. Ada dikit juga nggak apa sih tapi, biar enak dipeluk kayak Baymax." Cowok itu cuma tertawa pelan.

Well, I'll leave the rest to your own imagination then. No need to explain. It's gonna be such a long night for both of them.


Flirty PhotographerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang