19

513 68 7
                                    

Well, I've warned you that it will be semi smut. Underage better stay away😊

Lima belas menit lalu Daniel masih duduk di sekitar bar itu sendiri, menikmati minumannya sambil mengamati gadisnya dari kejauhan. Cantik dan akan selalu cantik, itulah yang dia pikirkan setiap kali menatap Rose dari kejauhan. Tidak akan pernah bosan matanya menatap cewek itu sambil tersenyum-senyum senang. Terdengar seperti orang mesum memang, tapi yah dianggap mesum juga nggak apalah asal bisa melihat Rose.

"Hai! Kamu juga disini?" Suara nggak familiar tiba-tiba datang dari sebelahnya waktu lagi asik-asiknya ngeliatin Rose.

"Oh...hai?" Daniel samar-samar mengingat wajah cewek yag sekarang duduk di kursi sampingnya.

"I bet you don't remember me, right? You took my photos for that girl's rubric in last edition." cewek itu menunjuk Rose di seberang sana.

"Ah! Sungkyung? Sorry sorry, I'm bad at remembering people." Daniel akhirnya ingat. Cewek itu sempat beberapa kali mengiriminya pesan setelah pemotretan kapan tahu itu (waktu jomblo masih dibales Daniel, tapi abis jadian sama Rose nggak lagi kok ehe).

"Ouch, am I that not worthy to remember?" Sungkyung bercanda setengah terluka karena gesture dramatis menyentuh dadanya.

"Nggak gitu juga, cuma guenya aja yang pelupa." Daniel ketawa garing. Bukan ehe tapi ya.

Mereka sempat ngobrol-ngobrol ringan, mulai dari bertanya kabar dan yang lainnya. Bukannya Daniel nggak merasa kalau cewek di sampingnya ini cukup flirty, sedari tadi dia sudah melihat gerak-geriknya yang memang menunjukkan kalau cewek itu tertarik dengannya. Mulai dari kibas-kibas rambut, pegang-pegang tangan atau paha sok asik gitu, ya gitu lah pokoknya. Tapi dia hanya diam aja, nggak membalas ataupun menepis gesture cewek itu.

Kali ini Sungkyung mencoba mendekat ke arah Daniel untuk membisikkan omongannya karena musik di ruangan itu terlalu bising. Tapi tiba-tiba jarak mereka di pisah oleh Rose yang nggak tau datang dari mana langsung duduk di pangkuan cowok itu. Tangannya juga nggak santai, langsung main peluk ke pinggangnya dengan nggak tahu malunya. Bikin Sungkyung bergidik geli-geli mau muntah.

"Dicariin kemana malah disini." Cewek itu malah memasang tampang cemberut.

"Kenapa? Kangen?" Daniel tertawa sambil mengusap-ngusap kepala cewek itu sayang. Rose mengangguk.

"Uhm...malah disini, nggak gabung di sana. Untung Jennie bilang." Cewek itu ngusel-ngusel manja.

"Ehem...well, Hai? Lo stylist yang nanganin gue kemaren kan?" Sungkyung menyela karena udah jengah ngeliat tingkah dua orang di depannya, terutama Rose.

'Cih manisnya ilang sama gue. Ampas!' Rose ngebatin.

"Iya, gue Rose by the way. And for further information, gue ngerangkap pacarnya Daniel juga." Rose senyum sambil menyodorkan tangan.

"Well, Niel, kok kamu nggak bilang udah punya pacar? Sekantor lagi, ya?" Sungkyung mau nggak mau menyambut sodoran tangan cewek itu.

"Yah kamu nggak nanya sih, lagian emang kurang obvious gitu kalo ngeliatin dia dari tadi nggak menunjukan tanda-tanda?" Daniel cuma nyengir kuda.

"I thought it was a secret crush hahaha. Yaudah, aku nyamperin temen-temen dulu ya? See ya later." Cewek itu akhirnya pergi. Daripada harga dirinya terluka, kan?

"Cih pamitnya ke kamu doang lagi. Bitch!" Rose mengumpat dalam pelukan cowok itu lalu mendorong dadanya pelan, melepaskan diri.

"Yah kok di lepas sih? Kirain kita mau come out begini." Daniel memasang tampang kecewa.

"You wish! Lagian ngapain sih ngeladenin dia? Nggak ada kerjaan lain apa? Untung Jennie bilang tadi!" Ketusnya balik hmm.

Yah bukan nggak ada kerjaan juga sih ngeladenin cewek itu, cuma tadi Daniel iseng aja. Dia tahu kalau tadi Jennie mampir untuk ngambil minum dan snack. Tapi dia nggak menyangka kalo cewek itu bakal ngadu ke Rose. Huh biang gosip dasar! Tapi yang lebih nggak disangka lagi adalah kedatang Rose ngelabrak halus Sungkyung tadi. Dia pikir cewek itu bakal diem aja juga kalo memang tahu.

"Cewek cemburu lebih serem ya ternyata." Tangan Daniel mengusap-usap sayang rambut Rose.

"Siapa yang cemburu?! Aku cuma ngelindungin punya aku biar nggak diambil orang!" Wajah cewek itu langsung semerah warna lipstiknya.

"Iya ih iya nggak usah marah. Gemes tau nggak pengen cium." Muka Daniel mendekat ke cewek itu.

"Niel malu diliat orang." Cewek itu menghindari wajah Daniel dengan memalingkan wajahnya.

"No one gonna see us and no one gonna recognize us. This place is too dark and noisy." Tangannya menyingkap riak-riak rambut Rose dan menyelipkannya di belakang telinga cewek itu.

Daniel makin mendekatkan wajahnya ke cewek itu. Rose pasrah menutup matanya. Sepertinya alkohol yang diharap membantunya memberi keberanian waktu melabrak Sungkyung tadi juga masih mempengaruhinya kali ini. Atau dia hanya mengikuti kata hatinya? Yah cuma dia yang tahu. Yang pasti kali ini dia nggak mau menghindar dari ciuman cowok itu.

Rose menghirup nafas banyak-banyak ketika akhirnya Daniel melepaskannya. Wajah keduanya memerah, karena sama-sama kehabisan oksigen dan panas tubuh yang meningkat karena kegiatan yang cukup intim tersebut. Kepala Rose pening sehabis dicium Daniel tadi. Dia mengakui kalau cowok itu adalah a great kisser sampai bisa membuatnya pening dan membangkitkan gelenyar dalam dirinya. Di sisi lain, Daniel juga merasakan hal yang sama.

"Se, do you think we should go home right now? Cause I'm not sure I can hold it anymore to touch you more. Everything's in your hand. I'm not doing more if you don't want to." Cowok itu menempelkan dahinya ke dahi Rose, suaranya pelan dan bahkan terdengar berbisik. Terlihat desperate memang, tapi dia nggak mau melakukan hal yang nggak disukai oleh kekasihnya semenyiksa apapun hal tersebut bagi cowok itu.

"I think we should go home now, because I don't know whether it's the alcohol or me, I'm feeling the same with you now." Cewek itu kembali melingkarkan tangannya di pinggang Daniel.

Flirty PhotographerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang