13

540 91 8
                                    

Daniel, Rose, dan eommonim sudah duduk bersama di meja makan. Tadi, tepat setelah di panggil, Rose segera menyuruh cowok itu keluar dari kamar karena dia pengen mandi. Soal jawaban? Rose belum jawab apa-apa karena mendadak bego. Dia cuma suruh Daniel keluar sambil bilang,

"Euh...gue mandi dulu boleh? Gue ngerasa nggak etis aja ngebahas hal begini dengan gue yang kayak gini dan lo yang topless kayak gitu. Kecuali lo Taeyang nih, gue nggak masalah lo ngomong sambil telanjang dada gini di depan gue."

Daniel yang denger dia ngomong gitu cuma ketawa garing sambil garuk-garuk kepalanya yang nggak gatal. Rose sendiri juga mukanya masih merah nggak jelas kayak pantat babon. Tapi akhirnya cowok itu ngambil bajunya dan keluar dari kamar itu.

Dan di sinilah mereka sekarang, duduk bertiga di meja makan dengan Daniel dan Rose masih awkward karena kejadian di kamar tadi. Makan ya makan aja, nggak ada obrolan iseng atau apapun. Kelihatan banget Rose menghindari tatapan cowok itu karena dia makan sambil nunduk.

"Se, kalo makannya kayak gitu nanti rambutnya masuk ke nasi loh." eommonim akhirnya buka suara karena heran Rose makan sambil nunduk dan rambutnya menutupi wajah cantiknya.

"Eh iya eommonim, Rose lupa bawa ikat rambut hehe." Cewek itu akhirnya menyampirkan rambutnya ke samping bahu.

"Oh iya Niel, kalian balik ke hotelnya jam berapa? Eomma ada bikin makanan banyak buat bekal kalian sekalian."

"Habis makan, paling jam 9 deh eomma. Soalnya kata Mino hyung, pemotretannya di mulai abis makan siang."

"Eommonim nggak usah repot-repot, kita nggak lama kok jalan ke hotelnya. Lagipula nanti dikasih makan siang kok." Rose menimpali.

"Nggak apa-apa, nanti Rose bantu eommonim siapin bekalnya sebentar ya." Wanita itu menunjukkan senyum keibuannya.

***

09.30

Mereka sudah ada di bus sejak lima belas menit lalu. Setelah membatu eommonim memasukkan bekal tadi, mereka langsung berpamitan. Banyak banget makanan yang dikasih sama Ibunya Daniel dan rata-rata semuanya masakan rumah. Rose yakin, Daehwi sama Kak Mino bakal girang banget liat makanan segini banyak, mana enak-enak lagi.

"Ehem, Se?" Daniel berdeham dan membuat Rose menoleh ke cowok yang duduk di sebelahnya itu.

"Soal tadi..." ucapannya menggantung.

"Yakin nih kita bahasnya di sini banget, Dan?" cowok itu cuma mengangguk. Rose menarik nafas sebentar lalu menghembuskannya lagi, menghilangkan gugup ceritanya.

"Lo udah tau kan gue sama Junhoe gimana? Lo yakin mau sama gue sekarang? Gue lagi complicated dan bingung sejujurnya sama perasaan gue. Gue juga masih takut disakitin lagi, Dan. Apalagi reputasi lo dimata gue udah terlanjur ngeselin. Gue bukannya nolak lo mentah-mentah, cuma gue minta lo pikir ulang lagi dulu. Gue nggak mau terlibat dalam hubungan yang salah lagi. Lagian kantor kita ngelarang sesama karyawan pacaran, remember ?"

"Tapi, Se, nggak semua cowok kayak mantan lo kan? Gue emang ngeselin, gue akuin itu, tapi itu karena gue mau perhatian lo. Dan untuk masalah kantor, gue siap resign kalo lo nggak mau kena masalah."

Gila juga ini cowok pikir Rose. Masa dia mau dengan gampangnya ngundurin diri hanya karena jadian sama Rose? Itu juga kalo mereka awet sampe nikah kan, kalo nggak? Sia-sia lah resign nya dia! Antara hopeless romantic sama bego beda tipis ternyata.

Ngomongin soal ngundurin diri, Rose teringat sama cewek yang di album foto semalem dan rumor tentang Daniel yang resign dari kantornya dulu karena bermasalah sama salah satu anak kantor juga. Apa itu juga ada hubungannya sama sifatnya yang rela ngapain aja demi orang yang di sayang?

"Eh bentar nih, out of topic dulu, gue mau tanya." Rose mengalihkan topik.

"Shoot."

"Emm... Semalem gue buka album yang dikasih sama nyokap lo, terus nemu foto lo sama perempuan gitu. Pacar lo?" Rose bertanya hati-hati.

"Mantan lebih tepatnya. Mantan pertama gue. Dulu kita satu kantor, dia senior gue. Beberapa bulan gue magang, dia yang ngebimbing gue sampe akhirya gue jadi karyawan tetap. Gue sempet ngira dia single, secara masih muda banget. Dan dia pun nangkep sinyal yang gue kasih. Hampi 6 bulan gue pacaran sama dia dan hampir gue lamar, fyi gue udah sampe beli cincin sama DP rumah buat masa depan. Dia selalu nolak, tapi nggak mau kasih tahu alasannya. Suatu hari gue ke kantor, ada undangan nyasar ke meja gue dan itu punya dia. Ternyata selama ini dia udah tunangan dan tunangannya tinggal di luar negri. No wonder, dia seneng aja gue pacarin. Gue hancur banget waktu itu, sampe puncaknya ketika hari pernikahan dia, gue bikin ribut di sana. Dia nggak jadi nikah, tapi nggak balik ke gue juga. Karena gue nggak tahan ngeliat dia tiap hari, gue lebih milih keluar biar bisa move on. Eh ketemunya malah sama lo ahahahaha." Cowok itu berusaha menutupi kesedihannya dengan tertawa. Sedangkan muka Rose sudah nggak enak banget.

'Kesian juga nih cowok.' batinnya.

"Sorry kalo gue ngingetin lo ke hal nggak enak, Niel." dia merasa bersalah.

"Santai sih udah lama juga."

Hening cukup lama setelah percakapan seputar hubungan asmara cowok itu.

"Ehm, Niel?"

"Ya?" cowok itu menoleh.

"Kalo tawaran lo tadi kita trial dulu gimana? Tapi backstreet, ya?"

***

Instagram

Busan

DefDanik_Real No matter what happens, from now on, I'll never let you go #tumblrquotes855 likesDisable to comment

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DefDanik_Real No matter what happens, from now on, I'll never let you go #tumblrquotes
855 likes
Disable to comment

Tidak lama setelah foto tersebut di upload, telepon dari Daehwi masuk. Ya apalagi kalau bukan nanya-nanya soal ini. Rose sendiri hanya menjawab kalau itu cuma akal-akalan Daniel bikin sensasi. Walaupun Daehwi itu orang dekatnya, tetap saja dia biang gosip. Nggak ada jaminan berita ini nggak bakal menyebar ke seluruh kantor. Rose nggak mau lagi jadi bahan lambe turah, apalagi sampai dipanggil dan disuruh resign beneran :(

Padahal yah selama perjalanan di bus mereka gandeng-gandengan kaya eibiji labil baru pertama kali pacaran. Setelah banyak pertimbangan, Rose akhirnya nerima Daniel. Berbanding terbalik dengan omongannya pada Ibunya Daniel tadi lagi memang, tapi nggak ada salahnya dicoba kan? Dia memang belum tahu juga nanti harus bersikap kayak apa di depan Daniel biar orang-orang nggak curiga kalau mereka pacaran. Lagipula mungkin juga ini jalan terbaik biar jauh dari gangguan si Junhoe kan?

'Ini semoga gue nggak salah langkah ya.'

Flirty PhotographerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang