11

613 94 5
                                    

Rose dan Daniel akhirnya berpindah ke destinasi selanjutnya setelah puas berfoto-foto di sana dan menghabiskan minuman mereka. Rose sempat kaget waktu tahu ternyata cowok itu membelikannya matcha lattePas ditanya tahu dari mana dia suka itu, jawabannya simple.

"Kan waktu di stasiun, coklat yang dikasih mantan lo rasa matcha kan? Gue asumsikan lo suka itu jadi gue beliin itu." Cowok itu menjawab.

'Hal kecil kayak gini aja bikin gue deg-degan. Gue kenapa dah? Urusan sama mantan belom kelar, ini lagi dateng satu.'

Karena Busan Tower ini masih berada di kawasan Nampo-dong, mereka akhirnya memutuskan untuk ke Nampo-dong Street. Tempat ini terkenal dengan night market nya yang 24 jam non-stop buka. Sepanjang jalan sih mereka bisa melihat sederet tempat makan dan kios-kios penjual makanan ringan seperti tteokpokki dan sejenisnya. Selain street food, ada juga culture and fashion street (yang ini sih kayaknya bakal jadi favorit Rose), movie district, bahkan trick eye museum juga ada. Tapi berhubung udah malem, spertinya yang tersisa tinggal stand makanan dan baju serta pernak-pernik saja.

Kata Daniel, di sekitar sini memang merupakan pusat tempat wisata. Jadi mau itu pasar tradisional, pasar barang-barang seni, souvenir, dan sejenisnya menjadi satu. Tempat ini juga sering mengadakan festival, tapi yang paling favorit adalah saat natal. Banyak yang nge-date katanya hihihi.

Karena keragaman ini pula, mereka akhirnya keliling-keliling sampai lupa waktu. Rose girang banget waktu nemu toko souvenir dan aksesoris yang barangnya lucu-lucu dan bisa di tawar. Daniel? Jangan tanya. Dia sudah capek mengikuti cewek itu yang seperti robot over-charged, tenaganya nggak habis-habis!

Puas berbelanja, mereka akhirnya beristirahat di salah satu kedai makanan ringan. Yah biasa lah ya, karena sudah malam, Rose tidak bisa makan terlalu banyak. Dia hanya memesan sepiring tteokpokki dan tiga buah odeng serta satu botol soju untuk dirinya sendiri. Daniel yang kelaparan juga memesan hal yang sama dengan tambahan tiga buah hotteok.

"Laper bosku?" Rose menyindir cowok itu yang makannya nggak kira-kira.

"Lo kira keliling-keliling ngikutin lo belanja hanya cukup dengan makan malem di hotel tadi? Badan gue butuh nutrisi ekstra." Cowok itu mulai memakan tteokpokki nya.

"Unch kasian sayang akuh kelaperan makannya sampai belepotan gini." Cewek itu tertawa sambil mengusap ujung bibir Daniel.

Niatnya cuma bercanda, mau jahilin Daniel balik. Tapi cowok itu diam ketika Rose mengusap sudut bibirnya. Jantungnya berdetak tak beraturan. Bayangkan, biasanya juga dia yang iseng, eh ini diisengin malah deg-degan. Dia sampai pura-pura minum saking gugupnya diperlakukan seperti tadi.

"Niel, ngomong-ngomong nih ya, kita balik ke hotel naik apaan? Udah mau jam 10 gini sepi nggak sih?" Rose ikut meminum soju di gelasnya.

"Masih ada taksi sih, tapi gue masih mau ngajak lo ke tempat terakhir nih."

"Mau kemana? Gue nggak mau ya kalo aneh-aneh." Dia bergidik ngeri membayangkan Daniel membawanya ke pinggir jalan sepi lalu memutilasinya. Ya nggak ada yang tau kan orang baik bisa jadi psikopat juga. Ehe.

"Elah Se, bayangan lo gue bawa ke hotel mulu sih. Pengen banget gue 'ena-ena'?" Pertanyaan yang sukses membuat Rose merona.

"Tenang aja nggak bakal gue apa-apain. Gue lagi pengen banget ke tempat ini, lagian kalo nggak bisa balik, kita bisa nginep kok."

Flirty PhotographerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang