Seorang laki-laki bertubuh mungil melangkahkan kakinya di jalan setapak di pinggiran jalan raya yang saat ini masih ramai oleh berbagai kendaraan lalu lintas.
Wayo Phanitchayasawad.
Lelaki yang baru saja menginjak umur 18 tahun ini harus menerima kenyataan pahit dalam hidupnya. 2 tahun yang lalu setelah kematian kedua orang tua nya dia hanya hidup sebatang kara. Dirinya yang saat itu masih berusia 16 tahun memutuskan akan mengakhiri pendidikan nya saat lulus nanti dari Senior High School.
Setelah dirinya lulus dari Sekolah, Wayo harus banting tulang menghidupi kebutuhan nya sendiri, dulu sekali saat kedua orang tuanya meninggal sebenarnya ayah dan ibunya memberikan sebuah warisan padanya.
Tapi sayang, warisan itu telah hilang karena di rebut paksa oleh paman nya sendiri.
Wayo yang pada dasarnya adalah seorang anak yang pendiam dan penurut, mana bisa saat itu dia melawan paman nya sendiri. Dan saat itulah dia baru sadar bahwa Paman yang selama ini selalu bersikap baik padanya telah menambah kehancuran dalam hidupnya.
Dan disinilah dia saat ini, di depan pintu belakang sebuah bangunan besar itu, saat pagi hingga sore hari dirinya harus bekerja sebagai pelayan di sebuah Caffe, dan pada malam harinya hingga larut dirinya harus bekerja di sebuah Bar ternama di Bangkok.
Takut memang, setiap detiknya wayo selalu takut berada di dalam sana, tapi mau bagaimana lagi? Dia butuh uang, dan tempat inilah dia selalu mendapatkan gaji yang cukup setidaknya bisa membayar sebuah Flat yang dia tempati.
Kakinya melangkah masuk kedalam Bar tersebut, sebenarnya Bar belum di buka mengingat jam sekarang masih pukul 18.09 biasanya Bar akan di buka sekitar pukul 19.30 .
" Hei Yo, kau sudah datang? Gantilah baju mu, bantu aku membereskan Botol Bir di sana Ayo " itu adalah P'Ohn, dia adalah senior Wayo di Bar ini, dan dia juga lah yang membawa Wayo pada pekerjaan ini.
Setelah mengganti bajunya menggunakan baju seragam, Wayo segera bergegas menghampiri P'Ohn yang sedang duduk di depan meja Bar itu sembari membereskan botol-botol.
" P' ada yang bisa ku bantu "
P'Ohn memberikan sebuah Lap kepada Wayo.
" Kau bereskan saja Kursi-kursi di sana, ini sudah selesai, ayo cepat, sebentar lagi Bar akan di buka " Wayo dengan cepat bergerak pergi ke arah kursi-kursi itu berada untuk dia bersihkan.
Sebuah Mobil Lamborghini Veneno berwarna Silver memasuki areal parkiran Bar dengan nama Bar"Vience itu dengan di ikuti sebuah Lamborghini yang tak kalah mewah di belakangnya.
Seorang lelaki dengan Perawakan Tinggi mengenakan setelah Kemeja Hitam dengan di padukan sebuah celana hitam yang melekat di kaki panjang nya keluar dari Mobil Lamborghini itu.
Kakinya dengan mantap melangkah dengan pasti memasuki Bar ternama tersebut.
" Tuan Phana Kongthanin, "
" Senang bisa melihat anda tuan, silahkan masuk, anda bisa langsung pergi ke arah lantai atas Tuan, Tuan yang lain nya telah menunggu di atas. "
Suara pemilik Bar itu terus mengoceh yang hanya di abaikan oleh Phana dan seorang lelaki di depan nya. Kakinya terus melangkah menuju lantai atas tempat dimana dia akan betemu dengan teman lama nya.
Kedatangan nya malam ini sungguh menyita perhatian para pengunjung di dalam Bar itu, Bagaimana tidak,
Siapa yang tidak mengenal Phana Kongthanin,
Seorang pembalap liar nomor 1 di bangkok, selain itu dia adalah anak seorang ketua mafia besar di Bangkok.
Sosoknya selalu di kenal dengan Pribadi yang dingin tanpa pernah bermain-main, dirinya kejam, memang benar, itulah dia, Phana Kongthanin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gambling Love's
Фанфик" Jika aku menang, aku tak ingin yang lain, kita taruhkan dia " Tunjuk Phana pada seorang pria bertubuh mungil yang sedang berdiri di bawah sana. " Ouw, Phana. Oke kita pertaruhkan dia, jika kau menang kau bisa memiliki dirinya, tapi jika kau kalah...