Twenty-Six

2.2K 308 80
                                    

Enjoy.. 🤗

DLDR!!

SiDers? Go Away. 😒


Few Minutes Before

Keringat bercucuran keluar dari dahi Phana. Secepat kilat ia berusaha mencari keberadaan kakak nya di setiap ruangan.

Kaki nya berhenti saat mendengar sebuah suara yang sangat ia kenal berada di dalam ruangan di depan nya. Ia pasti tak salah, itu suara Kakak nya.

Tangan nya langsung mencoba membuka pintu di depan nya. Tapi nihil, Pintu itu terkunci dari dalam.

" Shit!! "

Ponsel nya berbunyi, ia dengan cepat meraih ponsel itu dan segera mengecek siapa yang menghubungi nya.

" Ya? "

....

" Ke Mana dia akan membawa Wayo?! "

....

" Tangkap dan tahan dia, Akan kupastikan Park tidak akan sampai di perbatasan!! "

....

" Sebelum jam 11 nanti, ia akan mati di tangan ku.! "

Itu adalah Forth yang menghubungi nya, Ia mengabarkan jika Ming telah menemukkan Wayo. Forth sudah tidak berada di sekitar rumah ini, Setelah ia memberikan tanda padanya ia langsung memerintah kan Forth untuk pergi dan kembali mencari Wayo.

Tapi untuk saat ini, ia harus bisa masuk ke dalam ruangan itu. Kakak nya mungkin saja bisa menjaga dirinya, Tapi ia tak yakin, Apa kakak nya bisa mengendalikan emosi nya.

" Aku harus mencari cara agar pintu ini dapat terbuka.! Berfikir Phana..!! "




Now.

" Kau pasti berfikir bagaimana aku bisa masuk ke sini bukan? "

Phana menolehkan kepala nya ke arah sang Kakak yang berdiri tak jauh dari tempat nya menodong kan pistol pada San.

" Aku adalah Phana Kongthanin.. Ayah ku adalah seorang ketua Mafia, dan aku adalah adik dari sang penerus nya. Apa yang tak bisa ku lakukan agar bisa menangkap Tikus sepertimu!!. "

" Ingat ini baik-baik Brengsek!! Jika sampai kakak ku tidak bisa membunuh mu dengan tangan nya, Maka ingat lah, Aku yang akan membunuh mu dengan tangan ku sendiri!!! "

San menyeringai mendengar perkataan Phana. Ia tidak tau jika Adik dari musuh nya ini sungguh berani, Bahkan kini ia seperti tidak takut sedikitpun padanya.

" Kau takkan menembak diriku Bocah, "

Kepala nya tanpa ragu menoleh pada Phana yang masih tetap berada di posisi nya.

" Takkan Pernah.. "

" TUTUP MULUT MU!! "
" SEKALI LAGI KAU BICARA AKAN KU ROBEKAN MULUT MU!! "

Itu bukan lah suara Phana, Tangan Gun terangkat, Sekarang dia lah yang menodongkan pistol nya tepat ke depan kepala San. Ia sudah cukup menahan emosi nya, Ia tak bisa terus menerus diam.

" Katakan dimana Song!! "

San terdiam melihat Gun mengamuk di depan nya. Ia telah benar-benar menyulut emosi pria itu.

" Dia sudah mati! Kau takkan bisa menemui nya lagi, Song Mu sudah mati di tangan ku! "

Duakk!!

San jatuh tersungkur, Tangan Phana mengepal dan langsung meninju wajah San.

" Bajingan!! Hentikan omong kosong mu!! Akan ku bunuh kau sekarang juga.. "

Gambling Love'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang