Enjoy 🤗
DLDR!!
SiDers? Go Away 😒
.
.
.
.
.
.
.Gun merasa senang karena saat ini ia bisa kembali melihat Adik nya yang tampak baik-baik saja di depan nya.
" Kenapa bisa kau disini Pha?! "
Phana tidak menjawab, ia hanya tersenyum singkat mendengar pertanyaan dari Ming.
Rupanya Ming masih terlihat kaget melihat keberadaan nya disini. Bukan kah ia harus nya berada di rumah sakit.Sebenarnya ia dan Forth tengah dalam perjalanan menuju Hua Hin, Tapi saat di tengah jalan, Forth mengatakan jika San berada di sekitar daerah itu bersama Ming untuk menjalankan misi mereka. Ia memutuskan untuk membantu kakak nya terlebih dahulu, karena ia memiliki rencana lain untuk memancing Park keluar.
" Sudahlah, Pha.. Kau masuk ke mobil mu, siapkan semua senjata yang kau bawa, kita akan mulai sebentar lagi. "
Tangan kecil itu sedikit bergerak, Bee yang sedang berdiri tengah menelpon Park tidak menyadari pergerakan itu.
Mata Wayo perlahan-lahan terbuka, indra pendengaran nya seperti mendengar suara orang tengah berbicara tak jauh dari nya.
Seluruh tubuh nya masih sakit, Luka jahit di perut nya belum mengering. Ia masih kaku untuk menggerakkan tubuh nya.
" Khap. Akan ku suruh dokter itu untuk melakukan segala nya Tuan, Kita bertemu di perbatasan pukul 11 malam ini. "
Ia seperti mengenal suara ini, Tapi bukan suara ini yang sekarang sangat ingin ia dengar, ini bukan suara lelaki nya.
Bee membalikkan tubuh nya dan begitu sangat terkejut melihat Wayo yang sudah sadar dan membuka matanya, Mata Wayo tengah menatap padanya.
" Tuan.. "
" Tuan Wayo telah sadar saat ini.. "
" Aku tak ingin mengambil resiko.! Kalian bukanlah anak buah ku, Kalian adalah anak buah ayahku.. Walaupun ia menyuruh kalian. Untuk ikut bertarung dengan ku, Aku tidak akan membiarkan kalian ikut lebih dalam pada masalah ini! Tugas kalian hanya satu. Yaitu membantu ku mengeluarkan Song!! "
" Apa kalian Mengerti!!? "
" Kami Mengerti Tuan!! "
Ayah nya benar-benar tak main-main, Ia hanya meminta bantuan untuk di kirim sekitar 10 orang kesini, Tapi lihat, ia bahkan sudah mengirimkan lebih dari 15 orang padanya.
Gun membalikkan tubuh nya dan berjalan pada Phana yang berdiri tak jauh dari nya. Walau bagaimana pun, ia tak boleh sampai melupakan, pada faktanya Adik nya ini belum sehat betul, malah ia terbilang masih sakit. Tapi mungkin jika ia berada di posisi Phana saat ini, ia pasti akan melakukan hal serupa.
" Kau juga.. Jangan gegabah, ingat dengan luka-luka mu, Jangan sampai kau terluka lagi. "
Phana tersenyum mendengar nada khawatir pada ucapan Gun. Apa Ia terlalu membuat Gun khawatir tentang kondisi nya, Ayolah, bahkan Ia rasa, ia cukup kuat untuk melawan 10 orang saat ini.
" Tenanglah.. Aku baik-baik saja P' "
Gun memberikan sebuah senapan yang selalu ia pegang pada Phana. Ini adalah pistol terbail yang ia milikki dahulu. Ayah nya sendiri lah yang menghadiahkan barang ilegal ini padanya, jadi jangan salahkan dirinya jika ia memiliki sifat yang sangat serupa dengan Ayah nya.
" Ini.. Pakailah untuk jaga-jaga, Pistol ini tak bersuara, dahulu kakek memberikkan nya pada Ayah, 5 tahun yang lalu Ayah memberikkan nya padaku.. Dan sekarang, Aku memberikkan nya pada mu. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Gambling Love's
Fanfiction" Jika aku menang, aku tak ingin yang lain, kita taruhkan dia " Tunjuk Phana pada seorang pria bertubuh mungil yang sedang berdiri di bawah sana. " Ouw, Phana. Oke kita pertaruhkan dia, jika kau menang kau bisa memiliki dirinya, tapi jika kau kalah...