Nineteen.

2.6K 307 54
                                    


Enjoy 🤗

DLDR 😆

Siders? Go away 😒

Phana dan Forth terlihat tak tenang saat menunggu para dokter itu sedang memeriksa masing-masing kekasih nya. Bahkan sekarang baju Phana sudah berlumuran darah Wayo yang berasal dari paha kiri nya.

Forth menarik prustasi rambut nya, Pikiran nya saat ini begitu kacau, Kenapa kejadian ini begitu tiba-tiba terjadi pada Wayo dan Beam. Kondisi Beam bahkan belum terlalu baik, Tapi kini ia kembali lagi masuk ke dalam rumah sakit.

Kepalanya menoleh ke arah Phana yang sedari tadi berdiri dengan tidak tenang, Sebenarnya Forth ingin mengatakan sesuatu, Tapi ia rasa kondisi saat ini tidak memungkin kan ia untuk berbicara.

Ia hanya berharap semoga keadaan kekasih nya dan Wayo bisa baik-baik saja saat ini.

Gun dan Song saat ini sedang duduk di ruang Tamu yang saat ini sudah sepi, Song sudah meninggalkan mereka berdua sejak tadi, Sedangkan Kit, sedari sore ia tak keluar dari kamar nya.

" Kau sudah berusaha berbicara dengan Kit? " Mendegar pertanyaan dari calon kakak ipar nya, Ming menganggukan kepala nya.

" Sudah P' , Aku sudah mengatakan semuanya padanya, termasuk pembatalan pernikahan ku. "

" Lalu bagaimana reaksi nya? Dia mengatakan apa? " Gun tau, Lelaki di depan nya ini sangat mencintai Adik bungsu nya, Tidak sulit untuk melihat nya, Bahkan semuanya terlihat jelas bagi siapapun yang melihat nya, dan Gun pun yakin, Jika adik nya itu pun mengetahui ini semua, Tapi mungkin ada alasan lain yang membuat Kit membangun tembok besar itu antara dirinya dan Ming.

" Dia tak mengatakan apa-apa, Wajah nya seperti sangat bimbang, Jujur saja P' , aku selalu tau bagaimana sifat Kit, dia tak pernah berubah, Aku memang menyukai dirinya yang sangat pemarah, Tapi dia pun keras kepala. Bahkan kekeras kepalaan nya mungkin saja melebihi Phana, aku sampai pusing di buatnya. "

Tawa Gun seketika meledak saat mendengar penuturan Ming yang mengatakan tentang kekeras kepalaan Phana dan Kit.

" Hahahahaha..! "

" Aku pikir, hanya diriku yang memiliki pemikiran seperti itu Ming, Kau hebat sungguh, kau tak menyerah dalam mengejar Adik ku yang sangat naif itu, dia dan Phana tidak ada bedanya. "

Ming hanya tersenyum melihat Calon kakak ipar nya itu tertawa terbahak-bahak seperti itu. Ini semua sudah membuatnya sangat gila jika ia tak memikirkan ingin bersama dengan Kit, Tetapi ia sangat Bersyukur bahwa calon kakak ipar nya itu selalu bersedia membantu nya.

Phana duduk di samping Wayo yang baru saja tertidur di atas ranjang rumah sakit itu. Dokter sudah mengatakan jika Wayo sudah baik-baik saja, bahkan peluru itu sudah tidak ada di dalam tubuh Wayo nya. Wayo sudah sempat sadar tadi, Tapi karena efek obat ia sekarang kembali tertidur dengan tangan nya yang sama sekali tidak lepas dari genggaman Phana.

Phana sudah melaporkan semua yang telah terjadi pada Wayo dan Beam kepada Ayah nya, Tapi karena sekarang Ayah dan Ibu nya sedang berada di Jepang untuk mengunjungi nenek mereka, Untuk saat ini baru anak buah Phana yang bergerak untuk menyelidiki kejadian ini.

Ingatan nya kembali pada pembicaraan nya dengan Forth 2 jam yang lalu di luar kamar ini.

Forth mengatakan jika ia menemukan sebuah bukti yang terdapat pada mobil itu, yang langsung membuat ia dan Forth bungkam seketika.

Tanda yang sudah tak asing baginya dan Forth maupun Ming. Gambar kecil burung garuda yang terdapat pada depan kap mobil itu. Tanda yang menunjukan sebuah ciri dari organisasi besar di daerah sini.

Gambling Love'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang