" Aku tidak mau, tolong lepas tuan, Tuan Rong kenapa kau melakukan ini, kumohon lepas tuan " Wayo berusaha melepaskan tangan Pria yang sedari terus menahan nya untuk berbicara pada tuan Rong Sang pemilik Bar.
" Maafkan aku Yo, demi menyelamatkan Bar ini aku harus melakukan sesuatu, tolong jangan benci aku, aku tidak bermaksud untuk menjual mu " Mata Wayo melebar saat mendengar apa yang telah di katakan oleh tuan Rong. Apa katanya, jadi dirinya telah di Jual, memangnya dia Barang bisa di jual dengan begitu saja.
Wayo menangkis tangan Pria yang sedari tadi menahan nya. " Stop, anda tidak berhak tuan, sejak kapan aku setuju untuk hal seperti ini, aku bukan pelacur, aku di sini hanya bekerja sebagai seorang pelayan, kau salah orang sepertinya "
Ming, lelaki yang sedari tadi menahan Yo hanya mendecak kesal, Anak ini sungguh keras kepala, ia harus segera membawa Anak ini kepada Phana, jika tidak Phana sendiri yang akan turun tangan dan dia pasti akan berbuat kasar pada anak ini. Tidak, lebih baik anak ini ikut dengan nya pikirnya.
" Kumohon, aku bukan pelacur, aku ingin pulang, ijinkan aku pulang tuan, tolong kasihanilah aku " Ming mengeluarkan sebuah sapu tangan di sakunya, dengan pelan dia arahkan sapu tangan itu untuk membekap mulut Wayo yang dengan perlahan-lahan kehilangan kesadaran nya.
Saat tubuh Wayo akan membentur lantai, Tubuh Wayo segera Ming tahan dengan kedua lengan nya, dia angkat tubuh kecil itu ke pundak nya seperti memikul karung beras. Ia langkahkan kakinya untuk segera keluar dari Bar itu untuk segera pergi kepada Phana.
Phana berdiri di balkon kamarnya dengan tangan kanan nya yang memegang Rokok, Ming telah datang dengan memberikan anak itu padanya yang kini sedang tertidur di atas ranjang nya.
Seumur hidup dia tidak pernah membiarkan siapapun untuk masuk kedalam Apartemen nya apalagi Kamar Pribadi nya. Hanya Forth dan Ming lah yang berani , kedua sahabatnya ini sungguh sama licik nya dengan dirinya, hanya saja mungkin dalam hal berhubungan badan dirinya tidak seberengsek Forth dan Ming yang hampir setiap malam selalu berganti-ganti pasangan.
Dirinya adalah orang yang seluruh keseharian nya di kendalikan oleh Ayah tercintanya, walaupun tidak seluruh nya. Jalanan adalah sahabatnya, siapa yang tak mengenalnya Phana adalah Pembalap liar no.1 di Bangkok.
Dan sekarang seorang Pria bertubuh kecil telah ia tarik ke dalam kehidupan nya. Anak itu begitu damai tanpa dosa tertidur di atas ranjang miliknya, tanpa dia tau bahwa ranjang yang ia tiduri sekarang adalah tempat paling berbahaya bagi siapapun.
Phana menyesap rokok nya dengan pelan, sedangkan matanya masih tidak bisa lepas dari Pria kecil itu yang masih tertidur pulang di sana.
Apa yang Park lihat dari anak ini, pikirnya. Dia terlihat seperti kebanyakan orang di luar sana.
Wayo..
Anak ini begitu sangat Park inginkan, apa yang membuatmu begitu spesial di mata si Brengsek itu.?
Kau hanya seorang lelaki bertubuh kecil yang terlihat lemah.
Wayo mengerjapkan matanya perlahan, setelah matanya terbuka, retina nya langsung menangkap warna gelap dari ruangan yang saat ini sedang ia tempati.
Dimana ini?
Ingatan nya kembali mengingat kejadian yang menimpanya beberapa saat lalu, ini pasti sudah sangat larut, ia harus segera pulang, pikirnya.
Setelah Wayo berhasil mendudukan dirinya di ranjang itu, pandangan matanya langsung bertemu dengan sepasang mata tajam yang sedang duduk di balkon kamar itu yang tengah menatap tajam padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gambling Love's
Fanfiction" Jika aku menang, aku tak ingin yang lain, kita taruhkan dia " Tunjuk Phana pada seorang pria bertubuh mungil yang sedang berdiri di bawah sana. " Ouw, Phana. Oke kita pertaruhkan dia, jika kau menang kau bisa memiliki dirinya, tapi jika kau kalah...