Ming kini sedang berdiri tak jauh dari salah satu Gate kedatangan dari New York. Ia sedang menunggu seseorang, seseorang yang sangat ia rindukan.
Kit..
Orang-orang mungkin selalu beranggapan mereka berdua adalah sepasang kekasih jika melihat Ming dan Kit bersama. Tapi nyatanya itu adalah kebohongan, memang benar, Ming mencintai Kit selama ini, tapi ia tidak tau bagaimana perasaan Kit padanya, bisa saja Kit tidak menyukai nya.
Entah bagaimana hubungan mereka selama ini, ia tak peduli dengan apapun, selagi ia dekat dengan Kit, apapun akan ia lakukan.
Pandangan matanya kini menemukan sesosok pria yang tinggingya tidak lebih tinggi dari dirinya. Sosok itu keluar dari Gate itu dengan menyeret sebuah koper berwarna merah di tangan nya.
Aish, kau terlihat semakin menawan saja sayang ku.
Menyeringai kecil Ming segera menghampiri Kit yang saat ini tengah mencari seseorang yang menjemputnya.
Kit begitu terkejut saat mengenal orang yang sangat ia kenali di depan nya ini.
" Apa kabar Tuan Putri? "
Ming berlutut di depan Kit dengan memberikan sebuah buket bunga di tangan nya.
" Yak, P' apa yang kau lakukan, Bangun P'Ming, ayo bangun, sekarang semua orang pasti akan melihat kita " dengan kesal Kit terus memarahinya sambil kepalanya menengok ke kanan dan ke kiri, ia kini menjadi pusat perhatian.
" Ambil bunga dariku, dan aku akan segera bangun " dengan mendecak kesal Kit segera mengambil bunga itu dari tangan Ming, melihat itu Ming tersenyum bahagia.
Tanpa menunggu lama, Kit berjalan meninggalkan Ming di belakang yang masih tersenyum seperti orang gila, segera sadar Ming langsung mengejar Kit.
" Hei, tidak ada Pha yang menjemputmu, Pha menyuruhku untuk menjemputmu " Mata Kit mendelik saat mendengar Ming mengatakan itu, Ming tidak takut dengan mata itu, malahan sebaliknya, baginya itu lucu sekali.
" Kau terlihat semakin Lucu jika seperti itu " Tiba-tiba dengan gugup Kit mengalihkan tatapan nya dari Ming untuk segera menghindari nya.
" Aku tak mau pulang dengan P' "
Ming menyeringai kecil, sepertinya ia memiliki ide, " Baik, karena kau sudah menolak, cobalah pulang sendiri " dengan sengaja Ming membalikkan tubuhnya dan berjalan ke arah mobilnya.
Benar saja, tak lama ia mendengar teriakan kesal dari mulut Kit.
" P' " Ming kembali membalikan tubuhnya.
" Mau ikut? " dengan menghentakan kakinya Kit segera berjalan memasuki mobil Ming.
Senyum kecil tak berhenti terpatri di wajah tampan Ming bahkan saat memasukan Koper Kit ke dalam bagasi dengan riang ia berjalan untum masuk ke dalam mobil nya.
" Yeah, Got it "
Sinar metahari di pagi hari yang cerah kini menerpa wajah Wayo yang masih tertidur, merasa ada sesuatu yang mengenai wajahnya, Wayo dengan pelan membuka matanya.
Keadaan tubuhnya kini sudah membaik, bahkan kini ia sudah tidak demam lagi, tubuhnya pun sudah tidak sakit lagi.
Entah kenapa tubuhnya terasa berat sekali saat ini, dengan mengumpulkan kesadaran nya, ia begitu terkejut saat melihat sebuah tangan melingkar di pinggang nya.
Kini ia sadar, ia tak sendiri tidur di atas ranjang yang besar ini, ia kira Tuan Phana tidak akan kembali, tapi nyatanya kini Tuan Phana tidur di sampingnya, posisinya kini sedang membelakangi tuan Phana. Dengan perasaan yang ketakutan tangan kecil Wayo dengan perlahan menyentuh tangan besar itu untuk ia singkirkan dari pinggirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gambling Love's
Fanfic" Jika aku menang, aku tak ingin yang lain, kita taruhkan dia " Tunjuk Phana pada seorang pria bertubuh mungil yang sedang berdiri di bawah sana. " Ouw, Phana. Oke kita pertaruhkan dia, jika kau menang kau bisa memiliki dirinya, tapi jika kau kalah...