Thirteen.

3.2K 394 63
                                    









Wayo mengerjapkan matanya saat ia merasakan pegal di kakinya. Bagaimana ia tak merasa pegal, saat ia sendiri tidur dengan posisi terduduk.

Kepala nya menoleh ke arah samping kiri tubuhnya untuk melihat Seorang pria yang kini sedang tertidur dengan lelap.

Wayo melihat pada tangan nya yang masih terikat dengan tangan Phana. Tangan kanan Wayo bergerak untuk menyentuh wajah pria yang telah mengubah hidup nya itu.

Aku tak tau..

Aku begitu percaya terhadapmu..

Aku merasa aman saat tangan mu menggenggam tangan ku..

Aku tak ingin melepaskan ini..

Apa kita bisa bersama?

P' Pha..

Aku akan selalu berdo'a kepada tuhan agar aku bisa bersama dengan mu..

Bawalah aku pergi..
Bawa aku pergi kemanapun, Tapi jangan pernah kau meninggalkan aku sendiri..

Phana merasakan sebuah tangan halus yang menyentuh nya dengan pelan dan itu membuat nya terbangun. Tangan nya bergerak untuk menyentuh tangan kecil Wayo yang sedang menyentuh wajah nya.

" Kenapa kau terbangun Hm? " Phana melihat wajah sayu Wayo yang seperti nya sama dengan nya terbangun dari tidur nya.

" Tidak tau, aku hanya terbangun tanpa alasan.. "
Segera sadar dari tidur nya, Phana bergerak untuk mencari ponsel nya. Ia sungguh lupa, setelah tadi malam Ming memesan kan tiket untuk nya, melihat Wayo yang tertidur membuat nya kelelahan.

Waktu di ponsel nya masih menunjukan pukul 03.05l dini hari, ia menghela nafas nya sebentar kemudian berkata sesuatu pada Wayo.

" Kita akan melanjutkan perjalanan kita, Apa kau lapar Yo? " Wayo menggelengkan kepalanya lemah, melihat Phana yang sudah sepenuh nya sadar, Wayo pun tersadar jika mereka berdua tidak memiliki waktu untuk apapun selain pergi.

Sebenarnya Wayo terus merasa keheranan. Ia bukan kah sudah pergi jauh dari Park, lalu kenapa Phana terlihat begitu tak tenang dan sibuk semenjak ia dan Phana pergi dari kediaman Park, Bahkan saat ini Wayo sama sekalu tak tau dirinya dan Phana berada, Phana tidak memeberitahukan apapun padanya selain menjawab bahwa mereka kini berada di dekat perbatasan menuju Bandara.

" Yo. Kita lanjutkan perjalanan sekarang, ingat katakan sesuatu jika kau merasakan apapun, "

Wayo hanya menganggukan kepalanya pelan melihat Phana kini sudah menyalakan mesin mobil nya dengan cepat.

" Kita akan menuju Bandara dan akan segera pergi dari sini. "








" Jadi... Phana dan Wayo akan datang kesini? " Forth yang tengah membereskan piring bekas sehabis Beam makan tadi menganggukan kepala nya.

" Tapi, Forth.. Phana tidaj bisa pergi jauh dari Bangkok apalagi dengan Way.. " Ucapan nya seketika berhenti saat ia merasakan sesuatu yang aneh mengingat tindakan Phana yang akan segera tiba nanti sore di swiss.

" Apa jangan-jangan.. " Beam melirik ke arah Forth yang berdiri melipatkan kedua tangan nya di depan dadanya berjalan kearah nya, lalu duduk di samping nya.

" Kau pasti mengerti bukan? " Ya, Beam mengerti sekarang, ia terus berpikir pasti sesuatu telah terjadi dengan Phana dan Wayo.

" Aku terlalu lama terlelap dan tidak mengetahui apapun yang terjadi dengan sekitar ku.. " Forth menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Beam. " Lebih baik kau tidak tau sayang, cukup dengan adanya aku disini apa itu masih kurang? " Beam menatap wajah Forth dengan kebingungan, Apa maksud dari ucapan yang Forth katakan padanya.?

Gambling Love'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang