Thirty.

2.5K 312 47
                                    


Enjoy🤗

DLDR!!

SiDers? Go Away😒

Note: " Hai.. Aku sebelum nya mau ngucapin permintaan maaf aku buat kalian yang masih setia nungguin cerita ini. Ada beberapa alasan yang membuat aku hiatus sementara kemarin ini.. Entah kenapa setiap aku keluar dari wattpad semua draft yang udah aku buat selalu pada ilang dan itu membuat aku sedih, di tambah sama kuliah aku yang ga ada libur nya saat ini.. Maaf ya.. Maafin 😥😥🙏 "




Tubuh Phana bersandar di salah satu dinding dingin yang berada di rumah sakit dengan baju yang ia kenakan sudah berlumuran darah. Darah nya dan darah Wayo.

Rasa sakit di punggung nya masih ia abaikan, apalagi Forth sejak tadi terus mengomel di samping nya tanpa henti, sedangkan kakak nya, ia sedang pergi untuk mengurus segala keperluan rumah sakit.

" Sudah kubilang Forth, aku akan mengeluarkan peluru ini dari punggung ku jika Wayo sudah baik-baik saja, Kenapa kau sedari tadi terus memarahi ku seperti ibu ku. Aku pusing mendengarkan nya!!"

Kedua mata Forth mendelik malas mendengar perkataan Phana. Memang lelaki ini sangat susah untuk di nasehati. Ia sudah pusing sedari tadi, apa salah nya jika ia mengkhawatirkan sahabat nya itu. Dasar Pha brengsek!!

" Kesana! Lebih baik kau duduk daripada harus terus mengikuti ku!! Sana..sana..!! "

Mau tak mau Forth dengan malas mendudukan tubuh nya pada salah satu kursi tunggu dengan malas.

Forth mengalihkan kepala nya saat merasakan sebuah tepukan pada bahu kanan nya, kepala nya menoleh dan melihat P'Gun berdiri di samping nya.

" P' "

Gun menghela nafas saat melihat sang adik berdiri bersandar pada dinding di depan sana.

" Aku sudah mencoba membujuk nya, dan tidak berhasil, sekarang giliran mu, aku yakin ia akan mendengarkan mu P' " Gun mengangguk dan berjalan ke arah tubuh Phana yang berdiri.

" Pha.. "
" Semuanya sudah beres, P' masih memiliki urusan sebentar, Kau disinilah, dan P' mohon, segera obati luka mu, Coba kau pikirkan apa yang akan di katakan oleh Wayo saat ia melihat kondisi mu sekarang.. Wayo akan baik-baik saja, percayalah itu. "

Benar, Bagaimana jika Wayo nya bangun dan melihat kondisi nya yang terbilang sangat tidak baik saat ini. Ia tak ingin membuat Wayo nya khawatir dengan kondisi nya yang masih dalam keadaan lemah.

Phana menatap Kakak nya yang berdiri di samping nya sembari menatap ruang operasi di depan sana.

" Aku akan membereskan diriku P' .. Tapi, Kemana P' akan pergi,? Bukan kah P' mengatakan jika Mae sedang dalam perjalanan menuju ke sini? Kemana P' akan pergi,? "

Gun sedikit tersenyun mendengar perkataan Phana, walau bagaimanapun, Ia takkan mengatakan jika situasi ini masih belum aman pada Phana, sudah cukup adik nya kelelahan hari ini, Untuk menyelamatkan Song ia takkan lagi melibatkan Phana.

" P' harus menjemput kakak ipar mu, kau ingat itu? P' akan segera kembali ke sini dengan membawa kakak ipar mu kesini. " Phana mengangguk pelan. Jika kakak nya sudah mengatakan ini ia takkan bisa membantah nya.

" Baiklah P' .. "

Gun membalikkan tubuh nya dan melihat Forth sedang berdiri dan mengangguk pada nya.

Ia melangkah dan berhenti tepat di samping tubuh Forth.

" Aku serahkan Phana padamu, Tolong jaga dia, Aku akan berusaha untuk menepati janji ku pada nya.. " Forth mengangguk pelan, matanya beradu dengan Phana yang berdiri di hadapan nya sedang menatap kakak nya.

Gambling Love'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang