[38]

2.8K 353 25
                                    

Minah memegang bahu Jaewon dan memeluk tubuh bergetar puteranya itu.

"Maafin Bunda, Jae. Bunda gak tau." Lirihnya.

Jika saja Minah tau siapa anak dari orang akan ia nikahi adalah orang yang puteranya cintai, Minah tidak akan pernah memutuskan untuk menikahi lelaki itu.

Lelaki yang sudah berkeluarga. Yang sudah memiliki hidup bahagia dan ia malah dengan mudahnya ingin menghancurkan kebahagiaan keluarga itu hanya karena egonya.

"Bun, Jaewon mohon---"

Minah terisak pelan sembari mengelus pundak puteranya sayang.

Tanpa mengucapkan apa-apa.

Karena, ia pun sama bimbangnya akan hal ini.

Minah juga membutuhkan seorang figur suami---dan Jaewon juga pasti membutuhkan figur seorang Ayah.

Minah merasa bahwa Seunghyun cocok untuk menempati kedua posisi itu dalam hidupnya.

***

Lisa masih terbengong. Cewek berponi itu masih gak mengerti apa yang sedang dibicarakan kedua orang yang ia kenal itu di ujung rooftop sana.

"Gue mohon!"

Itu juga! Kenapa Hanbin malah mohon-mohon sama Jennie?

"Lo harus milih."

Ck!

Lisa gak ngerti sumpah! Maksud Jennie, Hanbin harus milih apa coba?

Lisa berjalan mendekati kedua orang itu.

"Jen, lo ngapain---eh, kok nangis?" Tanya Lisa kaget saat ngeliat air mata yang menganak sungai di pipi sahabatnya itu.

Jennie tak menghiraukan pertanyaan Lisa dan masih fokus menatap Hanbin.

"Bin?" Panggil Lisa tak mengerti. Apalagi saat yang ditanya hanya diam saja.

Seakan sedang memikirkan sesuatu. Suatu hal yang berat dan susah untuk diputuskan.

Hanbin menghela nafas berkali-kali dengan susah payah.

Ini adalah hal yang paling tidak ia inginkan.

Hanbin ingin memutuskan sendiri tanpa ada Lisa yang melihat.

Tapi sekarang, orang yang sudah ia janjikan akan dibahagiakan malah melihatnya bimbang seperti sekarang.

"Hanbin"

Itu suara lirihan Jennie.

Suara yang tak ingin Hanbin dengar dari orang yang sangat ia puja sedari dulu.

"Bin, sebenernya ada apa?"

Dan itu adalah suara Lisa.

Suara orang yang sudah ia janjikan akan ia bahagiakan dan akan ia nikahi saat hari kelulusan nanti.

Cowok bangir itu mengusap wajahnya frustasi.

"Turun, Jen."

"Gak akan."

"Turun sekarang!"

Mata Jennie menyalang. "Gak! Sebelum lo milih antara gue sama Lisa!"

Mendengarnya, mata Lisa membulat.

Hah?

"Jen, maksud lo---"

"Turun."

"Gak!"

Srettt

"AKH!"

Lisa sontak megang tubuh linglung Hanbin yang barusan narik tangan Jennie sampai cewek itu turun dari pagar pembatas.

HYPOCRITE - HANLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang