[60] END

4K 350 143
                                    

Episode terakhir!

Vote!

Komen!

***

"Tet, cara ngelamar cewek biar susah dilupain gimana, ya?"

Jennie menoleh dengan cepat. "Gue gak bantet." Ujarnya ketus.

Dia tinggi. Serius.

'Tapi, lo lebih pendek dari gue."

"Ck."

Hanbin memeluk guling Jennie. "Ayo kasih tau gimana cara ngelamar cewek biar susah dilupain sama cewek itu."

Jennie menghela nafas. "Bentar, gue searching dulu."

"Heh, tet. Kalo searching, gue juga bisa kali. Gue minta saran lo, sebagai cewek." Geram Hanbin dengan gigi bergemeletuk.

Jennie nyengir. "Ooh. Hehe" Cengirnya lebar.

"Ayo, gimana-gimana?" Seru Hanbin gak sabar.

Gadis berambut coklat itu berpose berfikir, tangan telunjuknya ditaruh di bawah dagu.

"Eum---"

***

Hanbin tertawa kecil saat Ayahnya menangis sesegukan di depan matanya.

"Yah, kenapa?" Tanyanya sambil terkekeh.

Jiyong menghapus air matanya. "Ayah liat kamu nikah, Bin." Jawabnya.

Jujur, Jiyong tidak menyangka bahwa ia akan melihat sang putera menikah karena penyakit yang dideritanya itu.

Hanbin tersenyum. "Aku menikah, yah. Harusnya Ayah senang."

"Ayah senang." Ujar Jiyong dengan senyuman.

"Itu nangis."

"Kelilipan, Bin."

"Kelilipan kok deras banget?"

Jiyong berusaha untuk tidak menggeplak kepala puteranya.

Lelaki paruh baya itu membenarkan letak dasi sang putera.

"Nanti, kalo sudah nikah jangan bandel lagi." Pepatahnya.

Hanbin mengangguk semangat. "Siap, captain!"

Cklek

"Mempelai pria, dipersilahkan untuk memasuki altar."

Jaewon menyembulkan kepalanya di daun pintu.

Hanbin tiba-tiba merasa jantungnya berdebar kencang lagi.

Jadi, gini ya rasanya nikah. Batinnya resah.

Jiyong mengusap surai belakang Hanbin. "Jangan buat kesalahan, bisa-bisa kamu gak jadi nikah nanti."

***

Lisa menghela nafasnya berkali-kali. Jantungnya bergemeletuk cepat dengan ritme tak teratur.

"Ya Tuhan, Ya Tuhan! Ya Tuhan!" Gumamnya resah.

Nanti gimana, ya?

Maksudnya, pas malem pertama. ><

"Lis?"

"ANJAY!"

Jennie mengerenyitkan dahinya. "Jadi calon pengantin itu harus anggun, sayangku." Ujarnya sembari menjepitkan sebuah pita di rambut bagian kanan Lisa.

HYPOCRITE - HANLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang