[57]

2.4K 284 9
                                    

Jaewon tersenyum. "Okey." Jawabnya ngebuat Lisa tersenyum.

"Makasih, ya Jae."

"Sama-sama."

Lalu, Lisa duduk di bangku tunggu. Diikuti Jaewon.

"Jae, lo mau nengok Hanbin?" Tanya Lisa.

"Hm"

"Bukannya tadi Hanbin udah dari ruangan lo, ya?" Tanya Lisa dengan nada bingung.

Jaewon menggedikan bahunya.

"Ada yang mau aku omongin lagi."

Lisa ngangguk. "Ooh"

Cklek

Lisa dan Jaewon sama-sama berdiri saat melihat Chaerin keluar ruangan.

Chaerin menatap Jaewon. "Kamu mau nengok Hanbin?" Tanyanya.

Jaewon ngangguk.

Chaerin lalu mengelus bahu Jaewon lembut. "Tolong bujuk Hanbin, ya Jaewon."

Jaewon mengangguk lagi. "Iya, Dok."

Chaerin tersenyum. "Lisa, mau ikut tante? Biarin Jaewon sama Hanbin ngobrol berdua."

"Iya, Tan. Ayo."

***

Cklek

Hanbin menoleh ke asal suara. Ke arah pintu, dan menemukan cowok berambut hitam yang tengah memandangnya dengan penuh seringai.

"Hai!" Sapa Jaewon.

Hanbin memalingkan wajahnya. Ngapain si Jung itu sok akrab begitu dengannya?

"Sok kenal sok dekat." Ujar Hanbin dengan nada ketus.

Jaewon terkekeh. "Ingat pepatah? Tak kenal maka tak sayang."

Hanbin lalu bergidik. "Gue gak mau sayang-sayangan sama lo!" Serunya dengan nada jijik.

Jaewon tertawa. "Itu juga yang gue rasain pas lo goda gue dengan kata-kata gombal waktu itu. Jijik."

Mereka lalu sama-sama memalingkan wajah.

Hanbin mendesis. Lisa kemana coba?

"Kim?"

"Hah"

"Lo beneran gak mau ginjal gue?"

Hanbin lalu menatap Jaewon tajam. "Enggak." Jawabnya dengan yakin.

"Enggak mau kelewat?"

"Denger ya, Jung. Gue gak akan pernah nuker Lisa sama apapun. Termasuk sama nyawa gue sendiri. Gue gak bisa lakuin itu."

Cowok berambut hitam itu terkekeh. "Iya, iya. Gue tau."

Dahi Hanbin mengerenyit.

Jaewon lalu menghela nafasnya pelan. "Kebayang gak sih, kalo nanti Lisa kehilangan lo, hidupnya bakalan kayak gimana?"

Hanbin terdiam. Hidup Lisa kalo cewek itu kehilangan dia?

"Gue yakin Lisa gak bakal bisa tersenyum tulus lagi kayak sekarang."

"Sebenarnya apa yang mau lo omongin, hah?"

"Besok. Operasi ginjal bakal dilakuin besok. Gue mau, lo operasi pake ginjal gue."

"Gak akan pernah! Mimpi aja lo sana, bangsat!"

Jaewon menggelengkan kepalanya. "Egois ya, lo."

"Gue egois? Lo apa kabar, hah? Kenapa lo malah mau sama cewek orang lain disaat lo punya cewek yang sayang sama lo, hah?"

Dan kali ini, Jaewon terdiam.

"Jennie adek gue, Jung. Gue gak mau adek gue sakit hati gara-gara lo mulu. Gara-gara lo yang hanya fokus sama Lisa."

Jaewon mengibaskan tangannya. "Gue kesini bukan mau ngomongin tentang Jennie."

"Gue tau."

Hanbin menatap Jaewon. "Lo gak sayang ya, sama adek gue?"

Jaewon terdiam lagi.

"Fikir dua kali sebelum bertindak, Jung. Gue hanya gak ingin lo menyesal di akhir nanti."

Jaewon balik menatap Hanbin. "Lo penghancur, Kim. Jujur, gue gak suka kalo lo yang buat gue kalah dapetin Lisa. Gue gak suka, gue benci."

Menghela nafas lagi dan berkata. "Dan gue lebih benci karena pada nyatanya, cewek yang juga gue sayang juga sayang sama lo. Lo serakah, Kim. Lo ngebuat gue gak guna di dunia ini, lo ngebuat gue ngerasa kalo gue gagal dalam cinta!"

Jaewon merasa matanya memanas. "Di saat lo sakit pun, semua orang masih peduli sama lo. Coba gue? Nyokap gue aja lebih milih buat bahagiain dirinya sendiri dari pada anaknya!"

"Bokap gue bunuh diri gara-gara di fitnah korupsi sama perusahaan bokap lo! Nyokap gue keguguran saat tau itu. Dan lo---" Jaewon menunjukan jarinya tepat ke depan mata Hanbin.

"Dan lo sekarang ngerebut semua hal yang pingin gue miliki. Serakah, Kim! SERAKAH!"

***

Lisa menutup bibirnya dengan kedua tangannya. Menatap tak percaya ke arah sang kekasih.

"Lo mau operasi?" Tanyanya dengan nada senang.

Hanbin tersenyum. "Hm"

Lisa memeluk Hanbin erat. "Makasih, Bin. Makasih."

Hanbin balas memeluk Lisa. "Kenapa bilang makasih?"

Lisa tersenyum. Lalu, mengelus pipi Hanbin dengan kedua telapak tangannya.

"Kim Hanbin sayang, semoga operasinya berjalan lancar ya. Aku mencintaimu.

Chu~

Hanbin terkekeh saat Lisa mencium bibirnya singkat.

"Aamiin."

***

Jennie tersentak saat Jaewon tiba-tiba memeluknya diiringi sebuah isakan lirih.

"Jae? Lo kenapa?"

Jaewon mengeratkan pelukannya. "5 menit aja. Biarin gue buat meluk lo, Jen."

Jennie tersenyum kecil. Cewek berambut coklat itu mengelus punggung Jaewon lembut.

"Jen?"

"Iya?"

"Gue sayang sama lo."

***

-To be continued-

Apakah yang terjadi? Jengjengjeng. 😂😁😂


Voment 😘😘😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Voment 😘😘😘

HYPOCRITE - HANLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang