Jennie terisak saat Jaewon tak kunjung menatapnya sejak cewek berambut coklat itu berkata kejujuran, membuka kemunafikannya tadi.
Jaewon gak pernah mandang Jennie tepat ke bola mata cewek itu saat bicara.
Terakhir, Jaewon natap mata Jennie saat cowok itu berteriak. 'Lo bilang lo suka sama gue, Jen!' dengan nada yang perih.
Dan Jennie yang ngejawab 'Gue emang sayang sama lo, Jae. Tapi, gue sayang sama Hanbin jauh sebelum rasa sayang gue tumbuh buat lo.'
Dengan di bagian akhir, Jaewon yang langsung diam dengan mata merahnya.
Diam.
Sampai menit ke-6. Dan tepat di detik ketiga, Jennie terisak. Cewek itu ngerasa tubuhnya dibawa Jaewon ke dalam pelukannya.
Hal itu jelas ngebuat Jennie semakin sedih.
***
Hanbin nutup mulut Lisa saat cewek berponi itu terus-terusan berkata 'wow' saat ngeliat koleksi kaset cd milik Hanbin.
"Diem, yang." Seru Hanbin gemas.
Masalahnya, itu bukan cd biasa.
"Gue syok, Bin."
Hanbin terkekeh gemas. "Ya gak segitunya juga kali. Lo kan udah 17 ke atas, kan?"
Lisa ngangguk. Dan dengan polosnya, dia berkata.
"Ini gambar apaan, Bin? Kok kaya mainan anak kecil, ya?"
Saat itu, Hanbin tepuk jidat dan langsung berdiri dari duduknya.
"Bin? Mau kemana ih?"
"Kamar mandi."
"Mau ngapain? Kok gue ditinggal, sih?" Tanya Lisa kesal.
Hanbin berhenti dan membalikan tubuhnya. "Jadi, lo mau ikut gue ke kamar mandi? Gitu?"
"YA ENGGAK JUGA KALI!"
***
Jaewon memasuki rumahnya dengan langkah pelan. Cowok berambut hitam itu berhenti saat ngeliat Bundanya sedang memandangnya dari ujung sofa ruang tamu dengan pandangan sendu.
"Jae, Bunda---"
"Kalo Bunda mau bilang gak bisa batalin pernikahan Bunda, Jaewon gak mau denger."
Dan kata Minah selanjutnya ngebuat Jaewon sadar.
Bahwa---
Cintanya pada Lisa itu patut diperjuangkan.
Harus.
"Maafin Bunda, Jae. Bunda gak bisa batalin."
Jaewon tersenyum miris. "Begitu? Kalo gitu, Jaewon juga minta maaf, Bun."
Jaewon menatap mata Bundanya dengan pandangan terluka.
"Jaewon bakalan jadi anak durhaka sama Bunda mulai detik ini. Lisa bakal Jaewon perjuangin, Bun."
Minah tersentak.
"J-jae---"
"Maaf, Bun. Tapi, bukan Jaewon yang ingin. Jaewon sendiri gak bisa buat kontrol hati Jaewon sendiri, Bun. Seperti apa yang Bunda lakuin saat ini."
Perlahan, cowok berambut hitam agak panjang itu berjalan meninggalkan Bundanya.
Menulikan telinganya saat ngedenger suara tangisan sosok Ibu yang sangat Jaewon sayang melebihi siapapun itu.
***
Cklek
Lisa ngedongkak saat seseorang ngebuka pintu kamar Hanbin.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYPOCRITE - HANLIS
Teen FictionJika saja Hanbin jujur dari awal, Lisa tidak akan sekecewa ini. Jika saja Jennie jujur dari awal, Lisa tidak akan merasa sejahat ini. Jika saja Jaewon jujur dari awal, Lisa tidak akan semarah ini. Jika saja mereka jujur dari awal, Lisa tidak akan se...