Chaerin menatap gadis di depannya dengan pandangan sendu.
"Ginjal kamu nggak cocok dengan ginjal Hanbin, Lisa. Jadi, kamu gak bisa donorin ginjal kamu buat Hanbin."
Lisa menunduk sedih.
"Pihak Rumah Sakit sedang mencari ginjal yang benar-benar cocok sekarang. Kamu gak usah terlalu khawatir, ya? Tuhan pasti kasih Hanbin kesembuhan."
Gadis berponi itu mengangguk. Lalu, matanya menatap mata Chaerin dengan pedih.
"Hanbin pasti sembuh, kan?"
"Pasti."
Dan sekali lagi. Kata itu Chaerin ucapkan lebih kepada sebaris do'a.
Lisa menghela nafas pelan.
Gadis itu akan lebih tenang jika ginjalnya cocok dengan ginjal yang dimiliki Hanbin, hingga Lisa bisa buat donorin ginjalnya untuk pacarnya itu.
Sayang, ginjalnya gak cocok.
Bukan hanya Lisa yang menyayangkan itu.
Jennie juga, ginjalnya dan sang Bunda juga gak cocok buat Hanbin.
Gak ada pilihan lain, selain menunggu donor ginjal dari Rumah Sakit ini untuk kesembuhan Hanbin.
Cuci darah. Hanbin gak boleh melewatkan hal itu.
Lisa lalu berdiri dan sedikit membungkukkan tubuhnya ke arah Chaerin.
"Tante, Lisa pergi ke ruangan Hanbin dulu."
Chaerin ngangguk. "Jaga Hanbin, ya. Tante mohon sama Lisa."
Lisa tersenyum. "Iya, Tante."
Tanpa Chaerin suruh pun, Lisa bakal ngejaga Hanbin lebih dari Hanbin ngejaga Lisa.
Lisa bakal berusaha untuk menjadi pengganti Jennie.
Ya, berusaha. Semoga Lisa bisa.
Gadis berponi itu menutup pintu ruang kerja Chaerin dengan pelan.
Berjalan ke arah kamar rawat Hanbin dengan jantung berdebar.
Lisa gak sanggup liat Hanbin tidur tak berdaya di atas ranjang pesakitan lagi.
Lisa gak tahan buat gak nangis kalo liat wajah Hanbin yang pucat lagi.
Lisa gak mau liat Hanbin sakit kaya gitu.
Lisa gak tega.
***
Brakkk Prang Brakk!!!
Jaewon membanting apapun yang ada di meja nakasnya.
Apapun. Termasuk bingkai foto yang di dalamnya terdapat foto ia dan sang Ibu.
"ARGH!!!"
Jaewon hanya gak tahan dengan semua ini!
Jaewon gak tahan dengan keegoisan Bundanya!
Cowok dengan rambut hitam itu menatap foto dengan kaca yang sudah pecah itu dengan tatapan sedih.
Lalu, dengan cepat ia mengambil lembar foto itu dan memegangnya di depan dadanya. Seakan memeluknya.
"Maafin Jaewon, Bun."
Di sini, harusnya Jaewon gak boleh marah sama Bundanya.
Karena, Jaewon juga berlaku sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
HYPOCRITE - HANLIS
Teen FictionJika saja Hanbin jujur dari awal, Lisa tidak akan sekecewa ini. Jika saja Jennie jujur dari awal, Lisa tidak akan merasa sejahat ini. Jika saja Jaewon jujur dari awal, Lisa tidak akan semarah ini. Jika saja mereka jujur dari awal, Lisa tidak akan se...