"Mana yang sakit, Lis? Maaf, aku gak liat-liat jalan soalnya tadi."
Lisa ngegeleng kecil. "Hks---g-gue yang salah, Jae---hks---"
Jaewon lalu ngegaruk tengkuknya kikuk. Ia bingung sebenarnya.
Masa cuman karena ketabrak dikit doang Lisa oleng dan nangis sesegukan kayak begini?
Ah, ngomong-ngomong sekarang mereka ada di atap sekolah.
"Lis?"
"Hks---apa---"
Tangan Jaewon megang kedua belah pipi Lisa dan ngehapus air mata cewek itu dengan kedua Ibu jari tangannya.
"Jangan nangis dong, nanti kamu gak cantik lagi."
Ngebuat mata Lisa membulat sempurna.
Scene ini----kenapa romantis sekali? 😭
Lisa ngangguk kaku lalu ngelepasin tangan Jaewon dari pipinya.
"Ehmm" Dehemnya. Tenggorokannya tiba-tiba terasa kering.
Jaewon tersenyum kecil. Ia senang saat ngeliat pipi Lisa memerah, terlebih itu karenanya.
"Kamu sama Hanbin gimana?" Tanya Jaewon.
Lisa yang pada awalnya sudah berhenti nangis itu, sekarang malah ingin nangis lagi.
Matanya memanas lagi.
"Hiks---sakiiiittttt----hwaaaaaaa!!!"
Ngebuat Jaewon kalang kabut di tempat yang hanya ada mereka berdua itu.
"Lisa? Hei? Kamu kenapa? Mana yang sakit? Duhhhh"
***
Jennie bersiap buat meluk Hanbin lagi, sampai tangan cowok bangir itu menghentikan pelukannya.
"Gue sayang sama lo. Dan bakal tetep sayang sama adek gue sendiri."
Jennie mematung.
"So, hidup lo gak miris, adekku. Kakak lo ini bakal tetep sayang sama lo, gak mungkin dia tega biarin lo buat nanggung dosa dari Tuhan demi dia."
Hanbin mengusap surai adiknya sayang. "Jangan bersikap bodoh, Jen. Inget gak awal kita ketemu gimana?"
Jennie memandang cowok bangir itu tepat di kedua bola matanya.
"Kita musuh. Kita gak pernah saling suka. Kalo ketemu, kita bakal selalu adu mulut. Terlebih, lo gak suka bahkan ilfeel kalo deket sama gue. Lo---"
"Pasti bisa buat hidup tanpa gue di samping lo dengan perasaan tanpa cinta kayak dulu, kayak awal kita ketemu."
Jennie ngegeleng. Hatinya menolak keras! Dia gak bisa hidup tanpa cinta Hanbin!
"Bin, itu dulu. Dulu ya dulu, sekarang ya sekarang." Ujarnya dengan nada kekeuh.
Hanbin menggeleng. "Gue sedih. Kenapa adek gue berlaku kayak begini ke kakaknya? Lo gak sayang sama gue sebagai kakak, ya?"
Jennie tersentak. "Gue sayang." Ujarnya.
"Kalo gitu, relain gue."
Hati Jennie mencelos. Ngerelain sesuatu yang masih ingin kita miliki itu adalah hal yang susah.
"Gue gak---"
"Lo pasti bisa. Hidup lo masih panjang, Jen. Lo gak usah buang-buang hidup lo buat nemenin gue, masih banyak cowok yang lebih baik di luar sana."
"Gue gak mau---"
"Apa gue pernah minta sesuatu sama lo?" Tanya Hanbin.
Jennie menggigit bibirnya resah.
"Enggak." Jawabnya pelan.
"Kalo gue sekarang minta sesuatu sama lo, lo bakal ngabulin?"
Jennie ngangguk. Masih dengan perasaan resah.
"Lupain gue sebagai Hanbin. Dan inget gue sebagai Kim Hanbin. Kakak kandung lo sendiri."
Detik itu juga, tubuh Jennie ambruk ke dasar tanah yang ia pijak.
Menangis sesegukan dengan nafas tersendat. Dengan dada sesak.
Ini terlalu menyakitkan, Tuhan. 😭😭😭
Kedua insan itu sama-sama menahan sakit yang teramat dalam di relung hatinya.
Bahkan, Hanbin berusaha mati-matian untuk tidak menghapus air mata cewek terkasihnya itu dengan kedua tangannya.
Ia udah gak bisa buat ngehapus air mata Jennie lagi sekarang.
Hanbin gak bisa buat ngehapus air mata cewek lain selain kekasihnya. Selain Lisa.
Cowok bangir itu melepas cincin yang diberikan Jennie dan ngelepas kalungnya sendiri. Memasukan cincin itu ke dalam kalungnya dan memakainya lagi.
Hanbin berjongkok dan memegang dagu Jennie. Lalu, berkata.
"Lo liat kalung gue posisinya ada di mana?"
Jennie melihat ke arah kalung Hanbin.
"Di dada gue. Meskipun kita gak bisa bersama, lo masih tetap ada di hati gue, Jen. Entah itu sebagai Jennie atau sebagai Kim Jennie. Kita kakak adik, dan selamanya bakalan seperti itu.".
***
Tangan Jaewon terkepal erat. "Jadi, Hanbin yang buat kamu sesedih ini?"
Lisa ngangguk. "Hiks---sakit tau, Jae. Gue kira--hks---dia udah bisa lupain Jenn-ie---hks dan milih---gue"
Grep
Mata Lisa membulat.
Jaewon memeluk tubuh cewek berponi itu dengan tiba-tiba, lalu berbisik.
"Aku gak bakal lepasin kamu buat orang kayak Hanbin, Lis. Promise."
Dan Lisa mengutuk dirinya karena telah menceritakan hal ini pada Jaewon.
Lisa berusaha ngelepas pelukannya, tapi Jaewon bersikeras untuk tidak melepaskan.
"Jae, kita bakal jadi sodara ti---"
"Mereka aja saudara kandung. Kita hanya calon saudara tiri, Lis. Hanya calon."
Lisa terdiam. Haruskan Lisa goyah?
***
-To be continued-
Follow akun Saya. 😊
Ayo voment 😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
HYPOCRITE - HANLIS
Teen FictionJika saja Hanbin jujur dari awal, Lisa tidak akan sekecewa ini. Jika saja Jennie jujur dari awal, Lisa tidak akan merasa sejahat ini. Jika saja Jaewon jujur dari awal, Lisa tidak akan semarah ini. Jika saja mereka jujur dari awal, Lisa tidak akan se...