[42]

2.9K 367 63
                                    

Lisa menatap pemuda yang masih berstatus sebagai kekasihnya itu dengan pandangan sedih.

Hanbin sedang terbaring lemah di depan Lisa sekarang.

Dengan masker oksigen menutupi hidung bangirnya. Dan dengan jarum infus yang terletak di bagian yang berbeda, bukan di tangan kiri. Tapi, di tangan kanan.

Memegang tangan kanan Hanbin, sesekali mengecupnya dengan air mata bercucuran.

Lisa ngerasa bahwa dia bukanlah pacar yang baik bagi Hanbin.

Disaat Hanbin butuh, Lisa malah pergi.

Disaat Hanbin butuh, Lisa malah bimbang.

Disaat Hanbin milih Lisa buat jadi pengganti Jennie, Lisa malah masih bingung buat jadiin Hanbin pengganti Jaewon atau enggak.

Kenapa Lisa repot-repot buat suka sama Jaewon sedangkan dia sendiri juga suka sama Hanbin?

Kenapa Lisa bisa bersikap sebegitu egois begini?

Hanbin bahkan sudah rela buat pisah sama Jennie dan memilihnya.

Tapi, kenapa Lisa yang nyatanya sudah berkata pingin lupain Jaewon dan fokus sama Hanbin malah masih gak bisa buat mutusin?

Lisa kembali mengepuk punggung tangan Hanbin dan mengelus tangan pemuda itu lembut.

"Hanbin, bangun." Lirihnya.

Lagi-lagi air matanya jatuh.

Penyakit pemuda itu semakin parah. Lebih parah dari kemarin.

Hanbin gak boleh bolos cuci darah lagi mulai sekarang. Lisa bakal pastiin Hanbin buat terus cuci darah secara rutin.

Lisa janji bakal terus nemenin Hanbin setiap saat.

Meski hati Lisa belum sepenuhnya ingin.

"Hanbin."

Entah kenapa, Lisa suka sekali memanggil nama pacarnya itu.

Fikiran Lisa melayang pada ucapan Dokter Chaerin malam tadi.

Ah, sekarang sudah pagi. Dan Lisa bolos sekolah. Om Jiyong sama Tante Dara pulang dulu.

Kalo Jennie, cewek berambut coklat itu terpaksa sekolah karena kedua orang tuanya melarangnya untuk menemani Hanbin.

Dan Lisa lagi-lagi ngerasa bersalah sama sahabatnya itu.

"Maafin gue, Jen." Lirihnya.

Andai Lisa bisa memutar kembali waktu. Lisa memilih untuk tidak pindah sekolah ke sekolah Jennie.

Karena, itu awal dari masalah yang saat ini Lisa hadapi.

Lisa menatap Hanbin lirih.

Tapi, kalo Lisa gak sekolah ke KHS high school, Lisa gak bakal pernah ketemu sama Hanbin.

"Hanbin, syukurlah kondisinya sekarang sudah stabil."

Semua menghela nafas lega. Terlebih Lisa.

Tapi, raut wajah Chaerin terlihat sedih. Hal itu membuat hati Lisa terus bergetar ketakutan tentang apa yang akan dikatakan Dokter itu selanjutnya.

"Tapi, keadaannya sudah lebih parah dari kemarin. Ginjalnya sudah rusak total. Jika kemarin dia masih bisa memakan nasi, maka sekarang Hanbin gak akan bisa lagi memakan makanan berserat itu."

Deg

Deg

Deg

"Hanbin gak bisa buat bolos cuci darah lagi mulai sekarang."

HYPOCRITE - HANLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang