Kehilangan (2)

5.9K 298 2
                                    

"Kak..kakak bangun kak..." ucapku sambil berlari menggenggam erat tempat tidur roda yang diatasnya terbaring sebuah wajah yang selalu menemani hariku.
Bunda menarik bahuku.
"Sudah sayang...Sheeqa jangan sedih..kakak gak apa-apa kok" bunda berusaha menenangkanku
Aku berbalik dan memeluk erat bunda.
"Bunda maafkan Sheeqa bunda"
Air mataku terus mengalir tanpa henti...
"Sheeqa gak salah apa-apa" bunda menatapku..mengusap kedua pipiku "hem..ilang cantiknya ni kalau nangis mulu"

Dokter keluar dari ruangan
"Permisi..siapa yang disini keluarga pasien?" Tanya dokter
Bunda berjalan menghampiri pak dokter
"Saya dok...ada apa dok??..anak saya baik-baik saja kan dok?"
"Ayo kita bicarakan diruangan saya"

Bundapun mengikuti setiap derap langkah dokter yang berjalan di depannya...

Aku hanya bisa duduk dan menyesali perbuatanku...

Sekitar setengah jam aku menunggu..bunda menghampiriku.

"Ada apa bunda?"
"Tidak ada apa-apa sayang.kakakmu cuma pendarahan..dan alhamdulillah sudah ditangani dokter"
"Sheeqa senang dengerinnya bunda"
"Oh iya bunda mau pergi sama ayahmu dulu...ayah udah jemput..mau ngambil uang untuk biaya pengobatan kak Syila"
"Iya bunda..salam sama ayah...Sheeqa tunggu di sini aja..paman Jay tadi pamit pulang bun"
"Ok...jaga dirimu baik-baik ya sayang...ingat jangan nakal..bunda sayang sama Sheeqa"
"Sheeqa juga sayang bunda...sampaikan salam sayang Sheeqa sama ayah ya bunda"
"Iya sayang"
Bunda berjalan meninggalkanku..

Aku tetap menunggu...lellah rasanya..aku ingin melihat kak Syila...tapi dokter belum memperbolehkan kak Syila di jenguk sama siapapun.

Sudah hampir 2 jam aku menunggu tapi bunda dan ayah tak kunjung datang.
Aku pergi menyelusuri koridor rumah sakit, perutku terasa lapar..dari arah pintu utama rumah sakit tampak suster mendorong 2 tempat tidur dorong yang orang diatasnya sudah ditutupi kain putih.
"Rumah sakit ini selalu ramai...rasanya setiap hari ada orang yang sakit bahkan meninggal dunia, menjadi perawat dan dokter pasti melelahkan." Gumamku dalam hati

Aku berjalan menuju luar dan mencari tempat makan, karena perutku sangat terasa lapar..

Ponselku berbunyi
"Halo"
"Halo Sheeqa ini paman Jay"
"Iya.ada apa paman?"
"Kamu ada dimana?"
"Masih disekitar rumah sakit"
"Paman kerumah sakit sekarang"
"Ada apa paman.kok paman nada suaranya beda"
"Sheeqa"
"Iya paman. Tapi Sheeqa mau cari makan dulu...Sheeqa lapar"
"Iya sayang..kamu makan aja dulu...paman tunggu diruang IGD ya sayang"
"Iya paman"
Tanpa basa basi paman Jay langsung menutup telponnya
"Ada apa sih??"
Aku terus berjalan sambil mengotak atik ponselku...
Semua mata memandangku...aku berjalan cepat menuju kantin rumah sakit yang terletak tak jauh dari rumah sakit utama tempat kak Syila dirawat

***
Setelah makan aku langsung menuju ruang IGD..aku melihat paman berdiri tepat di depan pintu IGD
"Ada apa paman?"
"Sheeqa"
"Paman Jay menangis...ada apa paman?..apa keluarga paman baik-baik saja?"
"Baik"
"Jadi kenapa paman nangis?"
"Sayang..kamu terlalu muda untuk merasakan ini...sabar ya sayang"
"Paman ngomong apa?..kak Syila baik-baik aja kan paman??"
"Iya..kak Syila sudah di pindahkan di ruang perawatan..."
"Jadi paman nangisin apa dong?..ah Sheeqa gak ngerti"
"Bunda dan ayahmu mengalami kecelakaan saat menuju kesini..dan mereka meninggal dunia tepat di tempat mereka ditabrak..mobilnya hancur dan"
"Apa paman?..bunda??..bunda dan ayah??"
"Iya sayang"
"Gak mungkin..paman pasti salah lihat..paman pasti ...paman pasti bohong...paman bohong kan?"
Tubuhku gemetar...jantungku perih...
"Sheeqa sayang"
"Enggak...enggak mungkin..pasti paman salah...bunda dan ayah lagi ngambil uang...pasti salah..mobilnya..pasti paman salah..mobil ayah warna merah..pasti yang tabrakan warna hitam...enggak..Sheeqa gak percaya sama paman Jay"
"Sayang...paman gak mungkin salah..karena paman dapat telpon dari ponsel bundamu dan yang berbicara.."
"Enggak...itu pasti bukan nomor bunda"
"Sayang.." paman memegang kedua bahuku
"Paman..paman bohong kan?" Aku berteriak "...gak mungkin bunda dan ayah ninggalin Sheeqa...Sheeqa masih butuh mereka ...Sheeqa gak mau mereka pergi gitu aja...paman bohong..paman pasti salah.."
"Sayang" paman memelukku
"Sheeqa mau lihat...itu pasti bukan bunda..itu pasti bukan ayah"

Paman Jay membawaku keruang IGD tempat dua orang yg terbujur kaku dengan ditutupi kain putih diatasnya...

"Dua tempat ini yang tadi aku lihat di depan...yang ditutupi kain putih itu mereka yang sekarang dihadapanku"

Aku memberanikan diri membuka penutup kepala salah satu mayat di depanku..ku buka perlahan.
"Bunda...enggak..ini bukan bunda...wajahnya..."
"Itu bundamu Sheeqa...gak mungkin kamu gak mengenalinya"
Aku berjalan mundur..dan rasanya badan ini mulai melemas dan kakiku tak mampu menapak dan akhirnya aku terduduk dilantai..
"Bunda..bunda...bundaaaaaa..bunda..." aku menangis ..jantungku terasa sakit...wajah cantik itu berlumuran darah...mata penyayang itu kini telah tertutup...
"Sayang...sabar sayang" ucap paman Jay
"Paman...kenapa seperti ini jadinya...kakak Syila masih sakit dan sekarang Ayah dan bunda meninggal...Sheeqa salah apa paman?..kenapa orang disekitar Sheeqa pergi?"
"Sabar sayang...ini ujian dari Allah"
"Enggak..Allah jahat sama Sheeqa...Allah mengambil kebahagiaan Sheeqa...bagaimana Sheeqa bisa hidup tanpa ayah dan bunda?"
"Kan masih ada kak syila dan paman?"

Aku terus menangis dipelukan Paman Jay...

Sekarang aku kehilangan dua mutiara dalam hidupku...

Ini tak adil bagiku...aku benci kehidupan ini...

ASHEEQATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang