Suka?

3.9K 203 0
                                    

Masalalu, waktu berjalan begitu cepat. Alhamdulillah wajahku sudah sembuh dan kembali seperti semula. Tak terasa sekarang aku sudah kuliah masuk semester 3 jurusan Kimia di salah satu kampus ternama di kotaku.
Setahun lebih telah ku jalani hari-hari yang terasa hampa, setahun sudah aku menunggu kabar dari Darma. Tapi tak ada satu kabarpun tentang dia yang terdengar di telingaku. Apakah semua sudah hilang seperti waktu-waktu yang telah hilang tanpa bisa kembali lagi. Aku merasa menunggunya adalah kesalahan terbesar dalam hidupku. Aku benci keadaan seperti ini. Sekarang sudah waktunya aku move on. Berhenti memikirkannya dan berhenti mengharapkan kepulangannya..

Aku terus melangkah memasuki kampus
"Asheeqa" teriak salah satu teman kuliahku
Aku menghentikan langkahku
"Apa'an sih teriak-teriak...berisik tau gak" risauku
"Enggak, cuma manggil doang kok"
"Ada apa?,aku ada kelas ni"
"Enggak ada apa-apa.ya sama dong aku juga ada kelas, kitakan satu kelas..😊..ntar malem ada pesta di rumah Nada...kamu di undang gak?" Tanya Ita
"Mau diundang atau pun enggak...aku gak akan pergi" ucapku ketus
"Yaelah, dasar."
"biarin, males banget aku ketemu sama dia"
"Ngapa sih kamu Qa..musuh banget deh sama Nada"
"Ih gimana aku gak musuhan sama dia coba...kamu lihat aja Ta...gayanya...rambutnya di cat merah kayak ayam yang di jual di depan sekolah SD...norak, terus suka songong banget kalau depan aku."
"Owww, ceritanya ada yang takut kalah saing ni"
"Enggak, biasa aja"
"Ya wes, kamu buka jilbab aja pasti cantik"
Aku menatap tajam ke arah Ita
"Apa kamu bilang Ta?"
"Eem enggak aku bercanda doang" ucapnya santai
"Sampai kapanpun aku gak akan melepas jilbab ini..walaupun gak panjang ya setidaknya menutup rambutku. Udah ah, aku gak minat lagi ngobrol sama kamu."
"Ih resek banget ya" Ita mencubit tanganku
"Aw sakit" aku membalas cubitannya
Ita membalas cubitanku, aku berlari mengelak cubitan dari Ita
-Gubrak-
Aku menabrak seorang pria yang berlawanan arah denganku
Tubuhku jatuh ke lantai, buku yang ku bawa berserakan
"Qa kamu gak apa-apa?" Ucap Ita cemas
"Gak apa-apa gimana...kamu gak lihat aku udah kayak suster ngesot ni.sakit banget tau 😣."
Ita menutup mulutnya menahan tawanya
"Bantuin dong !, temen jatuh malah di ketawain" ucapku kesal
"Maaf" ucap pria itu sambil mengulurkan tangannya
"Maaf. Maaf, jalan itu pakai kaki lihat pakai mata. Matanya jangan letakkan di dengkul, lihat aku jadi nabrak kamu kan." Ucapku kasar
"Kamu kan tadi juga lari-lari" saut pria itu
"Ya..kamu ngelak dong, saat lari kan aku gak lihat kamu"
"Makanya di kampus jangan lari-lari. Ini bukan lapangan lomba lari maraton, kamu mahasiswa atau atlit lari ??" ucap pria itu seraya meninggalkanku dan Ita

"Iiii nyebelin banget tu cowok...rasanya ingin ku pukul wajahnya..ku remuk-remuk tulangnya" geramku
"Hahhahaa...kamu ngapain si Qa...katanya ada kelas...dah pergi sono!"
"Kita kan satu kelas, dasar. Ayo!..tapi kaki aku sakit banget..jadi jelek deh jalanku. Aku kan harus tetap terlihat sempurna ." aku menggandeng tangan Ita dan sesampainya di kelas ternyata sudah ada dosen yang masuk
"Mampus" gumamku

"Gimana ni Qa..dosennya udah ada..pintunya udah di tutup ni"
"Hustt sabar.!" Ucapku sambil membuka pintu kelas

"Permisi" ucapku
"Kenapa telat?" ucap pak Dosen sambil menatapku
"Tadi ada insiden pak" ucapku gugup
"Ow..kamu yang tadi nabrak saya kan?"
"Iii iya pak" lidahku tiba-tiba kelu
"Silahkan keluar" ucap pak dosen tegas
"Kok keluar..saya kan bayar pak, saya kuliah di sini kan gak geratis"
"O ya, ma'af ini mata kuliah saya. Saya tidak mau ada pengganggu"
"Ok" aku keluar menuju pintu
"Tunggu,.yang berbaju merah silahkan masuk"
Ita melihat ke arah pak dosen "saya pak?" Ucap ita sambil mengayunkan tangannya ke dadanya
"Iya, kamu boleh masuk. Biarkan dia sendiri saja yang keluar!"
"Maaf pak, saya gak bisa ninggalin Sheeqa sendirian pak, jadi lebih baik saya keluar aja pak"
"Kamu masuk atau nilai kamu D untuk mata kuliah saya" ucap pak dosen tegas
"Udahlah Ta..kamu masuk aja, aku gak masuk juga gak apa. Santai aja, aku gak mau gara-gara aku nilaimu jadi jelek" ucapku
"Maafkan aku ya Qa"
"Santai aja"
Aku berjalan menuju pintu dan keluar dari kelas
"Apes banget aku. Kenapa harus dia si dosennya. Muda banget, aku kira dia mahasiswa 😭😭😭. Matilah aku" gumamku

***
Hari hari berlalu.
Sebulan telah di lalui, sejak kejadian itu aku tak berani untuk telat mata kulia dosen muda itu.
Pak Satya Anugrah, S.Pd. yang sebentar lagi akan melanjutkan pendidikan S2 nya. Orannya tak sejahat yang aku kira.
"Qa, kamu ngerasa gak sih kalau pak Satya tu sering merhatiin kamu?"
"Enggak"
Aku dan Ita berjalan menuju kantin kampus
"Tatapannya itu beda banget saat ngelihat kamu Qa"
"Enggak peduli" ucapku cuek
"Iii pak Satya tu ganteng, pintar. Ciri-ciri pria sempurna Qa"
"Ya udah kamu aja sama dia sono"
"Yeeyy dianya suka sama kamu"
"Tapi aku gak suka"
"Aku heran deh, udah berapa puluh cowok yang kamu tolak, sebenarnya kamu normal gak sih..apa mungkin kamu lesbian ya Qa?"
"Enak aja. Aku gak suka mereka, ya aku tolak dong. Ngapain juga pacaran"
Aku dan Ita menuruni tangga depan kampus
"Qa, ada Pak Satya. Dia sedang menuju ke sini"
"Ow"

"Pak Satya" sapa Ita
"Iya" jawab Pak Satya
Aku hanya tersenyum dan terus berjalan.

"Em Asheeqa" panggil Pak Satya
Aku berbalik badan "iya pak"
"Bisa ikut saya sebentar?"
"Ada apa pak?"
"Ada hal penting yang akan saya sampaikan terkait kuliah kamu"
"I iya pak"
Ita tersenyum menatapku
"Aku dulua Qa. Selamat PDKT"
"Ih apa'an sih resek banget"

Aku mengikuti langkah Pak Satya dari belakang.

Tiba-tiba Pak Satya berhenti dan aku lagi-lagi menabraknya
"Aww" ucapku
"Kenapa kamu nabrak saya?" Tanya pak Satya
"Maaf pak. Bapak berhenti mendadak, jadi nabrak deh"
"Kerja'anmu selalu nyalahin orang terus ya?.Oh iya saya baru ingat, saya ada pertemuan. Lain kali aja kita bicara ya!"
"Iya pak"

Pak Satya pergi meninggalkanku..badannya tegap dan struktur tubuhnya menjadikan siapa saja yang melihatnya maka akan langsung tertarik padanya..

Deg deg deg
"Aduh jantungku rasanya mau copot, ganteng banget sih pak. Astaghfirullah gak boleh gak boleh gak boleh."aku memukul kepalaku dengan kedua tanganku"..gak boleh suka sama pak Satya..bahayaaaaa, aku harus tetap cuek. enggak enggak enggak..gak boleh suka sama dosen " ucapku sambil melangkahkan kaki menuju kantin.

ASHEEQATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang