Muhammad Mekka

4.4K 211 2
                                    

Menunggu hari ini tiba, dua bulan telah berlalu. Aku mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan bang Rafa.

Aku membersihkan kamar dan merapikan semua barang yang ada di kamarku.

-tok tok tok-
"Assalamu'alaikum"
Suara ketukan pintu di selingi suara pria yang ku kenal
"Itu kan suara bang Rafa, dia sudah pulang?" Ucapku bingung

Aku mengarahkan pandanganku ke arah pintu. Wajah lembut itu menatapku dengan senyum kecilnya.
Aku menghampirinya.
"Kok gak bilang-bilang sih?, kirain masih di bandara"
"Kejutan!, oh iya tadi abang ada lihat es krim. Kamu suka es krim kan?, dan ini bunga mawar kertas juga. Indah kan?"
"Iya indah dan cantik"
"Tapi bagi abang masih cantikan Sheeqa sih"
"Itu sih sudah pasti!"
"Udah makan belum?"
"Udah tadi"
"Gimana kabar anak abi?" Ucap bang Rafa sambil mengelus perutku.
"Alhamdulillah, baik-baik aja abi" sautku

Bang Rafa menatapku dengan mata berbinar
"Sebentar lagi kebahagiaan akan datang di antara kita, abang harap Sheeqa kembali bahagia seperti dulu"
"Sheeqa sudah bahagia kok sekarang"
"Alhamdulillah" ucap bang Rafa

***
Hari-hari berlalu tanpa terasa begitu cepat waktu terlampaui, sudah tiba saatnya aku melahirkan anak yang ku nanti-nanti.

Perutku terasa sakit dan tak mampu ku menahannya, sudah dua hari aku menginap di rumah sakit.

Bang Rafa selalu menemaniku, selalu mengelus kepalaku dan melantunkan ayat suci al-Qur'an untuk menenangkan diriku yang bimbang dan takut.
"Bang kalau saat melahirkan nanti Sheeqa meninggal gimana?"

Bang Rafa mengecup keningku "kalau Sheeqa meninggal ya abang nikah lagi"
"Tega banget sih?" Ucapku meringis
"Bercanda kok, sudah jangan memprediksikan sesuatu hal yang belum terjadi. InsyaAllah sheeqa dan bayi kita akan selamat dan kita rawat anak kita bersama-sama"

Perutku bereaksi lagi dan sakitnya sangat luar biasa, bang Rafa menemani persalinanku. Bidan memberi aba-aba, dan aku mengatur napasku.

Aku berusaha sekuat tenaga dan selalu mengucap istighfar.

Akhirnya suara mungil itu terdengar, tangisan yang menghilangkan rasa sakit yang kurasa.

"Alhamdulillah  anaknya laki-laki dan sehat"

Lalu bidan meletakkan anakku ke badanku, ku dekap dengan lembut, bang Rafa mendekati telinga anak mungil yang berada di dadaku.

Bang Rafa melantunkan adzan di telinga mungil anak kami. Aku terharu dan tak mampu menahan air mataku yang mengalir di pinggir mataku.

Sekitar satu jam bidan meletakkan bayiku di dadaku.

Aku dan bang Rafa sepakat untuk menamai anak kami dengan nama Muhammad Mekka

Wajahnya ganteng, sekilas persis sekali dengan Darma.

ASHEEQATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang