Ungkapan

5.2K 234 5
                                    

Setelah seminggu pernikahan aku sebagai seorang istri harus mengikuti permintaan suamiku yang dimana aku harus tinggal dirumahnya, bang Rafa belum memiliki rumah sendiri, untuk sementara waktu aku tinggal bersama orang tua dan keluarganya.

"Sudah kemas-kemasnya" tanya bang Rafa
"Sudah" jawabku dengan datar
"Lemah banget? Belum makan?"
"Udah,..ayo berangkat!"
"Iya. Sini abang bawakan tasnya!"
"Enggak usah, Sheeqa bisa sendiri kok bang"
"Tapi kan berat, Sheeqa gak akan kuat biar abang aja"

Seketika aku tersenyum kecil, ucapan bang Rafa memggelitik hatiku
"Apa'an sih" ucapku manja
"Ayo!, suara mobil jemputan dah ada tu"
"Siapa yang jemput?
"Darma"
"Ooo. What?" Aku tersentak "kenapa dia?, kok enggak kakak Nafisah?"
"Kak Nafisah kan kerja, dia gak bisa izin"
"Emang supir gak ada?, kenapa harus Darma?"
"Emangnya kenapa kalau Darma?"
"Enggak kenapa-kenapa sih"

Bang Rafa menatapku sayup. Aku mengalihkan pandanganku
"Ayo ke bawah!" Ajak bang Rafa

Aku dan bang Rafa menuruni tangga, tampak Darma sedang berbicara dengan bunda.

Mata Darma sesekali menuju ke arahku, wajahnya tanpa ekspresi.

"Abang langsung masukin barang ke mobil ya?!"
"Iya" ucap Darma.Darma menghampiriku "sini kak aku yang bawa tasnya!"
"What, hello aku masi muda, enak aja panggil kakak"
"Iya muda, sini tasnya!"
"Gak usah, aku bisa sendiri. Gak butuh bantuan cowok kayak kamu, adik ipar" gerutuku sambil membuang pandanganku ke arah pintu
"Masih marah?" Tanyanya pelan
"Pikir aja sendiri!"

"Ayo sayang" ucap bang Rafa yang berdiri di muka pintu

Aku tak menjawab ajakannya.

Bunda menghampiriku, aku menyambut tangannya dan mengecup keningnya.
"Bunda nanti setiap minggu Sheeqa insyaAllah datang"
"Iya nak" bunda mengelus pipiku

Darma terus menatapku dengan wajah sayup. Aku melangkahkan kaki menghampiri bang Rafa. Bang Rafa menggandeng tanganku.

Darma berjalan menuju mobil
"Sudah di bawa semua?" Tanya Darma
"Sudah ma" jawab bang Rafa
"Ok yuk kita berangkat!"
"Ayo!"

Di perjalanan aku hanya diam, bang Rafa dan Darma bercengkrama tanpa henti, mereka saling tertawa menceritakan masa lalu mereka. Aku tetap diam dan tak mengucapkan apapun

"Kak Sheeqa" ucap Darma
"Panggil aku Sheeqa!" Ucapku
"Kan sekarang udah jadi kakak ipar jadi aku harus menghormati istri kakakku"

Aku hanya diam

"Qa"
"Iya bang"
"Sekarang silahkan Sheeqa ungkapkan apa yang Sheeqa ingin ungkapkan. Sekarang sudah ada Darma dan abang"
"Ungkapin apa?"
"Ya ungkapin sesuatu yang ada di hati Sheeqa"
"Enggak perlu, gak ada yang perlu di ungkapin" ucapku datar

Bang Rafa memegang tanganku, reflek aku menarik tanganku
"Kenapa?" Tanya bang Rafa
"Maaf gak sengaja" ucapku bimbang
"Yuk kita ke mall, udah lama gak main"
"Langsung ke rumah aja!" Pintaku
"Siap Ratu" ucap Darma semangat

Aku sempat berfikir. Sebenarnya yang terjadi dengan Darma, dia tampak bahagia tapi di wajahnya tampak sekali tekanan dan kesedihan. Apakah dia hanya berusaha bahagia untuk menutupi semua kesakitannya

Bang Rafa diam, dan menyibukkan dirinya dengan HP di tangannya.

"Darma" panggilku
"Iya"

Bang Rafa seketika memandang ke arahku.

"Kamu baik-baik saja?" Tanyaku ke Darma
"Aku selalu baik kak"
"Baguslah. Aku harap itu bukan kebohongan"

Entah kenapa hatiku sedikit kesal, ingin rasanya aku mengungkapkan semua yang ada di hati dan fikiranku.

"Aku minta ma'af kak" ucap Darma
"Aku" belum sempat aku menyambung ucapanku, air mataku menetes di pipiku "kamu jahat banget sih Ma" ucapku diiringi tetesan air mata yang jatuh ke pipiku
"Jahat kenapa?"
"Kamu kan tau aku sukanya sama kamu, jadi selama ini kamu hanya mainin perasaan aku?" aku berucap tanpa menyadari bahkan aku menganggap bang Rafa tidak ada.

"Ma'afkan aku Qa, hanya ini yang aku bisa lakukan untuk kamu. Aku hanya ingin kamu tetap di jaga sama orang yang memang mampu menjagamu, aku gak akan mungkin bisa menemanimu dalam jangka waktu yang lama"
"Aku kan pernah bilang, bahwa sakit kamu pasti sembuh"
"Enggak ada harapan Qa" ucap Darma dengan suara parau.
Darma mengambil tisu dan tampak mengusap kedua pipinya.
"Kamunya aja yang pesimis, buktinya sekarang sudah lebih dari lima bulan kan, nah kamu baik-baik aja"
"Waktunya sudah hampir dekat Qa"
"Emangnya kamu Allah bisa nentuin umur manusia"
"Aku harap kamu mengerti"
"Sampai kapanpun aku gak akan ngerti sama pemikiranmu Ma"

Bang Rafa mendekat dan mengusap air mata yang ada di pipiku dengan tangannya
"Jangan marah-marah ya sayang!" Ucap bang Rafa
"Sheeqa gak marah, abang tau kan Sheeqa sukanya sama Darma bang" ucapku
"Iya, abang tau" bang Rafa mengusap kepalaku.
"Nah kan abang tau kalau Sheeqa suka sama Darma, kenapa abang mau nikahi Sheeqa?"
"Karena suatu saat Sheeqa akan membutuhkan abang untuk tetap berdiri di samping Sheeqa"
"Aku gak paham dengan cara berfikir kalian berdua"
"Sheeqa nanti tolong jaga Darma, mungkin lima hari lagi abang harus ke Madinah untuk mengurus kuliah abang"
"LDR dong?" celetukku
"Emang kenapa?,
"nanti setelah urusan selesai abang pulang"
"Cie yang gak mau LDR" ejek Darma
"DIAM!" Ucapku
"Hahaha, cie galak"
"Ih apa'an sih"

"Nah inilah Sheeqa, dalam hitungan detik moodnya bisa berubah..hahahaha" ucap bang Rafa

Bang Rafa dan Darma tertawa bersamaan
"Kalian berdua emang menyebalkan"
"Iya dan kamu adalah Ratu bagi kami berdua" ucap Darma
"Iya, aku emang Ratu" ucapku menyaut perkataa  Darma
Bang Rafa memencit hidungku "sifat ini yang kami berdua sukai dari seorang Sheeqa, kalau sudah mengungkapkan semuanya pasti sifay aslinya akan keluar"
"Apa'an sih"
"Nanti kalau kita jalan, kita jalan bertiga aja" pinta bang Rafa
"Oh ya..jadi nanti orang akan bilang Sheeqa punya dua suami gitu?"
"Orang gak akan nyangka gitu sayang, mereka akan menyangka tiga saudra sedang berjalan bersama"
"Hahahhahaha"
Darma dan Bang Rafa tertawa lepas

"Kalian emang aneh dan menjengkelkan"

Seketika aku terdiam dan memandangi wajah bang Rafa.
Entah kenapa aku seketika kecewa mendengar bang Rafa akan pergi. Aku sendiri tak mengetahui sebenarnya apa yang terjadi padaku, aku menyukai Darma tapi aku sedih jika harus pisah dengan bang Rafa. Apakah aku terlalu egois, apakah aku merasa tamak dengan menginginkan mereka berdua tetap bersamaku.
Tapi bukan aku yang menginginkan mereka berdua, tapi mereka berdua yang menginginkanku.

Aku mengira hubunganku dengan Darma dan Bang Rafa akan terasa canggung jika kami sedang bertiga. Mungkin awalnya iya, tapi mereka berdua memiliki hati yang baik, saling mengerti dan memahami. Aku ingin selalu bersama mereka, walaupun nanti aku sadar bahwa Darma akan menikahi wanita lain.

ASHEEQATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang