Lamaran

4.6K 222 1
                                    

Angin berhembus mengibarkan jilbabku, ku langkahkan kaki menuju pembuangan sampah tak jauh dari rumahku
"Ih bau banget, gak ada sampah yang wangi kah didunia ini?" Gerutuku

"Hai Asheeqa" suara dari arah belakang
"Ngapain kesini?"
"Mau jalan-jalan aja"
"Ya wes lanjut gih sono jalannya!"
"kita jalan berdua yuk!"

Aku mengarahkan pandanganku ke hadapannya
"Ogah, jalan aja sendiri"
"Ya elah"
"Mobil kamu mana? Kok jalan kaki?"
"Aku parkirin"
"Dimana?"
"Ya di depan rumah kamulah"
"What?"
"Ya kan geratis parkir di situ, ya kan ya kan ya kan?"
"Minggir!, enyahlah dari hadapanku"
"Kalau aku gak mau?"
"Ya udah"

Darma menghalangi jalanku
"Minggir gak!" Pintaku "kalau enggak"
"Kalau enggak?"
"Kalau enggak minggir aku sumpahin kamu jadi kodok"
"Gak ada yang bagusan apa selain kodok"
"Ya serah aku dong"
"Awas!, udah siang ni, aku mau ngampus, mau konsul skripsi"
"Aku temenin"
"Enggak"
"Kenapa enggak"
"Aku bisa sendiri"
"Kan irit kalau aku yang anter"
"Enggak"
"Terus maunya apa?"
"Maunya kamu pergi dari hadapanku!"
"Kalau aku gak mau?"
"Ya udah serah. Minggir!"
"Hai Sheeqa" sapa Dito tetanggaku yang lewat mengendarai sepeda
"Hai" jawabku dengan senyuman
"Ya udah aku pulang ya" ucap Darma pergi meninggalkanku dan langsung menuju mobil
"Idih aneh banget tu orang" ucapku bingung

***
Malam hari sekitar pukul 19.40 sebuah mobil terdengar berhenti di depan rumahku, aku mendengar suara ayah dan bunda bercengkrama di ruang tamu.

Tak lama terdengar seseorang mengetuk pintu kamarku
"Sayang" ucap bunda sambil mengetuk pintu kamarku
"Iya bunda" ucapku sambil membuka pintu
"Pakai baju yang bagus ya sayang"
"Emang ada apa'an bun, kita mau pergi kemana?"
"Ganti baju aja, mau dibantu bunda gak untuk nyari baju yang bagus?" Bunda tersenyum
"Boleh, yang warna ungu ya bunda?"
"Iya" bunda masuk ke kamarku dan membuka lemariku
"Ya Allah ya Robbi"
"Ada apa bunda?" Ucapku yang sedang duduk di depan meja hias
"Ini lemari atau tempat tumpukan kain?"
"Gak muat bunda, bajunya kebanyakan jadi Sheeqa tumpuk aja"
"Ya udah gunakan baju ini aja!"
"What??..ah bundaaa itu baju untuk pergi kondangan bunda, ada rendanya. Enggak ah!, yang lain aja!"
"Ini bagus sayang, udah percaya deh ama bunda, pakai jilbab pink ini ya biar senada dengan rendanya!" Pinta bunda

Aku terpaksa mengenakan pakaian yang dipilihkan bunda, setelah siap aku dan bunda keluar menuruni tangga. Ku dapati tante Nirmala dan suaminya duduk di hadapan ayah.

Aku dan bunda mendekat ke ruang tamu.
"Assalamu'alaikum" sapaku
"Wa'alaikumsalam" jawab orang yang duduk di ruang tamu

"Apa kabar sayang?"
"Alhamdulillah baik tante"
"Duduk sini sayang" pinta ayah sambil menepuk kursi di sampingnya
"Iya"
"Baik langsung saja, kami mengutarakan tujuan kami datang ke sini. Kami ingin melamar Asheeqa untuk kami jadikan menantu kami dan istri dari anak kami Rafa" ucap suami tante Nirmala

Mataku terbelalak kaget
"Kok bang Rafa?" Gumamku dengan kebingungan yang amat besar

"Nak Rafa yang kuliah di Madinah itu?" Tanya ayah
"Iya, insyaAllah nanti dia lanjut S2, mungkin akan mengajak istrinya untuk sementara tinggal bersamanya di sana"
"Kami sih terserah anak kami Sheeqa" ucap ayah sambil memandang kearahku

Aku hanya bisa diam dan rasanya hatiku mendadak pedih, entah karena kecewa atau apa, tapi rasanya aku tak begitu senang dilamar oleh bang Rafa. Padahal aku dulu sangat menyukainya, tapi rasanya sekarang rasa itu redup.

"Jadi gimana Sheqaa sayang?" Tanya ayah
"Asheeqa butuh waktu untuk memikirkannya yah, kasi waktu Sheeqa tiga hari, setelah itu Sheeqa akan putuskan mau atau enggak"
"Baiklah sayang, gak apa kok. Oh iya Sheeqa nanti main-main dong kerumah tante, ada bang Rafanya" ucap tante Nirmala
"Iya InsyaAllah, Sheeqa boleh pamit ke kamar gak bunda?, kepala Sheeqa pusing"
"Iya sayang, mau bunda anter ke kamar?"
"Iya bunda"
"Saya tinggal dulu ya, mau nganter Sheeqa ke kamar"
"Iya" ucap tante Nirmala dan suaminya

Aku dan bunda berjalan menapaki tangga satu persatu, tiba-tiba air mataku menetes di pipiku. Bunda melihat ke arahku.
Sampainya di kamar bunda duduk di sampingku
"Ada apa sayang?"
"Gak ada apa-apa bunda"
"Kalau gak ada apa-apa kenapa nangis?"
Aku hanya bisa diam dan berusaha menghentikan air mataku
"Sheeqa gak suka sama bang Rafa?" Tanya bunda
"Suka bunda, bang Rafa kan shaleh bunda. Rasulullah pernah bersabda : 'Apabila seseorang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang kepada kalian untuk meminang wanita kalian, maka hendaknya kalian menikahkan orang tersebut dengan wanita kalian. Bila kalian tidak melakukannya niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang besar.'(HR. At-Tirmidzi "
"Iya tapi kalau Sheeqa gak suka gak apa di tolak sayang"
"Entar Allah marah sama Sheeqa bun"
"ya enggaklah sayang, tapi kan suka atau cinta bisa datang setelah menikah sayang"
"Terus gimana dengan Darma?, mereka kan saudara'an bunda. Bunda tau kan Darma itu suka sama Sheeqa"
"Iya bunda tau, kamu juga suka kan sama dia?"
"Enggak suka bunda" ucapku tersedu
"Nah terus kenapa nangis, dan tiba-tiba nyebut nama Darma"
"Gak tau" ucapku sambil mengusap kedua pipiku
"Kalau Sheeqa gak suka, nanti biar bunda bilang sama ayah, nanti kita sampaikan baik-baik ke orang tuanya Rafa."

Tiba-tiba ponselku berbunyi
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumsalam, kamu nangis?"
"Enggak"
"Kok hidungnya mampet gitu?"
"Emang kamu lihat aku nangis?"
"Lihat"
"Lihat dimana?"
"Di langit"
"Ngapain nelpon?"
"Mau nanya aja , ummi dan abi ada datang ke rumah kamu kan?"
"Iya, kenapa kamu gak ikut?. Biasanya gatel tu kaki kalau gak ke rumah"
"Tadi pagi kan udah"
"Oh iya"
"Besok ke rumah dong!, ada bang Rafa ni. Dia udah kayak ustadz sekarang"
"Oh"
"Calon istri gak boleh judes-judes"
"Apa'an sih"
"Udah berhenti nangisnya?"
"Udah"
"Baguslah, besok aku jemput ya, Assalamu'alaikum kakak ipar" ucap Darma sambil meledekku
"Iya adik ipar,wa'alaikumsalam aku benci sama kamu"
Aku langsung menutup ponselku.

Bunda melihatku dan mengecup keningku
"Istirahat ya sayang!" Ucap bunda.
Bunda melangkahkan kakinya menuju pintu dan berjalan hingga tak nampak lagi kedua bahunya

Pesan WA masuk
"Maafkan aku Qaa, aku hanya ingin kamu mendapatkan orang yang dapat menjagamu dan menemanimu sampai lanjut usia, dan orang itu bukan aku. Aku terlalu lemah untuk mendampingimu" pesan dari Darma
"Iya"
"Kamu marah?"
"Iya!"
"Maaf"
"Iya"
"Aku yakin bang Rafa bisa membuatmu bahagia"
"Semoga"
"Pelit banget sama kalimat"
"Biarin"
"Jangan marah dong"
"Iya, udah dulu ya, aku mau istirahat. Dan jangan hubungi aku, karena aku udah mau jadi istri orang lain. Silahkan kamu hubungi cewek lain aja ya. Maaf"
"Ok"

Kesal, bimbang, sedih bercampur aduk menjadi satu menjadi adonan kegundaan dalam hatiku.

ASHEEQATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang