Hadirnya

4.1K 190 0
                                    

Wajah hari menunjukkan sinar cerahnya, satu bulan telah berlalu. Jahitan operasi masih membujur di perutku.

Semakin hari bang Rafa semakin memanjakkanku. Mekka juga sudah tumbuh menjadi anak yang luar biasa, umurnya sudah menginjak 2 tahun.

Pergantian hari terus berlanjut, tanpa toleransi dan tanpa bisa diputar kembali kemasa lalu.

Seperti biasa aku hanya mengurus anakku Mekka, mengajarinya menghafal Al-Qur'an dan berselawat kepada Rasulullah. Aku menikmatinya.

Bang Rafa selain mengisi ceramah, dia juga bekerja di perusahaan abi. Jadi wajar job ceramah yang dia dapat lumayan banyak karena bang Rafa tidak memungut biaya saat berceramah.

HP bang Rafa berbunyi.
"Sayaaang Hp sayang bunyi tu!" Ucapku
"Diangkat aja sayang" pinta bang Rafa

"Assalamu'alaikum" ucapku
"Wa'alaikumussalam" ucap seorang wanita
"Siapa ya?" Tanyaku
"Maaf kak, Rafa nya ada gak kak?"
"Maaf ini siapa ya?"
"Saya Tisya temennya Rafa"
"Temennya kuliah ya?"
"Bukan kak, masak kak Nafisah lupa si kak, Saya Tisya temen SMP Rafa"
"Yang mana ya?"
"Yang dulu sering main ke rumah kakak, yang pindah ke Jogja kak"
"Oh" jawabku dengan menghela nafas
"Lama gak ketemu kakak, Tisya kangen sama kakak, ummi, abi, Darma dan khususnya sama Rafa"
"Sabar ya kakak panggilin Rafa dulu" jawabku tenang

"Rafa ada temen kamu ni Tisya, temen kamu SMP, yang dulu pindah ke jogja. Kakak letakkan HP mu di meja ya" teriakku, dengan rasa hati yang sedikit menyesakkan dada.

Aku letakkan Hp Bang Rafa ke atas meja. Aku mengajak Mekka pergi ke taman belakang.

Dari pintu kaca aku melihat bang Rafa mengangkat telepon dari wanita itu, aku mulai bertanya-tanya apakah dulu mereka ada hubungan khusus?.

Bang Rafa berjalan sambil tetap berbicara di telpon. Bang Rafa menuju ke arahku dan Mekka.

Tak lama bang Rafa menutup telponnya
"Sayang gak bilang kalau sayang istri abang?"
"Enggak, Tisya mengira Sheeqa adalah kak Nafisah. Dia siapa?"
"Pantesan...dia itu temen abang waktu SMP, orangnya baik dan perhatian tapi karena suatu hal dia harus pindah ke jogja"
"Oh"
"Nanti soreh dia ingin datang kerumah, nanti sayang ikut abang menemuinya ya!, abang mau kenalin  Sheeqa ke Tisya"
"Iya, Sheeqa buat kue ya bang, kan temen lama abang mau dateng" ucapku sambil tersenyum..karena aku senang bang Rafa ingin mengenalkanku ke Tisya.
Aku berharap semua akan baik-baik saja.

Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 4 soreh.
-tok tok tok-
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam" aku menyaut dari dalam rumah

Saat aku membuka pintu, aku melihat seorang wanita berdiri tepat di hadapanku
"Kamu siapa? Rafa mana?" Tanyanya
"Silahkan masuk kak!" Pintaku "aku panggil bang Rafa dulu kak"
Aku berjalam ke arah tangga.
"Bang Rafa" teriakku
"Iya sayang" ucap bang Rafa membalas teriakan ku.
Sesuai dengan yang ku inginkan, aku berharap Tisya mendengar ucapan bang Rafa yang memanggiku sayang. Aku merasa kekanak-kanakan tapi beginilah aku.

Bang Rafa menuruni tangga

Aku melihat kearah Tisya, matanya berbinar saat melihat bang Rafa

"Rafa" ucapnya girang
"Hei" ucap bang Rafa sambil menarik tanganku, berjalan menuju Tisya
"Apa kabar Fa?"
"Alhamdulillah baik, oh iya kenalin ini istri aku Sya"
"Istri kamu Fa?..wow. Kirain kamu masih berharap kepadaku. Janjimukan dulu mau nikahi aku.hahaha..enggak kok aku bercanda" ucapnya menyela
"Kapan?.maaf aku lupa Sya.hahaha" balas bang Rafa
"Bang, Sheeqa ambil minum dan kue dulu ya" ucapku
"Iya sayang"

Saat aku membawa minuman ke arah ruang tamu, aku melihat Tisya tampak bahagia.

"Awas aja dia berani-berani godain suamiku. Aku siram dia pakai air sirup..hem" gumamku.

Aku meletakkan minuman  dan kue di atas meja.
"Silahkan diminum kak!" Pintaku
"Oh iya. Terimakasih" jawabnya sambil tersenyum

Aku berjalan kearah tangga
"Mau kemana?" Tanya bang Rafa
"Mau lihat Mekka, tadi sih masih tidur. Mungkin udah bangun sekarang" jawabku
"Jangan lama-lama ya. Kalau sudah bangun ajak Mekka sekalian ke sini, biar diajak kenalan sama tante Tisyanya"
"Iya" ucapku datar.

"Bismillah. Semoga bang Rafa ingat kepadaku saat berbicara sama wanita itu. Pokoknya aku tidak mau di maduuuu. Kecuali jika aku sudah meninggal" harapku dalam hati.

ASHEEQATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang